Mohon tunggu...
Riska Rahmadewi
Riska Rahmadewi Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Hai! Saya adalah seorang penulis pemula yang penuh semangat dan selalu haus akan pengetahuan baru. Melalui blog ini, saya berbagi cerita-cerita inspiratif, tips praktis, dan refleksi pribadi tentang perjalanan hidup. Dengan gaya penulisan yang hangat dan autentik, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Bergabunglah dalam perjalanan saya dan temukan keajaiban dalam setiap cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekuatan di Balik Cacat Fisik

18 Juli 2024   17:52 Diperbarui: 18 Juli 2024   17:58 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sukses dengan kelas melukis, Siti merasa semakin dekat dengan impiannya. Menginspirasi banyak orang. Namun tantangan baru pun muncul. Permintaan akan belajar menggambar semakin meningkat sementara sumber daya yang tersedia terbatas. Siti dan Ibu Aminah tahu bahwa mereka harus mencari cara untuk mengatasi masalah ini.

Suatu hari, Siti menerima telepon dari seorang jurnalis yang ingin menulis cerita tentang perjalanan hidupnya. Mereka bertemu di rumah Siti dan Siti menceritakan bagaimana ia mengatasi cacat fisiknya dan menjadi inspirasi banyak orang melalui seni. Siti dengan percaya diri mengatakan: "Saya yakin setiap orang mempunyai potensi yang besar, Anda hanya perlu memberi mereka kesempatan untuk berkembang."

Artikel tersebut diterbitkan dan mendapat perhatian luas. Banyak orang yang terinspirasi dengan cerita Siti dan ada pula yang menghubunginya untuk menawarkan bantuan. Beberapa sponsor bersedia menyumbang untuk mendukung kelas menggambar, sementara beberapa seniman lokal menawarkan diri untuk menjadi sukarelawan. Dukungan ini membuat Siti semakin semangat.

Dengan bertambahnya sumber daya, Siti dan Ibu Aminah mulai memperluas programnya. Mereka membuka kelas menggambar di beberapa desa tetangga dan bahkan menyelenggarakan pameran seni untuk anak-anak. Setiap pameran menjadi momen yang membanggakan, tidak hanya bagi anak-anak namun juga seluruh masyarakat.

Di tengah kesibukannya, Siti selalu melukis untuk dirinya sendiri. Ia tahu bahwa seni adalah bagian dari jiwanya dan melalui lukisan tersebut ia terus mengekspresikan emosi dan pengalamannya. Salah satu lukisan terbarunya merupakan representasi perjalanannya dari masa kecil yang dianggap remeh karena keterbatasan fisik hingga menjadi inspirasi banyak orang. Lukisan tersebut menggambarkan sebuah perjalanan yang penuh warna, dengan latar belakang yang berubah dari gelap menjadi terang, simbol kedewasaan dan harapan.

Suatu sore, sepulang dari mengajar, Siti duduk bersama Bu Aminah di teras rumah mereka. Mereka memandangi bintang-bintang di langit, merasa damai. "Bu, saya merasa sangat bahagia. Siti berkata: "Bukan hanya karena saya bisa berkreasi, tapi juga karena saya bisa membantu orang lain menemukan kebahagiaannya."

Bu Aminah tersenyum sambil memegang erat tangan putrinya. "Siti, kamu sudah menunjukkan bahwa kekuatan sejati tidak diukur dari fisik, tetapi dari hati yang kuat dan tekad yang tidak pernah padam. Kamu telah memberikan harapan dan inspirasi kepada banyak orang, dan aku sangat bangga padamu."

Siti menatap bintang, merasa bersyukur. Dia tahu perjalanannya belum berakhir. Ia masih memiliki banyak impian yang ingin ia capai dan banyak orang yang ingin ia bantu. Dengan dukungan ibunya dan masyarakat yang terus berkembang, Siti yakin semua yang diimpikannya bisa terwujud.

Di bawah langit malam berbintang, Siti merasa siap bekerja menuju impian baru, membawa semangat dan inspirasinya kemana pun dia pergi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun