Mohon tunggu...
Riska Rahmadewi
Riska Rahmadewi Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Hai! Saya adalah seorang penulis pemula yang penuh semangat dan selalu haus akan pengetahuan baru. Melalui blog ini, saya berbagi cerita-cerita inspiratif, tips praktis, dan refleksi pribadi tentang perjalanan hidup. Dengan gaya penulisan yang hangat dan autentik, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Bergabunglah dalam perjalanan saya dan temukan keajaiban dalam setiap cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekuatan di Balik Cacat Fisik

18 Juli 2024   17:52 Diperbarui: 18 Juli 2024   17:58 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah kerumunan, seorang jurnalis menghampiri Siti. "Ceritakan kepada kami tentang inspirasi di balik lukisan Anda ini," tanya reporter itu. Siti dengan rendah hati bercerita tentang kehidupannya, dukungan ibunya, dan bagaimana dia menemukan kekuatan melalui seni. "Saya ingin menunjukkan bahwa setiap orang mempunyai kekuatan dalam dirinya, apapun keterbatasan fisiknya," ujarnya.

Pameran ini tidak hanya mengangkat profil Siti di dunia seni tetapi juga menginspirasi banyak orang. Mereka melihat dalam diri Siti sebuah contoh nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan yang tepat, seseorang dapat mengatasi segala keterbatasan dan mencapai hal-hal yang luar biasa. Siti bersyukur atas segala kesempatan yang didapatnya dan ia bertekad untuk terus berkarya dan menginspirasi lebih banyak orang.

Kehidupan Siti kini berubah drastis. Dari seorang gadis belia yang dulunya dianggap remeh karena keterbatasan fisiknya, kini ia telah menjadi sosok yang disegani dan dikagumi. Namun yang lebih penting, Siti merasa telah menemukan panggilan hidupnya. Ia tahu bahwa melalui seni, ia dapat memberikan suara kepada mereka yang mungkin tidak merasa didengarkan.

Setelah kesuksesan pamerannya, Siti mulai berpikir lebih jauh tentang bagaimana ia dapat memberikan dampak yang lebih besar pada komunitas Anda. Dia merasa itu adalah tanggung jawabnya untuk membantu orang lain yang berada dalam situasi yang sama seperti dia. Dari sinilah muncul ide membuka kelas menggambar gratis untuk anak-anak dalam keadaan sulit.

Siti mendiskusikan ide ini dengan Bu Aminah. "Bu, saya ingin membuka kelas melukis bagi anak-anak di desa ini. Saya ingin mereka merasakan kebahagiaan dan kekuatan yang saya dapat dari melukis," kata Siti penuh semangat. Bu Aminah menyambut baik ide ini dan mendukung penuh Siti.

Dengan bantuan beberapa guru dan teman, Siti mulai merencanakan dan mengorganisir kelas menggambar. Mereka diperbolehkan menggunakan salah satu ruangan kosong di balai desa sebagai tempat belajar. Siti juga mengumpulkan donasi dari berbagai pihak untuk menyediakan bahan melukis bagi anak-anak.

Hari pertama kelas melukis akhirnya tiba. Anak-anak dari segala usia memiliki rasa ingin tahu dan antusias. Siti menyambut mereka dengan senyum lebar, sedikit gugup namun bersemangat untuk berbagi ilmu. "Selamat datang anak-anak. Di sini kita akan belajar cara menggambar dan mengekspresikan diri melalui seni. Siti dengan hangat berkata. "Jangan takut untuk mencoba hal baru dan ekspresikan dirimu yang sebenarnya."

Anak-anak mulai menggambar di bawah bimbingan Siti. Beberapa orang tampak bingung pada awalnya, namun lambat laun mereka mulai menikmati prosesnya. Siti berjalan mengitari ruangan sambil memberikan nasehat dan semangat kepada setiap anak. Ia melihat potensi besar dalam diri mereka dan itu membuatnya semakin bersemangat.

Kelas menggambar ini tidak hanya memberikan anak-anak tempat untuk belajar seni, tetapi juga tempat di mana mereka merasa diterima dan didukung. Siti menciptakan lingkungan yang positif dan penuh kasih sayang dimana setiap anak merasa dihargai. "Kamu hebat sekali, teruslah mencoba," kata Siti kepada seorang anak yang berhasil menciptakan gambar yang indah setelah berkali-kali mencoba.

Keberhasilan kelas menggambar ini membuat Siti semakin terkenal dan disegani di masyarakatnya. Masyarakat mulai memahami bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berbuat baik dan memberikan dampak positif. Siti pun merasa semakin bahagia dan puas dengan hidupnya karena mengetahui bahwa dirinya bisa membantu orang lain dan membuat perbedaan.

Melalui kelas melukis ini, Siti tidak hanya mengajarkan seni tetapi juga memberikan harapan dan inspirasi bagi anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, mereka dapat mengatasi segala batasan dan mencapai impiannya. Siti bangga menjadi bagian dari perjalanan mereka dan ia bertekad untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi komunitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun