Mohon tunggu...
RISKA PUTRIYANA
RISKA PUTRIYANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hai aku Riska

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K-Pop Merajalela: Warisan Seni Budaya Asli Indonesia Terancam Punah?

31 Januari 2023   18:13 Diperbarui: 31 Januari 2023   18:17 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beragam warisan seni budaya asli Indonesia yang unik dan telah mendunia. Mulai dari seni tari (tari Saman dan tari Bali), seni musik, bahasa yang berbeda-beda, bahkan dunia perfilman/drama yang juga mendapatkan penghargaan-penghargaan dari luar negeri. 

Namun pada kenyataannya, budaya-budaya asli Indonesia ini masih jarang mendapatkan apresiasi dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini dikarenakan kurang meleknya masyarakat terhadap keunikan warisan seni budaya asli Indonesia yang disebabkan oleh kurangnya peran pemerintah dalam pengembangan warisan seni budaya asli di dalam Indonesia. 

Maka dari itu, pemerintah perlu mengembangkan warisan seni budaya asli Indonesia seperti aspek seni film/drama dan musik yang terancam punah dampak dari berkembangnya budaya KPOP di Indonesia. 

Perkembangan produksi perfilman di Indonesia kerap kali ditayangkan di platform-platform tertentu seperti bioskop maupun platform online berbayar lainnya sehingga tidak semua kalangan dapat menikmati produksi film tersebut karena berbagai faktor hambatan yang dialami setiap individu masyarakat Indonesia. 

Sinetron yang merupakan bagian dari hasil produksi perfilman yang berproduksi dengan jangka panjang kerap ditayangkan di stasiun-stasiun televisi yang memungkinkan segala kalangan masyarakat dapat mengaksesnya sebab mereka tak harus merogoh kocek untuk dapat menikmati hasil karya drama tersebut. 

Alur serta tema drama yang diproduksi pada sinetron Indonesia kerap terkesan monoton dan hanya membahas di satu orientasi yaitu tentang keluarga. Bagaimana seseorang melakukan perilaku durhaka terhadap individu lainnya, seperti sinetron yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi lokal dengan salah satu judulnya yaitu "Akibat Zalim Kepada Ayah, Keranda Jenazah Anak Diserang Lebah". 

Judul-judul sinetron seperti mendominasi seperti itu telah merepresentasikan isi dari sinetron tersebut yang kadang kala makna dari sinetron tersebut monoton dan membosankan sehingga membuat minat masyarakat menurun terhadap produks seni film/drama dan sinetron Indonesia karena tidak memiliki pengetahuan dan pelajaran yang baru. 

Selain pada aspek seni film/sinetron, musik yang beredar di kalangan masyarakat sangat berpengaruh pada pengembangan minat masyarakat terhadap warisan seni budaya asli Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara Korea telah sukses dalam menyebarkan hasil soft diplomacy di bidang musik yaitu KPOP ke seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. 

Mudahnya masyarakat Indonesia dalam mengakses budaya-budaya yang telah dikembangkan oleh negara Korea melalui Korean Pop (KPOP) berdampak terhadap orientasi minat masyarakat di Indonesia terhadap musik menjadi seorang Kpopers atau yang kerap disebut untuk penggemar KPOP. 

Meningkatnya pengguna sosial media dari semua kalangan umur di Indonesia kini mempengaruhi penyebaran budaya KPOP yang semakin gencar. Tak hanya dalam bidang musik, negara Korea juga gencar melakukan soft diplomacy mereka melalui drama yang beragam dan bermakna bagus yang kerap disebut sebagai Kdrama dan memiliki penggemar yang juga berasal dari Indonesia. 

Berdasarkan argumen-argumen di atas dapat dimaknai bahwa rendahnya peran pemerintah dalam menyebarluaskan warisan seni budaya asli di Indonesia. Dibutuhkannya instansi yang membimbing masyarakat dalam terus meneruskan warisan seni budaya asli Indonesia agar seni budaya asli Indonesia tidak punah begitu saja karena adanya pengaruh seni budaya lain yang berasal dari luar negara Indonesia. Berbagai warisan seni budaya asli Indonesia yang unik dan bersejarah sangat disayangkan apabila tidak dikembangkan dan dibiarkan punah begitu saja. 

Dengan begitu, pemerintah dapat membimbing masyarakat dalam lingkup kecil serta instansi yang mengurus aspek perfilman seperti Badan Perfilman Indonesia (BPI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam upaya pengembangan warisan seni budaya asli Indonesia. 

Pemerintah dapat masuk ke lingkungan masyarakat terkecil dengan cara mengusulkan tingkat SD, SMP, serta SMA untuk mempunyai mata pelajaran khusus mengenai budaya-budaya asli Indonesia dan mengembangkannya menjadi berbagai kesenian seperti seni tari, musik, dan bentuk seni lainnya. 

Pemerintah juga dapat membimbing instansi-instansi yang mengurus produksi perfilman seperti BPI, KPI dan instansi perfilman lainnya dengan memfilter film/sinetron yang akan ditayangkan dengan meloloskan karya yang dapat mendidik masyarakat berbagai kalangan umur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun