Mohon tunggu...
Riska Puspita
Riska Puspita Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 4 Cikarang Utara Kab. Bekasi

Seorang Pendidik, Pengusaha, dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadikan Menulis Sebagai Passion

19 Oktober 2023   14:55 Diperbarui: 19 Oktober 2023   15:17 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mungkin pernah mendengar seseorang yang beranggapan kalau dia tidak punya bakat menulis dan menyatakan kalau menulis merupakan hal yang sangat sulit, atau ternyata justru malah kita sendiri yang memiliki pikiran seperti itu. Saya harap, saat anda membaca tulisan ini, tetapkan dalam hati dan pikiran anda, bahwa menulis itu bukanlah sebuah bakat, tetapi suatu keterampilan yang harus dipraktikan dan diasah secara terus menerus. Sebagaimana hal tersebut disampaikan oleh Sri Sugiastuti atau yang lebih dikenal dengan sapaan Bunda Kanjeng Sang Ratu Antologi dalam pertemuan kedua KMBN PGRI gelombang 30 dalam tema "Menjadikan Menulis Sebagai Passion" pada grup WA Hari Rabu 12 Oktober 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Bunda Kanjeng menyampaikan bagaimana proses yang beliau lalui sejak kelas 6 SD hinggal sekarang diusianya yang sudah senja terus bergerak menulis. Beliau menjadikan menulis sebagai sarana dakwah, sarana selfhealing, sarana silahturahmi dan banyak lagi. Ada beberapa hambatan yang mungkin dirasakan saat menulis yaitu sebagai berikut :

  • Merasa tidak punya bakat menulis. Biasanya hal ini dirasakan oleh penulis pemula justru sebelum mereka mencoba. Merasa tidak bakat menjadi mental blok yang seharusnya dihindari.
  • Tidak memiliki waktu. Setiap orang punya waktu yang sama 24 jam setiap harinya, dan menulis itu bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Asalkan ada kemauan yang kuat. 
  • Tidak memiliki ide.  Ide itu bisa darimana saja, bisa dari apa yang kita rasakan, apa yang kita lihat, maupun apa yang kita alami. Jangan takut menuliskan apapun yang ada dalam pikiran kita dan takut salah. Setiap tulisan itu ada takdirnya, ada pembacanya.
  • Tidak mau dikritik. Ingatlah satu hal ini bahawa "Menulis adalah proses kreatif".  Jangan jadikan kritikan sebagai hal yang bisa melemahkan, justru jadikan kritik itu sebagai  motivasi untuk menjadikan tulisan kita lebih baik.
  • Tidak mau menulis. Coba kita cari tau apa manfaat dari menulis. Banyak hal baik yang akan kita terima setelah kita menulis, lalu masihkah kita enggan untuk mulai menulis?

Itulah 5 poin kendala atau hambatan dalam menulis yang disampaikan oleh Bunda Kanjeng. Selanjutnya beliau juga memaparkan tentang 4 langkah menjadi penulis yang baik yaitu :

  • Read. Membaca dan menulis adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Untuk menjadi penulis, kita harus menjadi pembaca banyak buku. Hal itu bisa menambah wawasan kita, menambah penguasaan vocabullary, atau bisa jadi menjadikan ide dalam tulisan yang akan kita buat.
  • Discuss. Adakalanya ide menulis itu muncul ketika kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau diri kita sendiri. Bila perlu kita bisa memiliki seorang mentor dalam menulis.
  • Look and Feel. Lihat dan rasakan setiap tulisan yang kita baca maupun yang kita tulis sendiri. Itu akan mengasah kemampuan kita dalam menulis, kepekaan dalam memaknai sesuatu bisa menjadikan sebuah potensi besar dalam menulis.
  • Socialize. Dalam langkah ini, kita tau berapa banyak pengetahuan, pengalaman, serta kisah orang lain yang bisa kita serap?

Dalam statement pamungkasnya Bunda Kanjeng menyampaikan bahwa Menulis danmembaca adalah kegiatan literasi yang akan mencerdaskan. Menulis banyak sekali manfaatnya.  Jangan ada kata terlambat atau tidak bisa bila belum dicoba atau dipraktikkan. Teruslah membaca dan menulis agar ada jejak digital maupun bentuk perintah, yang karyanya bisa menjadi warisan, sekaligus sebagai jejak bahwa kita pernah hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun