Mohon tunggu...
riska novianti
riska novianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perceraian Dini Akibat Pernikahan Usia Dini

13 Mei 2024   23:32 Diperbarui: 13 Mei 2024   23:36 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto: Getty Images/iStockphoto/fufupix)

Penyebab terjadinya perceraian dini salah satunya adalah kurangnya kesiapan mental dan emosional. Pada usia yang masih muda, individu cenderung belum matang secara mental, emosional serta belum memiliki pemahaman yang cukup tentang tanggung jawab dalam pernikahan. Selain itu, tekanan sosial juga dapat menjadi faktor penyebab perceraian dini. Dalam beberapa budaya, pernikahan di usia muda dipandang sebagai norma dan diharapkan oleh masyarakat. Namun, ketika pasangan tersebut merasa terbebani dengan harapan dan tekanan sosial tersebut, mereka mungkin tidak dapat mempertahankan pernikahan mereka.

Masalah keuangan juga sering kali menjadi penyebab perceraian dini. Pernikahan pada usia dini seringkali dilakukan oleh pasangan yang masih belum memasuki dunia kerja atau belum memiliki stabilitas finansial. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dalam pernikahan dapat menyebabkan konflik dan ketegangan yang akhirnya berujung pada perceraian. 

Hal ini dapat dikaitkan dengan Pasal 34 ayat 1 Undang-Undang tentang Perkawinan yang pada prinsipnya adalah kewajiban suami untuk melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga yang mana di dalamnya termasuk kewajiban suami sebagai kepala keluarga untuk memberikan nafkah kepada isteri dan anak-anaknya.

Perceraian dini memiliki dampak yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Bagi individu yang mengalami perceraian dini, mereka mungkin mengalami trauma emosional dan kesulitan dalam memulai kehidupan baru. Selain itu, mereka juga berisiko mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.  

Dari segi sosial, perceraian dini dapat menyebabkan stigma sosial dan penolakan oleh masyarakat. Individu yang bercerai pada usia muda seringkali dianggap sebagai "gagal" dalam menjalani pernikahan. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesejahteraan sosial dan psikologis individu tersebut.

Selain itu, perceraian dini juga dapat berdampak negatif pada masyarakat secara keseluruhan. Tingginya angka perceraian dini dapat mengganggu stabilitas keluarga, menyebabkan peningkatan jumlah anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil, dan berpotensi menimbulkan masalah sosial seperti peningkatan angka kriminalitas dan pengangguran.

Tingginya angka pernikahan dini merupakan permasalahan yang sangat serius. Hal ini dapat berdampak pada generasi mendatang. Selain itu, pernikahan dini juga sebagai salah satu penyumbang kasus angka perceraian di Indonesia.

Maka dari itu untuk mengatasi masalah perceraian dini, diperlukan upaya pencegahan yang efektif. Pertama, pendidikan tentang kesiapan pernikahan dan pola hubungan yang sehat harus diberikan kepada individu sejak usia muda. Dalam pendidikan ini, penting untuk mengajarkan nilai-nilai seperti komunikasi yang baik, empati, dan resolusi konflik yang sehat. 

Selain itu, langkah-langkah seperti pelarangan pernikahan anak di bawah usia yang ditentukan secara hukum dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif perceraian dini juga harus dilakukan. Pemerintah dan lembaga masyarakat harus bekerja sama untuk menyediakan akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan layanan kesehatan reproduksi bagi remaja.

 

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun