Mohon tunggu...
Riskami Wal Ikrami
Riskami Wal Ikrami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Peminat Isu Sosial, Budaya, Gender, Pancasila dan Kewarganegaraan

I am an ordinary man.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengajian Pemuda Silaping: Suatu Ikhtiar Pembinaan Religiositas

22 Februari 2021   11:25 Diperbarui: 22 Februari 2021   11:46 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia kini tengah digenggam oleh pesatnya perkembangan globalisasi. Bahwa kini dunia sudah tidak ada lagi batasannya. Hal ini dibarengi dengan majunya teknologi manusia. Seolah-olah kini kita tidak dapat lagi hidup tanpa teknologi kontemporer. Internet salah satunya. Disamping memudahkan akses informasi dan komunikasi bagi manusia, hal ini juga menyimpan banyak efek negatif. Dan efek negatif ini bersifat relasional yaitu adanya keterkaitan satu sama lainnya. Salah satunya ialah maraknya fenomena degradasi religiositas. Ungkapan sederhananya seperti ini dulu ia yang dikenal sebagai rajin ibadah, tapi lambat laun ia melupakan Tuhannya.

Hal ini tidak patut kita untuk murni menyalahkan teknologi itu sendiri. Pun menuntut tenggung jawab pemerintah atau korporasi penyedia informasi agar memfilter konten-konten yang menyesatkan. Adalah kita makhluk yang hipokrit jika hanya menyalahkan hal tersebut. Toh yang paling bertanggung jawab atas pribadi sendiri ialah diri sendiri, sejatinya. Oleh sebab itu, untuk membentuk generasi muda yang religius, kuat iman, berakhlakul karimah, sadar akan keberadaannya sebagai makhluk Sang Khalik perlu dilakukan suatu upaya.

Untuk itu, Pemuda Jorong (kampung) Silaping mengadakan pengajian rutin yang merupakan suatu ikhtiar dalam membina religiositas generasi muda. Jika diperhatikan, keadaan generasi muda di Jorong Silaping tidak ubahnya dengan masyarakat perkotaan saat ini. Banyak perilaku devian yang dilakukan oleh generasi muda, tidak hanya dewasa bahkan para remaja. Hingga menyebabkan masalah sosial. 

Perkelahian, minuman keras, judi, melawan kepada orang tua dan guru, menipisnya tenggang rasa, meninggalkan ibadah, bahkan mengarah kepada aktivitas seksual, dan lain sebagainya. Ini semua merupakan hal-hal yang menyimpang dari nilai-nilai religius dan marak terjadi di jorong ini.

Pengajian ini bukanlah suatu hal yang baru dilakukan oleh Pemuda Jorong Silaping. Ini merupakan rutinitas yang sempat vakum lama karena kevakuman pengurusnya. Namun, semenjak terbentuknya kepengurusan kepemudaan yang baru, rutinitas ini kembali digiatkan. Pengajian dipergilirkan di setiap masjid yang ada di masing-masing dusun di Jorong Silaping. Di antaranya yaitu Masjid Raya Silaping, Masjid Nurul Amal, dan Masjid Al-Barkah.

Pengajian ini disambut hangat oleh masyarakat yang dibuktikan dengan hadirnya masyarakat sekitar masjid. Pengajian yang dilakukan setiap Ahad malam diisi oleh keterwakilan dai-dai muda. Sudah tiga kali pengajian ini kembali diadakan, dua kali diantaranya diisi oleh dai muda. Pengajian ini diadakan dengan sistem ceramah dan dilanjutkan dengan tanya jawab.

Diharapkan, dari kegiatan pengajian ini para generasi muda menyadari bahwa segala aktivitas dunia dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Mampu menumbuh kembangkan nilai-nilai religiositas. Karena sejatinya tujuan dari diadakannya kembali pengajian ini adalah untuk mengingatkan. 

Sebagaimana penutup ceramah dari dai Ahad malam terakhir, bahwa tugas kita hanyalah mengingatkan. Dan ini sesuai dengan Q.S Al Qashash ayat 56 yang menyatakan bahwa "sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada yang Dia kehendaki". Hal ini menunjukkan bahwa kita hanya menyampaikan/mengingatkan, tidak lebih. Bahkan nabi Muhammad pun tidak mampu, karena Allah lah yang memberi hidayah tersebut.

Semoga dengan kegiatan pengajian rutin tersebut, mampu membentuk generasi yang tidak meninggalkan nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Sadar akan epistemologi Islam relasional yang terintergrasi dalam konsep tauhid, semuanya dari Tuhan dan akan kembali kepada Nya. Sehingga mampu mengarungi kehidupan yang serba dimanjakan oleh teknologi, yang tentu ke depan akan lebih maju dan kompleks. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun