Mohon tunggu...
Riska Amalia
Riska Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan

life, laugh, simp

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Serba-Serbi Pernikahan Dini di Masa Pandemi dan Dampaknya bagi KIA

20 Juni 2021   18:41 Diperbarui: 20 Juni 2021   18:48 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hal ini merujuk pada pernikahan dini yang mana dalam usia sekitar 18 tahun adalah masa-masa transisi menuju kedewasaan yang menyebabkan perubahan emosi yang kurang stabil. Apalagi remaja sekarang memiliki nilai karakter yang bisa terbilang rendah ditambah dengan rendahnya pengawasan orang tua yang dapat menyebabkan remaja bisa terjerumus pada pergaulan yang bebas.

Lanjut pada saat kehamilan asupan nutrisi yang baik dan benar seperti menu makanan 4 sehat 5 sempurna harus selalu digiatkan. Hal ini untuk mendukung tumbuh kembang bayi agar meminimalkan risiko BBLR nantinya. Selain itu juga bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu tetap baik dan pertumbuhan bayi normal serta mempersiapkan produksi ASI.

Bila Ibu malas dalam memperhatikan asupan zat gizinya maka akan berdampak buruk bagi sang anak. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, maka akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak. Hal  ini akan berakibat terjadi ketidakmampuan otak berfungsi secara normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan tergangggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil, jumlah sel darah otak berkurang, terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Lebih parahnya anak akan mengalami stunting dan keterlambatan dalam berfikir.

Dari masalah diatas dapat disimpulkan bahwa fenomena yang gencar saat ini ada maraknya pernikahan dini yang didukung oleh orang tua para remaja. Jika fenomena tersebut berlangsung hingga pandemi berakhir, akibatnya pada kesehatan ibu dan anak dan berdampak pada generasi mendatang. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat harus kritis dalam menanggapi hal tersebut dan berupaya mensosialisasikan tentang pernikahan dini agar tidak semakin mewabah di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun