Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah dasar penting dalam perekonomian Indonesia, dengan menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penciptaan lapangan kerja, UMKM memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Namun, adapun banyak UMKM yang menghadapi beberapa tantangan dalam meningkatkan profitabilitas di tengah persaingan yang semakin ketat.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu pengelolaan biaya yang efektif dalam meningkatkan profitabilitas melalui teknik akuntansi manajemen. Dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC), memungkinkan UMKM untuk mengidentifikasi biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan dalam proses produksi.
Akuntansi manajemen merupakan proses pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi keuangan yang membantu UMKM dalam pengambilan keputusan. Salah satu teknik yang paling efektif dalam akuntansi manajemen adalah Activity Based Costing (ABC).
Metode Activity-Based Costing (ABC) adalah sebuah pendekatan dalam akuntansi manajemen yang digunakan untuk mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai biaya yang terkait dengan setiap produk, sehingga UMKM dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait harga jual, pengendalian biaya, dan efisiensi operasional.
Metode ABC digunakan untuk menentukan biaya per unit produk secara lebih akurat, sehingga dapat menetapkan harga jual yang kompetitif dan tetap menjaga margin keuntungan. Metode ABC tidak hanya memberikan wawasan tentang pengelolaan biaya, tetapi juga membantu UMKM dalam merespon perubahan pasar dan meningkatkan keberlanjutan usaha mereka.
Penerapan metode ABC pada salah satu UMKM yaitu Sugar Town Dessert, sebuah usaha kuliner yang memproduksi berbagai jenis dessert seperti Banoffee dan Lasagna. Dalam kondisi ini, penting untuk memahami struktur biaya yang terlibat dalam produksi kedua produk tersebut. Dalam metode ABC ini menggunakan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dalam waktu satu bulan produksi.
Tahap awal dalam menggunakan metode ini yaitu mengidentifikasi biaya bahan baku untuk produk Banoffee dan Lasagna, pemilik usaha dapat melihat secara jelas berapa banyak yang dikeluarkan untuk setiap jenis bahan. Ini membantu dalam memahami struktur biaya dan memungkinkan pemilik untuk mengontrol pengeluaran dengan lebih baik. Serta menghitung biaya tenaga kerja langsung yang mencakup waktu yang dihabiskan untuk setiap produk Banoffee dan Lasagna.
Metode ABC mempunyai dua cara dalam menentukan biaya per unit untuk setiap produknya yaitu dengan menghitung biaya per unit menggunakan metode tradisional dan menggunakan metode ABC. Yang pertama menggunakan metode tradisional. Dalam metode ini melakukan perhitungan dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan. Hasil total dari keseluruhan dibagi dengan unit yang diproduksi sehingga dapat menghasilkan biaya per unit untuk masing masing produk Banoffee dan Lasagna.
Yang kedua yaitu menggunakan metode ABC. Pada metode ini berbeda dengan metode tradisional, yang mana pada metode tradisional menggunakan biaya overhead pabrik yang dibebankan. Maka pada metode ABC menggunakan aktivitas aktivitas yang mempengaruhi biaya overhead pabrik. Aktivitas yang digunakan yaitu aktivitas penggunaan mesin, pengolahan bahan, penggunaan listrik, dan pengemasan yang dari setiap aktivitas harus mempunyai pemicunya masing masing.
Dari aktivitas di atas maka perlu menghitung rasio konsumsi untuk melihat nilai presentase dari setiap aktivitas yang kemudian di kelompokkan jika mempunyai nilai presentase yang sama. Hasil dari kelompok rasio konsumsi dapat digunakan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik setiap kelompoknya. Sehingga hasil akhir dari keselurahan biaya overhead pabrik di jumlahkan dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan di bagi dengan unit yang diproduksi setiap produknya untuk menghasilkan biaya per unit produk.
Tahap selanjutnya yaitu melakukan perbandingan antara metode tradisional dan metode ABC dalam menghitung biaya per unit produk untuk Banoffee dan Lasagna. Dalam metode tradisional, semua biaya overhead dibagi rata berdasarkan volume produksi tanpa mempertimbangkan kompleksitas atau waktu yang dibutuhkan untuk setiap produk. Sebaliknya, metode ABC memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana setiap aktivitas berkontribusi terhadap total biaya.
Informasi yang diperoleh dari akuntansi manajemen melalui metode ABC mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan mengetahui biaya per unit produk secara akurat, pemilik Sugar Town Dessert dapat menetapkan harga jual yang kompetitif tanpa mengorbankan margin keuntungan.
Selain itu, pemilik dapat mengevaluasi produk mana yang paling menguntungkan dan mana yang perlu ditinjau kembali atau dihentikan produksinya. Keputusan ini sangat penting dalam meningkatkan profitabilitas usaha. Dan menganalisis aktivitas yang menyebabkan pemborosan atau peningkatan biaya, UMKM dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi atau menghilangkan aktivitas tersebut.
Studi kasus pada Sugar Town Dessert menunjukkan bahwa metode ABC membantu dalam memahami struktur biaya secara rinci, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk produk seperti Banoffee dan Lasagna. Keunggulan metode ini dibanding metode tradisional terletak pada kemampuannya memperhitungkan kompleksitas aktivitas, sehingga UMKM dapat menentukan biaya per unit produk dengan lebih tepat.
Metode Tradisional menghasilkan biaya per unit untuk Banoffee sebesar Rp19.153,78 dan untuk Lasagna sebasar Rp37.937,73. Sedangkan dalam metode ABC menghasilkan biaya per unit untuk Banoffee sebesar Rp18.490,92 dan untuk Lasagna sebesar Rp39.263,44. Sehingga perbandingan dari kedua metode tersebut mempunyai selisih untuk produk Banoffee sebesar Rp662,86 dan untuk produk Lasagna sebesar Rp1.326,71. Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang paling efektif yaitu metode ABC, karena mencakup keseluruh biaya overhead pabrik.
Dengan data akurat dari metode ABC, UMKM dapat menetapkan harga jual yang kompetitif tanpa mengorbankan margin keuntungan. Selain itu, pemilik usaha dapat mengevaluasi produk yang paling menguntungkan dan mengidentifikasi aktivitas yang memboroskan biaya untuk dihilangkan.
Rekomendasi utama meliputi penerapan metode ABC secara luas, optimasi aktivitas tidak efisien, dan pemanfaatan teknologi berbasis ABC untuk mempercepat pengelolaan biaya. Selain itu, UMKM disarankan melakukan evaluasi produk secara berkala guna memastikan keberlanjutan usaha dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan strategi ini, UMKM dapat memperkuat daya saing mereka di pasar yang semakin kompetitif dan berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI