Dengan mu...
Sepertinya hati ini teraniaya dengan mata itu...
Mata yang menatap tajam hati yang rapuh ini
Kata-kata cerdas terlontar, aku kagumi
Maafkan aku. Sepertinya lagi, aku tak pandai
Dalam mentimurkan cinta dan membaratkan hati
Hanya pelik kuutarakan..
Ka, wanitaku. Aku ingin menyebutmu dengan itu
Maafkan, Kenzi
(Di kala itu aku melihatmu duduk menantiku)
Aku menutup kertas ini. Ada setetes air mata jatuh membasahi tulisan dan membuatnya luntur. Aku menangis kecewa. Tidak aku tak bisa berbohong. Aku terenyuh dan sepertinya cukup terbalaskan penantianku. Ku yang dipojok itu sepertinya benar jatuh cinta dengan sosok yang penakut atas matasku. Tidak dia tidak takut hanya saja bersembunyi. Penantian yang tak jelas itu, kini telah menemukan titik terang.