Mohon tunggu...
Riska Y. Imilda
Riska Y. Imilda Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

IG: riskayi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Secret Admirer

29 April 2017   14:55 Diperbarui: 29 April 2017   17:42 2279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Seiring berlalunya detik-detik waktu, aku masih menganggap dia sebagai moodboosterku di sekolah. Sampai aku harus mendapatkan kenyataan pahit tentang dia. Ternyata dia pernah menyukai seseorang satu tingkatan dengannya. Bahkan, mereka pernah berpacaran. Bagaimana perasaanku pada saat itu? Pasti, kecewa jawaban hatiku. Tapi, aku sangat beruntung. Usia hubungan mereka tidak begitu lama. Seorang yang pernah menjadi pacarnya ialah adik kelas ku yang satu ekstrakurikuler dengannya. Berawal dari kabar tersebut, aku ingin semua kegiatanku untuk menjadi penggemarnya. Seperti, selalu memperhatikannya dari jauh dan mencoba mecari tahu tentangnya di media.sosial Aku telah patah hati.

***

            Pada hari ulang tahunku, mungkin hari tersebut merupakan hari yang sangat spesial dan tak terlupakan. Ketika sesaat aku pulang sekolah, aku membuka akun sosial media facebookku, untuk membalas setiap ucapan-ucapan dari teman dunia maya ini. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan 1 pesan langsung yang tidak terduga. Apa yang tejadi? Dia memberikan ucapan ulang tahun kepadaku dengan kata yang biasa diucapkan orang-orang. Tetapi, saat-sat tersebut ialah saat hatiku merasa senang. Esok hari aku langsung bercerita dengan teman-temanku. Bisa seorang perempuan apa yang tidak ia ceritakan sesuatu penting terjadi kepada teman terdekatnya? Apa lagi harus berkaitan dengan cinta. Rasa senangku sangat luar biasa. Temanku pun merespons dengan baik dan memberikan semangat bahwa langkah tersebut awal yang baik bagiku.

“Itu berarti dia taukalau kamu suka”

“ Waah, hebat. Semoga saja dia juga memiliki perasaan yang sama”

Berbagai macam tanggapan teman-temanku. Ini hal pertama aku mendapatkannya untuk mengawaali dan memperteguhkan perasaanku. Niatku untuk berhenti menyukainya batal. Sampai bulan-bulan berikutnya giliran dia yang Ulang tahun. Aku ucapkan rangkaian kata-katayang terbaik untuknya dan dia membaca serta membalasnya dengan ramahh mengikut sertakan emoticonsenyum dibelakang kata.

            Hampir 1 tahun aku menyukainya. Aku pernah membaca bahwa seseorang yang hanya mempunyai rasa sebatas suka akan bertahan 4 bulan, kalau lebih dari 4 bulan berarti anda tidaklagi menyukainya tapi apabila lebih orang tersebut telah mencintainya. Mungkin, aku mencintainya sudah satu minggu lebih dia tidak masuk sekolah. Aku hanya bisa bertanya-tanya kemana dia? Sakitkah. Aku ungkapkan kata-kata rindu di timeline. Semoga dia membaca bahwa itu semua untuk nya. Aku mendengar kabar bahwa dia mengikuti lomba di salahsatu cabang olahraga yang di geluti. Aku sadar bahwa dia salahsatu atlet. Aku hana bisa memberi semangat dan mendo’akannya dalam hati serta menyampaikannyadi sosial media berharap dia membaca dan merasa bahwa timelineitu untuknya.

            Ternyata tidak sia-sia dengan 1 minggu dia tidak sekolah. Dia mendapat penghargaan dengan juara dari cabang olahraganya.

            Itulah perjalanan awal aku menyukainya. Dan hari ini aku harus menunggu. Parkiran kosong dari orang-orang. Aku berniat meletakkan minuman dingin di motornya. Aku lihat dia telah berlari ke lapangan.

            Aku berjalan menuju motornya aku letakkan botol motornya, ku letakkan botol minuman di motor. Dengan rasa gugup melanda tubuhku takut sekali. Ketakutanku bertambah apabila ada seseorang yang melihat gerak-gerikku. Setelah itu aku langsung berlari menuju gerbang dan berencana pulang. Aku berharap dia menghargai pemberianku. Semoga, dia menyukai apa yang aku berikan. Walaupun tidak ada indentitas yang aku tulis. Ingin rasanya aku menulis nama lengkapku dengan jelas. Tapi, hatiku tidak sekuat itu untuk menggerakkan jari-jariku untuk menulis kata-kata tersebut. Aku takut bahwa dia membenci kata-kata aku menyukainya, aku takut kalu dia juga tidak memiliki perasaan denganku.

            Aku tersadar, aku hanya seorang perempuan, perempuan ditakdirkan untuk menunggu bukan mengejar. Itu kodrat perempuan. Aku ingin sekali perasaanku terungkapkan tapi apa daya. Aku hanya bisa mengikuti aliran perasaanku sampai kapan akan bertahan. Cukup aku tekankan kata-kata yang kukutip daari sebuah drama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun