Mohon tunggu...
Riska Ftr
Riska Ftr Mohon Tunggu... Arsitek - sibuk

no

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Buku "The Philosophy of Crayon", Sebuah Keistimewaan Crayon

29 Januari 2020   23:34 Diperbarui: 9 April 2021   15:13 4306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku "The Philosophy of Crayon" (Sumber : transmediapustaka.com)

Judul buku : The Philosophy of Crayon

Penulis : Carrin Fu

Penerbit : TransMedia Pustaka

Cetakan : 1, 2019

Kategori : Novel

Tebal : vi + 146 halaman

ISBN : 978 -- 623 -- 7100 -- 07 -- 2

Carrin Fu, perempuan biasa yang mulai percaya kalau setiap manusia memiliki kesempatan untuk menjadi luar biasa.

Yang menulis buku ini bukan untuk menggurui. Bukan untuk memberitahu kalian kalau hidup yang aku jalani sudah sebaik dan lurus seperti isi buku ini.

Tapi ini Carrin, si penulis yang punya banyak masalah sosial. Yang membuat karya ini berdasarkan masalah – masalah yang yang Carrin temui dan menulis untuk mengingatkan dirinya sendiri ketika sedang tidak waras. Yang tidak menyerah untuk tetap menjadi orang baik ketika mungkin hampir banyak dari kita sebenarnya punya alasan jadi setan. Sebelum The Philosohy of Crayon, Carrin juga sudah menerbitkan 2 buku bestseller.

Novel ini berisi motivasi -- motivasi yang sangat bermakna serta bagaimana cara kita memaknai hidup. Memberikan philosophy yang menarik serta bermakna antara manusia dengan crayon.Crayon punya warna yang  berbeda -- beda, manusia punya karakter yang berbeda -- beda. Walaupun patah, crayon tetap bisa memberikan warna. Walaupun punya masa lalu yang buruk, manusia masih bernilai dan bermanfaat.

Dalam buku ini, dunia dapat diumpamakan sebagai boks crayon dan  manusia adalah crayon yang ada di dalamnya. Satu boks crayon terdapat berbagai macam warna yang mampu menghadirkan perbedaan tampilan pada tiap bidang yang mereka 'sentuh'. Setiap crayon akan memiliki 'luka' yang berbentuk patahan.

Semakin sering crayon itu dipakai, maka 'luka' yang ada pun semakin banyak. Begitu pula dengan manusia yang akan menemukan ketidakindahan pada hidup ini. Pada satu titik, kita akan menghadapi kenyataan bahwa hidup kita ini tidak lagi kinclong. Semua terjadi akibat kesalahan- kesalahan yang kita buat sendiri. Goresan yang disebabkan oleh tindakan sendiri.

Pada buku ini, kita bisa belajar menjadi seseorang yang dewasa. Ketika kamu merasa kesal, marah, kecewa, kamu bisa memberitahu apa yang kamu rasakan, apa yang kamu butuhkan, dan apa yang menjadi akar masalah dari kekesalanmu itu tanpa membuat orang lain tersinggung.

Emosi yang kita rasakan bisa kita kontrol degan mencoba untuk menahan diri agar kita tidak menyikiti perasaan orang lain. Daripada mencoba mengendalikan hal -- hal yang tidak dapat kamu kendalikan, lebih baik kendalikan terlebih dahulu emosimu.

Saat kecil, kita adalah sosok yang dapat dengan gampangnya memberikan kepercayaan kepada orang lain, dapat dengan mudah merasa bahagia. Tapi seiring berjalannya waktu dan semakin menjadi dewasa, kita  pula semakin menjadi orang yang pengecut. Karena terlalu banyak kekecewaan yang didapat.

Padahal tidak ada larangan bagi kita untuk berharap lagi dan menciptakan mimpi yang baru. Semua kekecewaan, sebenarnya dapat kita atasi dengan memulai kembali bahkan beberapa kali walau sehancur apapun keadaan kita.

Buku ini memberikan motivasi untuk tetap menjadi diri sendiri. Buku ini memberitahukan hal apa saja yang bukan menjadi hak mu. Salah satunya adalah sudut pandang orang lain. Dibuku ini, penulis menjelaskan bahwa semua orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Semua orang berhak berpendapat, baik itu pendapat yang baik atau pun buruk.

Sebaik dan sehebat apapun kita, pasti orang lain tetap akan  memiliki pendapat yng berbeda tentang diri kita. kita semua bisa saja terlihat buruk di dalam cerita ataupun sudut pandang orang lain. Tinggal hanya kita saja yang akan memperdulikannya atau tidak.

Bila mana kita mendengarkan dan memperdulikan omongan jelek orang lain terhadap kita itu sama saja kita sudah bukan menjadi diri sendiri karena kita pasti berusaha merubah apa yang menurut mereka buruk padahal sebenarnya itu belum tentu benar -- benar  buruk.

Dengan bahasa dan alur yang mengalir membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca. Motivasi yang diungkapkan penulis dapat mengubah pola pikir kita kearah yang lebih baik. Membuat yang membaca menjadi lebih mengerti tentang makna hidup. Sangat cocok untuk remaja yang pemikiranya memang masih labil. 

Dari buku ini kita bisa belajar bahwa kita tak perlu mengendalikan apa - apa saja yang tidak berhak kita kendalikan, tak perlu memperdulikan omongan buruk orang lain yang nantinya akan menjadi sebuah kesedihan untuk diri sendiri.

Perpaduan warna pada isi buku ini membuat kita menjadi bersemangat dengan motivasi -- motivasi yang dikemukakan penulis.

Kertas yang digunakan bagus, serta ukuran huruf pada buku ini sangat pas sehingga enak dan nyawan untuk dibaca.

Tulisan yang dibuat menarik dengan memberikan kesan yang berwarna. Isi buku ini juga terdapat gambar  - gambar yang membuat kesan tidak membosankan sehingga menjadikan buku ini lebih menarik.

Gambar cover nya terlalu simple sehingga menjadi kurang menarik ketika petama kali melihat. Bahan cover nya juga kurang bagus karena mudah sobek dan terlipat sehingga terlihat kurang indah untuk dilihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun