Mohon tunggu...
Riska Fitriani
Riska Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Gizi - Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Langkah Besar Universitas Airlangga dalam Mewujudkan Zero Stunting Melalui Program BBK 'Kampung Emas Madani 2.0'

18 Desember 2023   23:49 Diperbarui: 18 Desember 2023   23:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara Ibu Hamil dan Calon Pengantin Berisiko di Kelurahan Banjar Sugihan (Dokumentasi Pribadi)

Belajar Bersama Komunitas (BBK) merupakan salah satu program dalam pendidikan tinggi di Universitas Airlangga, dimana BBK Unair merupakan salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu kegiatan yang menjadi bagian dari BBK adalah Kampung Emas Madani 2.0 yang berfokus pada perwujudan zero stunting di Kota Surabaya. Stunting telah menjadi sorotan utama dalam Sustainable Development Goals (SDGs), dimana salah satu tujuannya adalah menghapuskan kelaparan serta berbagai bentuk malnutrisi, termasuk menurunkan angka stunting di Indonesia dari 21,6% pada tahun 2023 menjadi target 14% pada tahun 2024. Ini menegaskan komitmen global untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan manusia secara menyeluruh.

Setelah berhasil dengan KKN Tematik Kampung Emas tahun 2022 yang dilaksanakan di 144 kelurahan Kota Surabaya dengan bertema “Penguatan Lima Pilar dalam Percepatan Penurunan Stunting”, tahun ini Universitas Airlangga Bersama Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur melaksanakan kegiatan BBK Tematik Kampung Emas dengan tema Kampung Emas Madani: Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya. Pelaksanaan BBK Tematik Kampung Emas Madani 2.0 dilaksanakan di 153 kelurahan di kota Surabaya. Program kegiatan ini didukung oleh dinas Kesehatan Kota Surabaya terkait pendanaan. Kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi nyata Perguruan Tinggi dalam mendukung program prioritas nasional dalam menurunkan prevalensi balita stunting di Indonesia.

Program ‘Kampung Emas’ merupakan kegiatan mahasiswa belajar di luar kampus untuk pemberdayaan masyarakat menuju kelurahan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Program ini merupakan kerja sama antara Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur dan dinas Kesehatan Kota Surabaya. Kegiatan kampung emas ini dapat dikonversikan menjadi mata kuliah KKN. Peserta Kampung Emas adalah mahasiswa Universitas Airlangga dari berbagai fakultas dan prodi. Peserta Kampung Emas Madani 2.0 berjumlah 459 mahasiswa yang nantinya akan dibagi kelompok (1 kelompok terdiri atas 3 mahasiswa). Selanjutnya, 153 kelompok akan dibagi kedalam 153 kelurahan di Surabaya.

Kelurahan Banjar Sugihan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Tandes. Jumlah balita stunting di Kelurahan Banjar Sugihan sudah mengalami penurunan. Stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya faktor usia kehamilan ibu, pola asuh ibu, asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, kurangnya akses keluarga dalam mendapatkan makanan bergizi, dan lain-lain. Kelurahan Banjar Sugihan dibina oleh Kelompok 9 yang beranggotakan Riska Fitriani prodi gizi, Diastata Orshinta prodi hukum, dan Ardenia Revita prodi keperawatan. Kelompok 9 dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yaitu Bapak Dominikus Raditya A, S.Gz., M.PH. Pelaksanaan program Kampung Emas dimulai pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan Desember 2023.

Perkenalan dengan Pihak Kelurahan Banjar Sugihan (Dokumentasi Pribadi)
Perkenalan dengan Pihak Kelurahan Banjar Sugihan (Dokumentasi Pribadi)

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita karena kekurangan energi kronis terutama pada 1.000 hari kehidupan. Penyebab utama dari stunting adalah asupan gizi dan status kesehatan yang kurang sejak saat di kandungan. Selain itu, penyebab stunting juga dapat berasal dari ibu, yaitu ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronis). Menurut salah satu penelitian menyebutkan bahwa ibu hamil dengan KEK dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting pada anak. KEK ini tidak hanya terjadi pada saat hamil, namun KEK dapat terjadi pada wanita usia subur. Jika pada wanita usia subur mengalami KEK dan tidak tertangani dengan baik, maka akan berlanjut KEK pada masa kehamilan. Oleh karena itu, salah satu strategi pemerintah dalam penanganan dan pencegahan stunting pada anak adalah mengurangi faktor penyebab dari wanita usia subur dan ibu hamil. Maka dari itu, pada program kampung emas ini, sasaran utama adalah calon pengantin, ibu hamil, dan balita yang beresiko.

Keikutsertaan Mahasiswa Kampung Emas pada Posyandu Balita di Kelurahan Banjar Sugihan (Dokumentasi Pribadi)
Keikutsertaan Mahasiswa Kampung Emas pada Posyandu Balita di Kelurahan Banjar Sugihan (Dokumentasi Pribadi)

Intervensi utama dalam mengurangi prevalensi stunting pada anak adalah dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 1000 HPK atau golden period ini dimulai dari janin di dalam kandungan sampai dengan dua tahun pertama kehidupan. Golden period sangat penting karena di masa itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan anak yang pesat dan riskan sehingga sangat berpengaruh untuk kualitas kesehatan anak di masa yang akan datang. Pencegahan utama stunting pada anak adalah memenuhi asupan nutrisi ibu hamil dan calon pengantin. Pemenuhan asupan nutrisi sangat penting untuk diperhatikan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu mulai dari gizi calon pengantin, calon ibu, calon janin yang masih berada di kandungan, sampai dengan 2 tahun pertama kehidupan anak tersebut.

Wawancara Ibu Hamil dan Calon Pengantin Berisiko di Kelurahan Banjar Sugihan (Dokumentasi Pribadi)
Wawancara Ibu Hamil dan Calon Pengantin Berisiko di Kelurahan Banjar Sugihan (Dokumentasi Pribadi)

Program Kampung Emas Madani 2.0 dimulai dengan melakukan analisis situasi untuk mengetahui ibu hamil beresiko, calon pengantin beresiko, dan balita yang stunting dan beresiko. Selanjutnya adalah memilih 10 ibu hamil, catin dan balita yang paling beresiko di kelurahan Banjar Sugihan. Kemudian mahasiswa melakukan wawancara terkait kesehatan mental, pengetahuan tentang sumber nutrisi, pengetahuan KB pasca persalinan, dan wawancara terkait nutrisi dengan recall dan sqffq. Selanjutnya setelah keselurahan data hasil wawancara turun lapangan dilakukan pengolahan data dan diskusi terkait permasalahan yang paling urgent di kelurahan tersebut. Dari hasil pengolahan data dan diskusi tersebut, selanjutnya akan dilakukan diseminasi awal dengan pihak puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan KSH serta TPK.

Edukasi Gizi oleh Mahasiswa kepada Calon Pengantin dan Ibu Hamil Sasaran di Puskesmas Manukan Kulon (Dokumentasi Pribadi)
Edukasi Gizi oleh Mahasiswa kepada Calon Pengantin dan Ibu Hamil Sasaran di Puskesmas Manukan Kulon (Dokumentasi Pribadi)

Kampung Emas Madani 2.0 memiliki 3 program unggulan, yaitu SBCC BESTIEZ, Laduni (Layanan Terpadu Pranikah), dan Formulasi Pangan Beriman. Pada SBCC BESTIEZ dilakukan intervensi berupa edukasi terkait kesehatan mental pada ibu hamil, catin dan ibu balita. Selain itu, pada SBCC BESTIEZ juga dilakukan edukasi terkait permasalahan yang paling urgent ditemukan saat melakukan wawancara, yaitu edukasi tentang KEK, Anemia, dan obesitas. Pada program Laduni, intervensi yang diberikan berupa monitoring konsumsi MMN menggunakan kartu monitoring dan edukasi terkait manfaat dan cara konsumsi MMN. Pada program formulasi pangan, intervensi yang diberikan adalah mengembangkan inovasi olahan makanan yang mengandung protein hewani yang mudah ditemui dan harga terjangkau di kelurahan Banjar Sugihan. Kelompok 9 di program Formulasi Pangan Beriman membuat inovasi makanan bahan protein hewani ayam, yaitu "Pastel Tutup Kentang Kukus".

Formulasi Pangan Sumber Protein Hewani Kelompok 9
Formulasi Pangan Sumber Protein Hewani Kelompok 9 "Pastel Tutup Kentang Kukus" (Dokumentasi Pribadi)

Selain ketiga program tersebut, Kampung Emas Madani 2.0 juga melakukan survey pasar di kelurahan Banjar Sugihan, kelas catin, dan pendokumentasian kegiatan PMBA pada salah satu balita sasaran di kelurahan Banjar Sugihan.

Berbagai program Kampung Emas Madani 2.0 yang telah dilakukan memberikan banyak sekali pengalaman kepada kelompok dalam melakukan belajar bareng komunitas ini bersama dengan pihak puskesmas (seperti bidan, HPK, dan staf gizi), pihak kelurahan, para Kader Surabaya Hebat (KSH), dan para Tim Pendamping Keluarga (TPK). Semoga dengan kegiatan Kampung Emas Madani 2.0 dapat memberikan memberikan dan kedepannya prevalensi stunting pada anak di kelurahan Banjar Sugihan dan Kota Surabaya dapat menurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun