Teknologi mampu mengikis jarak dengan slogan andalannya "mendekatkan yang jauh" melalui banyak cara, aplikasi messenger, media sosial, video call, dan masih banyak lagi.
Tapi, apakah teknologi benar-benar mampu meredam semua kesalahpahaman yang terjadi di antara kita? Apa teknologi benar-benar mampu menghadirkan masing masing dari kita saat salah satu dari kita mengalami hari yang sangat sangat sangaaaaat buruk? Mampukah teknologi menggantikan satu peluk hangat? Menggantikan satu genggam erat? Mampukah?
"Let me go home
 It will all right
 I'll be home tonight
 Im coming back home..."
Kita....
Kita mungkin ter-koneksi oleh teknologi canggih, Tapi, apakah itu cukup mampu membuat kita semakin dekat? Sanggupkah membuat aku dan kamu benar-benar saling mengenal? Mampukah aku dan kamu bisa benar-benar saling mengisi? Saling melengkapi?
"Apakah teknologi benar-benar mampu mendekatkan yang jauh atau malah menjauhkan yang dekat?
Dan, puncak terburuknya..
 Ketika semua tidak lagi berjalan sebaik yang kita inginkan, yang kita pikirkan, yang kita rencanakan. Ketika kita sudah sama-sama lelah untuk mengusahakan satu sama lain karena apapun yang kita coba lakukan untuk hubungan ini akan selalu berakhir dari satu amarah ke amarah yang lain, dari satu masalah ke masalah yang lain.
 Bahkan, komunikasi menjadi satu satunya hal yang sangat membuat kita frustasi.
Kali ini.
 Yang kita perlukan sepertinya memang hanyalah berhenti berbicara dan melepaskan satu sama lain.
"I’m just too far..
 From where you are
 I wanna come home.."
Langit senja telah berganti malam.
 Begitupun perasaan ini.
 Sadar bahwa cinta tidak sepenuhnya akan terasa manis, seperti namanya, juga malam yang tidak selalu menakutkan dengan gelapnya, karena hadir bintang-bintang.
Kita.. mungkin sedang melihat langit yang sama, di manapun kamu berada saat ini.
 Kita.. mungkin sedang melihat tebaran bintang yang sama, di manapun kamu berdiri saat ini.
 Tapi mungkin..
 kita tidak bisa lagi menjalani hidup yang dulu sama-sama kita mimpikan.
Semoga semua selalu berjalan baik untuk kamu. Ini memang berat, bukan cuma untuk kamu, tapi juga untuk aku. Seperti gelap malam yang di penuhi tebaran bintang, aku percaya, akan selalu ada banyak pilihan yang bisa kamu pilih dan kemudian perjuangkan. Tentunya, semoga seseorang yang lebih baik, karena kamu berhak mendapatkannya.