Mohon tunggu...
Riska Dheasari
Riska Dheasari Mohon Tunggu... Administrasi - I cant calm. Im a Scorpio

:)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kau Tak Pernah Bisa (Benar-Benar) Pergi. Tetaplah di Hatiku

17 Oktober 2016   21:07 Diperbarui: 18 Oktober 2016   19:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setibanya di Rumah Sakit, saya bertemu dan bertegur sapa dengan beberapa keluarga Eyang yang ada di sana, dan kemudian meminta izin untuk menemui Eyang. Saat memasuki kamar, semua pikiran-pikiran di perjalanan tadi buyar sejadi jadinya.

Yang saya temukan di sana adalah tubuh Eyang yang terbaring lemas. Keadaan fisik Eyang jauh sekali dibandingkan saat kami terakhir kali bertemu dan itu terlihat jelas dari bobot tubuhnya yang menurun drastis. Saya beranikan diri mendekati Eyang untuk menyapanya, memegang tangannya, meraih jemarinya yang tampak rapuh.

" Assalamualaikum Eyang..ini Riska..."

Sesak hati ini rasanya untuk berusaha tetap tegar menahan tangis melihat Eyang berada dalam kondisi seperti itu.
Bola mata Eyang kemudian bergerak tidak menentu seperti mencari sedang sumber suara.

"Ibu.. ini ada Riska datang, nengokin Ibu" bisik halus salah satu menantunya di telinga Eyang.

Ujung matanya kemudian berair. Mungkin pengelihatan, pendengaran ataupun kemampuannya berbicaranya bisa jadi berkurang sehingga komunikasi antara kami menjadi sulit, tapi cukuplah bagi saya Eyang tahu bahwa saya hadir untuknya dan saya juga percaya rasa rindu antara kami selalu berhasil tersampaikan melalui celah manapun.

Saat itu... mungkin Eyang sedang tidak berada di dalam kondisi terbaiknya, tapi bagi saya, itu adalah waktu terbaik yang saya dan Eyang punya untuk terakhir kalinya. Ya... Eyang kemudian meninggalkan kami semua dengan tenang pada 23 Februari 2014.

                                    ****

Kapasitas otak manusia akan berkurang seiring bertambahnya usia, dan memori yang mampu dimiliki pun otomatis akan terbatas.  Sehingga, kita harus memilih kenangan mana yang akan kita simpan, kekal.

Untuk saya, Eyang adalah salah satu yang akan selalu punya tempatnya tersendiri di dalam memori saya. Semoga, kalian juga memiliki memori yang indah tentang seseorang untuk disimpan kekal.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun