Komunikasi adalah pondasi penting dalam setiap interaksi manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Dalam konteks pembelajaran, komunikasi yang efektif dapat menciptakan suasana yang mendukung perkembangan siswa, baik secara akademis maupun emosional. Sebaliknya, komunikasi yang kurang baik dapat menjadi penghalang bagi terciptanya lingkungan belajar yang sehat. Seperti halnya pada saat saya melakukan wawancara dengan salah satu guru sekolah dasar berinisial SN pada Sabtu, 14/12/2024. Beliau mengatakan bahwa, membahas pentingnya komunikasi positif menjadi langkah awal untuk mewujudkan proses pembelajaran yang lebih harmonis dan berdaya guna. Selain itu beliau juga memberikan beberapa Solusi dalam meningkatkan komunikasi positif.
Peran Lingkungan Belajar
Menurut Johnson (2009) Dalam dunia pendidikan, lingkungan belajar memiliki peran yang sangat krusial dalam mendukung proses pembelajaran siswa. Tetapi pada kenyataannya tidak semua lingkungan belajar mampu memberikan suasana yang kondusif. Salah satu penyebabnya adalah komunikasi yang kurang efektif antara guru dengan siswa atau bisa juga disebabkan antar siswa. Komunikasi yang negatif, seperti nada bicara yang kasar, kurang penghargaan terhadap pendapat maupun prestasi siswa, hal itu juga dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa tidak hanya itu siswa juga bisa stres. Oleh karena itu, membangun lingkungan belajar yang sehat dengan menggunakan komunikasi yang positif menjadi sebuah keharusan dalam dunia Pendidikan khususnya.
Masalah Komunikasi Pembelajaran
Beberapa masalah yang sering muncul dalam komunikasi pembelajaran salah satunya adalah komunikasi satu arah Dimana guru cenderung hanya menyampaikan materi kemudian memberikan soal untuk diselesaikan dan kurang melibatkan siswa seperti membuat sesi tanya jawab secara langsung. Tidak hanya itu siswa juga kebanyakan malu bertanya Ketika guru tersebut menjelaskan sesuatu yang kurang jelas untuk dipahami. Kemudian kurangya apresiasi pihak sekolah terhadap usaha maupun prestasi siswa, sehingga siswa tersebut cenderung malas dan tidak mendapatkan motivasi. Belum lagi terkadang beberapa guru membanding-bandingkan antara satu siswa dengan siswa lainnya yang menyebabkan kurangnya kepercayaan diri siswa, walaupun hal tersebut dilakukan tanpa sengaja oleh pihak guru tersebut.
Komunikasi Positif
Menurut Bandura (1997) Komunikasi yang positif itu memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberhasilan pada dunia pendidikan. Dalam pengelolaan pola komunikasi yang positif, guru dan siswa membangun hubungan yang saling menghargai, mendukung, dan terbuka. Hal tersebut dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, memperbaiki komunikasi dalam pembelajaran, serta menciptakan suasana kelas yang harmonis dengan komunikasi yang positof tersebut siswa akan lebih merasa diperhatikan dengan melakukan komunikasi dua arah.
Tidak hanya itu menurut Hattie (2009) juga dijelaskan bahwa strategi komunikasi positif juga berperan dalam pengembangan karakter siswa, contohnya kepedulian, kemampuan mendengarkan, dan pengendalian emosi. Hal ini juga ditambahkan oleh Bandura (1997) bahwa lingkungan belajar yang sehat dapat membantu siswa untuk lebih fokus, kreatif, dan berprestasi. Selain itu juga dapat meningkatkan semangat dalam diri siswa dalam menghadapi tantangan akademik.
Solusi dalam Menciptakan Komunikasi Positif
Menurut SN dalam sesi wawancara mengungkapkan bahwa untuk menciptakan komunikasi yang positif, bisa dilakukan beberapa cara seperti memberikan umpan balik saat proses pembelajaran dengan menyampaikan saran yang membangun, menjaga sikap Ketika proses pembelajaran tanpa melibatkan masalah pribadi, memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat tanpa memikirkan benar salahnya jawaban mereka. Membuat diskysi kelompok dengan melibatkan seluruh siswa untuk berdiskusi dan berpendapat.
Solusi dalam hal ini pihak sekolah seharusnya bisa mengadakan pelatihan komunikasi untuk guru agar lebih efektif dan dapat memotivasi siswa, kepala sekolah melakukan pendekatan secara personal guna menyesuaikan Kembali cara berkomunikasi setiap guru, penggunaan teknologi guna menunjang komunikasi yang lebih terstruktutr dan terarah, mengadakan evaluasi secara berkala untuk mengetahui sejauh mana guru tersebut menerapkan pola komunikasi yang sudah dilakukan dalam proses pembelajaran
Untuk mewujudkan komunikasi positif yang efektif, diperlukan komitmen dari semua pihak, baik guru, siswa, maupun orang tua. Orang tua juga berperan penting dalam mendukung penerapan komunikasi positif di rumah. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang sehat melalui komunikasi positif, diharapkan siswa tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang percaya diri, kritis, dan mampu bekerja sama dengan baik. Ini adalah langkah nyata menuju generasi masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan
Menciptakan lingkungan belajar yang sehat melalui komunikasi positif adalah langkah penting dalam dunia pendidikan. Komunikasi yang efektif tidak hanya mendukung prestasi akademis siswa, tetapi juga membangun karakter mereka, seperti rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, dan empati. Dengan mengadopsi strategi seperti memberikan umpan balik yang membangun, menciptakan komunikasi dua arah, serta melibatkan semua pihak---guru, siswa, dan orang tua---pendidikan dapat menjadi lebih inklusif dan harmonis. Komitmen kolektif ini akan membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan optimisme dan kompetensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H