Mohon tunggu...
RISKA AULIA
RISKA AULIA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya merupakan seseorang yang suka meluangkan waktu untuk membaca seperti baca wattpad/novel, menonton film dan pertandingan bola, dan terkadang suka menulis random, artikel jika perlu dll.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan Islam sebagai Upaya Menanggulangi Pengangguran dan Kemiskinan melalui Pendidikan Kreatif

1 Desember 2024   06:40 Diperbarui: 1 Desember 2024   07:26 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Kemiskinan dan pengangguran adalah dua masalah besar yang terus menjadi perhatian di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,32%, sementara angka kemiskinan berada pada 9,36%. Kedua masalah ini saling berkaitan, membentuk siklus yang sulit diputus. Pengangguran menyebabkan hilangnya pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, sedangkan kemiskinan sering kali membatasi akses pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan layak.

Dalam konteks ini, pendidikan memainkan peran strategis. Pendidikan tidak hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi alat pemberdayaan masyarakat. Pendidikan Islam, dengan pendekatan holistik yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, moral, dan keterampilan praktis, memiliki potensi besar untuk menjadi solusi. Dalam Islam, pendidikan adalah hak semua individu dan bertujuan untuk menciptakan manusia yang tidak hanya saleh tetapi juga produktif.

Salah satu pendekatan yang relevan dalam menghadapi tantangan ini adalah pendidikan kreatif. Pendidikan kreatif dalam Islam menekankan pengembangan keterampilan praktis, inovasi, dan berpikir kritis. Melalui pendidikan kreatif, individu tidak hanya dibekali teori tetapi juga keterampilan untuk menciptakan peluang kerja, baik sebagai karyawan maupun pengusaha. Pendekatan ini telah diterapkan di berbagai pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia, dengan hasil yang menjanjikan.

Misalnya, beberapa pesantren modern mengajarkan agribisnis, desain grafis, dan kewirausahaan berbasis syariah. Para santri yang telah dibekali keterampilan ini tidak hanya mampu mandiri secara ekonomi tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Selain itu, pemanfaatan zakat produktif untuk pelatihan kerja dan modal usaha juga menunjukkan bahwa pendidikan Islam dapat berperan sebagai motor pemberdayaan masyarakat.

Oleh karena itu, artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana pendidikan Islam dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Dengan pendekatan kreatif yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri, inovatif, dan berdaya saing di era globalisasi.

Hubungan Pengangguran dan Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi di mana individu tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Di sisi lain, pengangguran adalah situasi di mana seseorang yang berada dalam usia produktif tidak memiliki pekerjaan meskipun telah berusaha mencari pekerjaan.

Hubungan antara pengangguran dan kemiskinan sangat erat. Pengangguran menyebabkan hilangnya pendapatan, sehingga memperburuk kondisi ekonomi keluarga. Sebaliknya, kemiskinan sering kali membatasi akses individu terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan, yang pada akhirnya memperbesar risiko pengangguran.

Menurut data BPS (2023), tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,32%, sementara tingkat kemiskinan mencapai 9,36%. Data ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi perbaikan dalam ketenagakerjaan, kemiskinan tetap menjadi tantangan serius yang memerlukan solusi jangka panjang berbasis pendidikan.

Contoh nyata hubungan ini terlihat di wilayah pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Di pedesaan, pengangguran terselubung sering terjadi pada sektor pertanian dengan produktivitas rendah. Di perkotaan, pengangguran terbuka akibat kurangnya lapangan kerja formal menjadi penyebab utama kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun