Mohon tunggu...
Riska Fatma Meinarty
Riska Fatma Meinarty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Arsitektur Nyentrik, Masjid Jami' Al-Baakhirah Peninggalan Seorang Nahkoda

20 Mei 2022   08:08 Diperbarui: 20 Mei 2022   13:01 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interior dinding masjid dilapisi marmer bernuansa modern. Foto: Riska Fatma Meinarty

Ruang anjungan ini tampak seperti replika kemudi kapal, terdapat dua panel kontrol layaknya mesin kapal lengkap dengan kemudi kayu dan dua pelampung darurat di tepinya. Ruang ini difungsikan sebagai pengatur panel listrik dan audio masjid.

Ruang anjungan yang lengkap dengan kemudi dan panel kontrol. Foto: Riska Fatma Meinarty
Ruang anjungan yang lengkap dengan kemudi dan panel kontrol. Foto: Riska Fatma Meinarty

Kembali ke teras masjid, terdapat tangga besi berwarna kuning yang menuju ke bagian rooftop. Walaupun akses menuju geladak kapal tidak ada, tetapi dapat terlihat jelas melalui tangga ini terdapat panel yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan radar.

Sayangnya, bagian rooftop masjid sedang dilakukan renovasi sehingga menara yang menunjukkan cerobong asap kapal telah dirubuhkan.

Namun, masih terlihat berdiri kokoh tiang kapal serta miniatur ka'bah yang semula biasa digunakan untuk manasik haji. Dinding setinggi lutut orang dewasa yang mengelilingi bagian rooftop juga dihias dengan mural bertema islami.

Nana Sumarna memaparkan kisah di balik insiprasi arsitektur masjid yang berdiri saat ini. Menurutnya, desain kapal laut terinspirasi karena Alm. Budianto yang dulunya seorang nahkoda, Pembangunan masjid ini semula hanya untuk kenang-kenangan bagi masyarakat sekitar. 

Istri dan anak-anaknya mendukung keinginan beliau dengan menunjang pendanaan masjid dan mewakafkan sebidang tanah. Proses pembangunan masjid dimulai sejak pertengahan tahun 2015 dan akhirnya selesai serta diresmikan pada 26 April 2016.

Keunikan yang dimiliki masjid ini berhasil menarik wisatawan lokal. Nana juga menyebutkan, masjid ini kini difungsikan untuk sarana wisata dan edukasi tanpa perlu merogoh kocek sepeser pun.

"Kalo sekarang, masjid ini dibuka untuk kunjungan wisata, silakan, siapa pun yang ingin datang ke sini, bebas, nggak ada biaya apa pun," ujar Nana.

Pengunjung yang datang beragam, ada yang hanya sekadar berkeliling mengabadikan keunikan arsitektur serta desain interior masjid. Ada pun pengunjung yang sengaja datang untuk merasakan suasana ibaadah bernuansa kapal laut. Selain itu, masjid ini berfungsi layaknya masjid pada umumnya dengan diisi beragam kegiatan.

"Kegiatan di masjid ini ada macem-macem, seperti pengajian anak-anak, ada ngaji bersama [untuk] Bapak-Bapak sesudah maghrib, pengajian Ibu-Ibu setiap malem Selasa sama malem Jumat. Kalo di saat Ramadan, kita ngadain tarawih, terus buka bersama dan sahur bersama," pungkas Nana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun