Sejarah kehidupan umat manusia tidak pernah sunyi dari konflik, mulai dari konflik suku , adat sampai kepada konflik agama. Ketika adat sudah menjadi identitas etnis tertentu, maka ia akan menjadi sebuah tradisi yang melembaga. Di mana tradisi adalah kebiasaan sosial yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya melalui proses sosialisasi.Â
Tradisi menentukan nilai-nilai dan moral masyarakat, karena tradisi merupakan aturan-aturan tentang hal apa yang benar dan hal apa yang salah menurut warga masyarakat. Konsep tradisi itu meliputi pandangan dunia yang menyangkut kepercayaan tentang masalah kehidupan dan kematian serta peristiwa alam dan makhluknya, atau konsep tradisi itu berkaitan dengan sistem kepercayaan.
Adat dan agama adalah ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dilepaskan satu sama lain. Keduanya saling terkait dan tampaknya memainkan peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.Â
Dinamika agama dan kehidupan yang lintas budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia tampaknya memberikan kontribusi dalam menuju kehidupan yang harmonis dan damai, dan apabila tidak diantisipasidengan baik dapat menimbulkan riak-riak, gejolak dan bahkan disintegrasi bangsa.Â
Bagaimana hendaknya disikapi persoalan ini dalam kehidupan masyarakat sehingga berbagai komponen bangsa ini dapat dilakukan sinergitas dalam upaya memperkuat tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam ajaran agama Hindu yang dilaksanakan memiliki karakteristik yang sangat khas. Kekhasan itu terletak dari adat dan budaya keagamaan yang melandasinya. Karenanya, aktualisasi ajaran yang ditransformasikan melalui pendidikan agama Hindu yang diterapkan terimplementasi dan terkolaborasi dengan kekhasan setempat.Â
Konflik adat dan agama di tinjau dari  pendidikan agama Hindu agar memperhatikan hal-hal yang sangat esensial yang sesuai dengan peningkatan iman dan takwa (sraddha dan bhakti),  sebagai kontribusi dalam rangka mengentaskan dekadensi moral dan efek negative lainnya dengan memahami  Brahmavidya (Teologi) dan menggali nilai-nilai ajaran susila Hindu untuk membina kerukunan hidup berbasis ajaran Hindu.Â
Untuk membangun kerukunan sesuai ajaran Hindu, yang dalam penyajiannya dikembangkan ke dalam bentuk kajian menelusuri urgensi kerukunan dalam membangun masyarakat yang damai,  dengan menggali sumber historis, sosiologis, politik, dan filosofis dalam membangun kerukunan  dalam adat dan agama.
Kecenderungan umat beragama berupaya membenarkan ajaran agamnya masing-masing, meskipun ada yang tidak paham terhadap nilai-nilai luhur yang terkandung dalam agama yang dia bela tersebut. Namun semangat yang menggelora kadang kala telah merendahkan orang lain yang tidak sepaham dengannya meskipun berasal dari satu agama. Harus diakui keyakinan tentang yang benar itu didasarkan pada Tuhan sebagai satu-satunya sumber kebenaran.Â
Pluralitas manusia menyebabkan wajah kebenaran itu tampil beda ketika akan dimaknakan. Sebab perbedaan ini tidak dapat dilepaskan begitu saja dari berbagai referensi dan latar belakang orang yang keyakininya. Mereka mengklaim telah memahami, memiliki, bahkan menjalankan secara murni terhadap nilai-nilai suci itu.
Perkembangan konflik adat dan agama di Bali akhir akhir ini terjadi karena degradasi moral yang memandang bahwa hukum adat lebih tinggi dari hukum positif sehingga mengabaikan Ajaran agama yang dianut seperti yang telah terjadi di beberapa desa adat yang ada di Bali, dengan mengedepankan hukum adat setempat berupa kesepakatan (perarem) mengenakan sangsi adat kepada salah satu warganya sehingga terjadi pengerusakan yang digunakan untuk sarana upacara dalam rangkaian upacara adat istiadat.