Mohon tunggu...
Riska Rina Kaloko
Riska Rina Kaloko Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Sedang Berkelana

Karena hidup terlalu sederhana kalau hanya untuk diri sendiri, maka hiduplah untuk mereka yang membutuhkan sehingga kau akan melihat betapa kompleksnya sukacita yang disediakan Tuhan disana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Saja Kita Merasa Cukup

3 Juli 2018   00:38 Diperbarui: 3 Juli 2018   00:51 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ehimalayantimes.com)

Dari pernyataan-pernyataan itu, hati saya sangat bergejolak, saya sangat remuk karena saya berpikir mengapa selama ini saya tidak pernah memikirkan hal itu. Saya buta, anggap saja mereka tidak ada. Yang penting saya hidup dengan baik dan tidak mengganggu hidup mereka, yaa begitu. Saya memang bukan golongan yang berkelimpahan, hidup dengan kemewahan. Saya hanya seorang biasa-biasa saja (ini pengakuan jujur). Tapi perkataan David Platt sangat mengganggu saya, kata dia, "perhatikanlah cara hidupmu!"

Pernahkah dalam piring makanmu tersisa makanan? Pernahkah kamu membuang botol minum yang masih diisin oleh air? Pernahkah kamu membeli barang yang sebernarnya tidak terlalu urgent untuk dimiliki, tapi tuntutan life style membuatmu membelinya? Pernahkah kamu membeli barang-barang lebih dari satu yang mana satu saja cukup? Pernahkah kamu berlibur berkali-kali dalam setahun? Pernahkah kamu lebih memilih memakai angkutan umum dari pada kendaraan pribadi atau taxi? Inti dari pertanyaan ini adalah "PERNAHKAH KAMU MERASA CUKUP?".

 Dari pertanyaan-pertanyaan sederhana itu, saya dapat memahami bahwa musuh saya adalah diri saya. Sebenarnya kuncinya hanya satu, saya harus memerangi diri saya sendiri untuk selalu merasa "cukup" dan melihat kebawah, ada banyak mereka yang membutuhkan satu dari dua baju yang tidak kamu pakai. Ada banyak yang ingin makan dari sisa di piringmu. Saya tidak ingin ada kesalahpahaman dengan apa yang saya maksud disini, saya tidak melarang untuk berlibur, beli barang-barang, dll. Saya hanya ingin kita sadar dan membuka mata, dan mengatakan sudah cukup.

Kalo ada diantara kita yang merasa tidak adil dan berpikir "yang kerja keras kan saya, yang lembur kan saya, masakan saya tidak bisa menikmati hasil keringat saya?" Saya juga membenarkan pernyataan itu, nikmatilah, tapi cukupkanlah dirimu dan pandanglah sekelilingmu itu. Kalo bisa berbagi dari kerja keras kita, bukankah tidak ada salahnya? Dan kalo kita belum memiliki apa-apa untuk dibagikan, lakukanlah hal-hal sederhana itu, karena tidak sulit untuk menghabiskan nasi dalam piring itu.

Memang ada banyak orang yang telah memberikan diri untuk mengatasi masalah kemiskinan ini, bahkan menjadi program yang mendunia. Tapi kita juga bertanggung jawab atas mereka, kalo kita makan cukup bukankah sisanya bisa kita berikan kepada yang kelaparan?

"KALAU SAJA KITA MERASA CUKUP", maka mereka akan mendapat bagian dari kecukupan kita. Semoga bermanfaat.

_Riska Kaloko_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun