Mohon tunggu...
Riska Rina Kaloko
Riska Rina Kaloko Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Sedang Berkelana

Karena hidup terlalu sederhana kalau hanya untuk diri sendiri, maka hiduplah untuk mereka yang membutuhkan sehingga kau akan melihat betapa kompleksnya sukacita yang disediakan Tuhan disana.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beban Psikis Kekalahan Argentina

1 Juli 2018   01:21 Diperbarui: 1 Juli 2018   01:47 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yaa, begitulah dunia sepakbola sekarang, sangat mendunia namanya juga piala dunia yaa, ya sangat wajar kalo semua golongan masyarakat ikut dalam euforianya. Mulia dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, sampai lansia tak luput olehnya.

Namun satu hal yang menarik bagi saya, yang mungkin jarang menjadi perhatian kita bersama, khusunya kita orang Indonesia, ketika tim favorit atau tim unggulan kita harus menelan kekalahan, maka saudara semua akan menyaksikan pembulian antar penggemar. Payah memang, tapi itulah realitanya saudara.

Termasuk kekalahan Argentina malam ini, skor 4-3 di layar dalam laga menghadapi Perancis memberikan tekanan besar tidak hanya kepada pemain tapi juga kepada suporter. Dengar saja komentar lemas Tulang Sinaga, katanya,

"ahh, malam ini tidak akan bisa tidur saya ini." katanya sambil menghembuskan nafas panjang dan tentunya dengan logat bataknya.

"sepertinya saya juga tulang(panggilan untuk saudara laki-laki Mama atau yang marganya sama dengan Mama kita artinya sama dengan Paman)." komentar saya pelan dalam hati.

Kemudian, Abang Siregar dengan berat hati sebelum menyeruput kopi hitamnya juga mengatakan,

"HP akan dinonaktifkan dulu sementara lae (panggilan untuk saudara ipar laki-laki atau panggilan akrab para pemuda yang marganya berbeda saat ini), kalo tidak bahaya, habis di-bully lah saya ini" masih dengan logat Batak (maklumlah saya memang menonton bersama dengan abang-abang Batak).

Belum cukup sampai disitu, si Abang Marbun pun ikut ikut berbicara dengan suara berat,

"eheee, udah hilang duit, di bully lagi, sakitnya hilang duit sih gak seberapa, bulian ini yang lebih menyakitkan, samalah kita tulang Naga, gak tidur kita malam ini, hahaha..." demikian ia mengakhiri komentarnya dengan tertawa lemas, kalau didengar langsung ketawa yang begitu kedengarannya sangat tidak enak diteliga, bisa dikatakan sangat tidak bahagialah, sangat berbeda dengan ketawa dan senyuman bahagia para penggemar Perancis disebelah Abang Marbun itu.

Kalo berada disekitar mereka, kita akan merasa biasa saja apalagi kita bagian yang menang, wah, saya jamin 100% kita pasti tidak terpikirkan dengan apa yang mereka rasakan. Apalagi kita juga sudah biasa dengan dunia bola, memang adakalanya kita harus menanggung malu atas kekalahan tim kesayangan kita.

Tapi, sejenak didalam benak saya terpikir, sebagai bagian yang merasakan hal yang sama dengan Tulang Sinaga, Abang Siregar dan Abang Marbun, saya mulai berpikir mengapa saya harus menanggung semua itu.

Bahkan benar kata Abang Siregar, saya juga bahkan tidak berani membuka HP saya, karena saya akan melihat bulian dan meme-meme yang semakin membuat saya susah tidur seperti tulang Sinaga.

Nah, hal-hal begini mengapa menjadi tanggungan penggemar, dimana penggemar tim yang kalah akan menerima bulian, bukan hanya sekadar dari orang-orang sekitar, tapi jaman millenial ini juga menumbuhkan satu tekanan psikis baru, yaitu dengan membuat meme-meme yang bersifat menjatuhkan bukan hal-hal yang membangun.

Sangat disayangkan, harusnya kita bisa saling bersikap sportif, kalah menang kan biasa dalam pertandingan, namanya saja pertandingan, pasti ada kalah menangnya tohh. Memang ada kepuasan tersendiri ketika kita bisa menjatuhkan tim lawan (karena saya juga pernah melakukan itu), apalagi musuh bebuyutan ya, seperti duel maut el-classico yang akan jadi rival disepanjang masa, dimana para Cules dan Madridista yang akan saling memanas-manasi (bukan saling lempar api ya, tapi saling bully mem bully), tapi bukankah itu sangat egois bukan?

Hanya demi kepuasan batin sendiri, kita malah menjadi sandungan yang tidak membangun untuk orang lain. Tak jarang juga kita mendengar berita dimana sampai ada yang rusuh-rusuhan, sampai bentrok dan saling pukul-pukulan antar penggemar, jangan tanya deh siapa (sebut saja dalam hati Jack Mania dengan Viking). Ahh, sangat tidak membangun bukan.

Saya juga terbayang dengan beban psikis yang juga ditanggung oleh Lionel Messi dan pemain Argentina lainnya atau mungkin Jerman yang bahkan tidak lolos ke babak 16 besar. Sangat tidak membangun bukan?
Coba kita renungkan bersama.

_Riska Kaloko_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun