Oleh: Riska (Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN BONE)
Zakat dan wakaf merupakan dua instrumen penting dalam keuangan publik Islam yang berfungsi untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial. Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu untuk menyisihkan sebagian hartanya guna diberikan kepada yang berhak, sementara wakaf adalah pemberian harta yang dimiliki seseorang untuk dimanfaatkan untuk kepentingan umum dan agama. Keduanya memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan umat, namun tantangan besar dalam pengelolaannya adalah keterbatasan akses dan transparansi. Di sinilah generasi muda, khususnya Generasi Z, memainkan peran krusial dalam mengoptimalkan zakat dan wakaf melalui pemanfaatan teknologi digital.
Generasi Z, yang mencakup mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dikenal sebagai generasi digital yang tumbuh dengan kemajuan teknologi yang pesat. Mereka adalah generasi yang sangat melek teknologi, terhubung dengan internet sejak usia dini, dan sangat adaptif terhadap perubahan. Oleh karena itu, mereka memiliki potensi besar untuk menghadirkan solusi baru dalam pengelolaan zakat dan wakaf yang lebih efisien, transparan, dan mudah diakses. Dengan kemampuan mereka yang luar biasa dalam memanfaatkan teknologi, Generasi Z dapat memperkenalkan inovasi-inovasi yang dapat membuat zakat dan wakaf lebih relevan di era digital saat ini.
Salah satu kontribusi utama yang dapat diberikan oleh Generasi Z dalam mengoptimalkan zakat dan wakaf adalah melalui platform digital. Aplikasi zakat online, yang memungkinkan seseorang untuk menunaikan zakat hanya dengan beberapa klik, sudah mulai populer di berbagai negara. Dengan pendekatan ini, Generasi Z dapat berperan dalam mengembangkan lebih banyak aplikasi yang mempermudah umat Islam untuk menunaikan kewajiban zakat mereka, serta memastikan bahwa dana zakat yang terkumpul dapat dikelola secara transparan dan disalurkan dengan tepat sasaran. Generasi Z juga dapat berkolaborasi dengan lembaga-lembaga zakat dan wakaf untuk meningkatkan kualitas sistem pelaporan, sehingga setiap transaksi dapat dipantau oleh para donatur secara real-time.
Penting untuk diingat bahwa generasi ini tidak hanya aktif di dunia maya, tetapi mereka juga cenderung lebih peduli pada masalah sosial dan keadilan. Hal ini sangat relevan dengan tujuan zakat dan wakaf yang berfokus pada pemerataan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform berbagi video seperti YouTube, TikTok, atau Instagram, Generasi Z dapat menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya zakat dan wakaf. Mereka dapat membuat konten kreatif yang menggugah hati, seperti cerita sukses dari penerima manfaat zakat atau wakaf, sehingga menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi. Pendekatan yang menyentuh ini akan lebih mudah diterima oleh kalangan muda yang cenderung mengonsumsi informasi secara visual dan interaktif.
Selain itu, dengan keberadaan crowdfunding digital, Generasi Z dapat berperan dalam memperkenalkan konsep wakaf yang lebih modern. Crowdfunding wakaf adalah cara bagi individu untuk berkontribusi dalam proyek-proyek wakaf secara kolektif. Generasi Z dapat mengembangkan platform-platform ini untuk menggalang dana wakaf untuk berbagai keperluan sosial, seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, atau infrastruktur lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan memanfaatkan teknologi, dana wakaf dapat terkumpul lebih cepat, dan lebih banyak orang dapat terlibat dalam proses pemberian wakaf, termasuk mereka yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas. Crowdfunding wakaf juga memberikan peluang bagi umat Islam di seluruh dunia untuk berkontribusi dalam proyek-proyek yang memiliki dampak sosial besar, meskipun mereka tidak berada di lokasi yang sama.
Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan zakat dan wakaf adalah kurangnya transparansi dan akuntabilitas. Masyarakat sering kali meragukan bagaimana dana zakat dan wakaf dikelola dan disalurkan. Di sinilah teknologi blockchain dapat berperan penting, dan Generasi Z, yang cenderung lebih memahami teknologi ini, dapat memainkan peran utama dalam mengimplementasikannya. Dengan menggunakan blockchain, setiap transaksi zakat dan wakaf dapat dicatat secara permanen dalam sistem yang tidak dapat diubah. Hal ini memungkinkan transparansi yang lebih besar, di mana setiap penerima zakat atau wakaf dapat dilihat dengan jelas, dan tidak ada yang dapat menyalahgunakan dana yang terkumpul. Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan umat Islam untuk melihat secara langsung dampak dari kontribusi mereka, apakah itu berupa pembangunan fasilitas umum atau pemberdayaan masyarakat miskin.
Namun, meskipun teknologi dapat memberikan banyak manfaat, tidak dapat dipungkiri bahwa literasi keuangan dan literasi digital di kalangan masyarakat, terutama di kalangan Generasi Z, masih perlu ditingkatkan. Sebagian besar masyarakat muda mungkin belum sepenuhnya memahami bagaimana zakat dan wakaf berfungsi dalam sistem ekonomi Islam, atau bagaimana mereka dapat berkontribusi secara lebih efektif. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya edukasi yang lebih intensif mengenai pentingnya zakat dan wakaf, serta bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan kedua instrumen ini. Generasi Z sendiri, dengan kreativitas dan kemampuan mereka dalam berkomunikasi melalui berbagai platform digital, dapat berperan sebagai agen edukasi. Mereka dapat membuat konten yang mudah dipahami dan menarik bagi generasi muda lainnya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya zakat dan wakaf, serta manfaatnya bagi umat.
Salah satu cara untuk memperkenalkan konsep zakat dan wakaf dengan lebih luas adalah dengan memanfaatkan kampanye-kampanye digital yang menggugah hati. Generasi Z dapat mengadakan tantangan atau kampanye sosial di media sosial untuk mengajak teman-teman mereka berkontribusi dalam zakat dan wakaf. Kampanye seperti ini bisa sangat efektif, terutama karena Generasi Z dikenal sangat terhubung melalui jaringan sosial mereka dan sering terlibat dalam berbagai gerakan sosial yang mereka percayai. Mereka dapat memanfaatkan kekuatan jaringan ini untuk menciptakan gerakan zakat dan wakaf yang viral, menginspirasi banyak orang untuk berkontribusi.
Keberhasilan zakat dan wakaf di era digital tidak hanya bergantung pada teknologi semata, tetapi juga pada kemauan untuk berkolaborasi. Generasi Z perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga zakat, lembaga wakaf, pemerintah, dan sektor swasta, untuk memastikan bahwa teknologi yang diterapkan dalam pengelolaan zakat dan wakaf dapat berjalan dengan baik. Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam menciptakan regulasi yang mendukung digitalisasi zakat dan wakaf, sementara lembaga keuangan Islam dan lembaga sosial dapat memberikan dukungan teknis dan sumber daya. Kolaborasi ini akan menciptakan sinergi yang kuat untuk mengoptimalkan potensi zakat dan wakaf di era digital.
Secara keseluruhan, Generasi Z memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam mengoptimalkan zakat dan wakaf di era digital. Dengan kemampuan mereka dalam mengembangkan teknologi dan kreativitas dalam memanfaatkan media sosial, mereka dapat membawa perubahan signifikan dalam cara zakat dan wakaf dikelola, disalurkan, dan diterima. Melalui edukasi, transparansi, dan kolaborasi, Generasi Z dapat membantu mengubah zakat dan wakaf dari instrumen tradisional menjadi solusi ekonomi yang modern dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan begitu, mereka tidak hanya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memperkuat peran keuangan publik Islam dalam menciptakan keadilan sosial yang lebih luas.