Mohon tunggu...
RISKA FITRIANI
RISKA FITRIANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

INFP-A

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pulang

28 Februari 2019   07:16 Diperbarui: 28 Februari 2019   07:26 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jendela-jendela masih terbuka menyibakkan tirai

Sehembus angin kubiarkan masuk

menyejukkan seorang jiwa yang merasakan gerah, penat, dan kepanasan.

Pagar-pagar menatap sayu diriku,

ketika gerbang-gerbang penuh karat berderit seakan mengucapkan salam.

Dan sekuntum mawar merah di sisi taman mendadak layu,

mematahkan kelopak-kelopak yang enggan menahan duri.

Rumah merah muda dulu berubah kelabu menutupi dinding-dinding menjadi muram.

Enggan ceria.

Sebuah jam tua telah lama mati.

Setelah sekian lama perantauan meninggalkan lembaran-lembaran yang kulihat mulai usang

Menjadi keberuntungan rayap-rayap kelaparan sepanjang malamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun