Mohon tunggu...
Riskawati
Riskawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Baca Novel Traveling Nonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manisnya Kejutan di Kota Perantauan

3 November 2024   18:10 Diperbarui: 3 November 2024   18:13 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toga hitam membalut tubuhku, rasa haru dan bangga bercampur aduk. Sorak sorai ribuan orang terdengar sayup, namun pikiranku melayang jauh ke belakang. Dulu aku adalah gadis pemalu yang kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Aku pikir selamanya akan begitu, takut untuk mulai berinteraksi dengan sekitar. Ternyata, aku bisa melawan semua hal negatif itu. Kuliah mengajarkan ku arti keberanian dan kepercayaan diri. Kuliah bukan hanya tentang menuntaskan tugas dan ujian, melainkan perjalanan panjang penuh lika-liku. Aku keluar dari zona nyaman yang sebelumnya menjadi rumah ternyaman aku. Tantangan demi tantangan aku hadapi dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat. Setiap langkah memang terasa berat, namun setiap keberhasilan adalah manisnya kemenangan. Wisuda ini bukan hanya keberhasilanku secara akademik, tetapi juga membuktikan bahwa aku telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

***

Suasana kampus sangatlah berbeda dengan sekolah. Keramaian mahasiswa yang lalu lalang. Suara teriakan kakak tingkat begitu membahana di ruang auditorium yang cukup besar. Kami, para mahasiswa baru, berdiri tegak mengikuti arahan mereka.

"Baik. Teman-teman, selanjutnya kita masuk ke sesi perkenalan terlebih dahulu. Saya akan pilih secara acak untuk berdiri dan memperkenalkan diri, baik nama, asal, prodi, dan terpenting adalah alasan berkuliah di kampus ini", ucap kakak tingkat yang berdiri di depan kami.

Salah satu mahasiswa di baris ke tiga itu terlihat panik dan ketakutan hingga tertunduk, entah apa sebenarnya yang dirasakan. "Mahasiswi di baris ke tiga yang menunduk, silakan berdiri dan perkenalkan diri", sambung kakak tingkat.

Lima belas detik berlalu, mahasiswi itu belum juga berdiri, bahkan menaikkan pandangan pun enggan. Hingga kakak tingkat harus mengulang perkataannya.

"Ha.. halo teman-teman", ucap Alea gugup, tangan kirinya meremas ujung bajunya.

"Perkenalkan, aku Alea Putri Aprilia. Akrab disapa Al atau teman-teman bisa panggil aku Alea. Aku mengambil program studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Aku berasal dari salah satu pelosok desa di Sulawesi Barat. Alasan aku memilih berkuliah di sini karena ingin tahu bagaimana rasanya naik pesawat dan juga...". Seketika Alea terhenti dan tertunduk malu dengan mata berkaca-kaca, kemudian bergegas duduk kembali. Ia merasa dirinya seperti orang bodoh yang menjadi bahan tawaan oleh mahasiswa lainnya. Kakak tingkat berusaha mengalihkan fokus mahasiswa. Suasana ruangan itu kembali tenang.

Waktu menunjukkan pukul 16.00 WITA dan ospek pun selesai. Seluruh mahasiswa baru bergegas meninggalkan auditorium. Bermacam suara yang terdengar di telinga ku, ada yang bahagia karena hari ini merupakan hari terakhir ospek dan ada juga yang terdengar meriuk kelelahan.

Tiba di kos, ku letakkan tubuhku dengan tangan telentang yang memenuhi tikar di lantai. Ku tatap langit-langit kamar "apakah seletih ini menjadi mahasiswa? Aku begitu malu dengan kejadian tadi, sebodoh dan serendah itukah aku?", gumam Alea dengan wajah sedih hingga tertidur lelap. Azan magrib berkumandang, aku terbangun dari tidur ku dan bergegas mandi untuk segera menunaikan salat.

***

Napas ku memburu saat kaki ini melangkah masuk ke gedung kuliah. Gedung megah yang selama ini hanya di lihat di media sosial kini berdiri kokoh di hadapan ku. Degup jantungku semakin cepat, perasaan gugup dan bahagia seperti gado-gado. Aku mengamati wajah-wajah baru di sekitar ku, mencoba menebak siapa yang akan menjadi teman seperjuanganku selama beberapa tahun ke depan. Tak lama kemudian, seorang gadis berambut pendek menghampiri ku dan menyapa.

"Halo. Kamu prodi Bahasa Indonesia juga ya?", ucap gadis itu dengan senyuman memperlihatkan lesung pipinya yang manis

"Hai. Iya, aku prodi Bahasa Indonesia kelas B. Kamu, gimana?", jawab ku sedikit malu.

"Wah... sama dong. Aku juga di kelas B. Oh iya, kenalin aku Gea", sambung gadis itu dan menjulurkan tangan pada Alea.

"Aku, Alea. Senang bertemu dengan kamu, Gea", balas Alea dengan senyum lebarnya.

"Iya, Alea. Gimana kalau kita sampingan aja bangkunya? Mau nggak?", ajak Gea.

"Mau banget, Gea. Aku juga belum dapat teman nih, heheh", ucap Alea meringis malu.

Mereka memasuki kelas yang sudah tampak dipenuhi mahasiswa lainnya dan menduduki bangku yang bersebelahan. Tak lama basa-basi, tiba-tiba seorang paruh baya memasuki kelas dan duduk di meja yang ada di depan sejajar dengan papan tulis. Dugaan ku mengira bahwa beliau adalah dosen. Susana kelas pun menjadi hening.

"Selamat Pagi, adik-adik", sapa dosen yang berdiri di depan.

"Selamat pagi, Pak", jawab mahasiswa dengan serentak.

Setelah dosen memperkenalkan diri dan membahas mengenai kontrak perkuliahan ke depannya, tak lupa ia juga menyambut hangat mahasiswa-mahasiswi yang sudah berhasil menempuh pendidikan hingga saat ini. Ia mengatakan bahwa kami adalah pilihan terbaik dari sekian banyak yang mendaftar namun belum mendapatkan rezekinya untuk menginjakkan kaki di kampus ini, Universitas Astra Nusantara. Dosen yang kerap disapa Pak Ari itu juga menyampaikan sedikit informasi mengenai Universitas Astra Nusantara yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi tertua di Indonesia. Sebagai salah satu Universitas riset terkemuka di Asia Tenggara, UNARA telah melahirkan banyak tokoh-tokoh penting bangsa yang berkontribusi dalam berbagai bidang. Dengan reputasi akademik yang mumpuni, UNARA terus berupaya menghasilkan lulusan yang berkualitas dan inovatif. Seluruh mahasiswa di kelas tepuk tangan dengan penuh kegembiraan dan merasa sangat beruntung bisa menjadi mahasiswa di kampus ini.

Akupun begitu tak menyangka akan pencapaian ku saat ini. Bagaimana tidak, seorang gadis yang selama ini tinggal di desa dengan prestasi yang tidak begitu melampaui teman-teman lainnya. Di balik keberhasilan ku ini, tidak lepas dari yang namanya perjuangan. Aku hanya memiliki tekad yang kuat dan terus percaya diri akan potensi yang aku miliki.

Awalnya, aku tidak begitu berharap dan berlebihan untuk bisa lolos ke kampus ini, karena aku berpikir bahwa aku ini hanyalah siswa yang berasal dari pelosok desa. Tetapi, aku tidak pernah sedikitpun untuk mundur dari kata mencoba. Hingga akhirnya, aku bisa terharu bahagia di hari pertama aku menginjakkan kaki di kampus ini yang menjadi idaman seluruh calon mahasiswa. "Kim Soo Hyun pun kalah", ujar ku terkikik.

***

3 tahun kemudian...

Di salah satu aula kampus, terdapat ratusan mahasiswa yang duduk melantai dengan seragam hitam putih dan pita kuning di lengan menandakan sebagai mahasiswa Faklutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

"Selamat Pagi kepada teman-teman mahasiswa baru tahun 2022. Perkenalkan saya Alea Putri Aprilia, selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Astra Nusantara mengucapkan selamat datang mahasiswa-mahasiswi baru tahun 2024 di kampus kita tercinta Universitas Astra Nusantara. Semoga teman-teman bisa mengeksplor diri dan terus menambah pengetahuan seluas dan setinggi mungkin untuk menjadi agen perubahan di era yang akan datang.", kata Alea dalam sambutannya yang berdiri tegap di hadapan ratusan mahasiswa baru yang mengikuti ospek tingkat fakultas.

3 tahun silam, Alea selalu menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif yang bisa menambah pengetahuan dan pengalaman baginya. Mulai dari bergelut dengan organisasi dalam maupun luar kampus, mengikuti lomba kepenulisan hingga tingkat nasional, dan seringkali bergabung dalam komunitas kerelawanan hingga ke luar kota. Alea juga menjadi salah satu mahasiswa berprestasi di kampusnya. Hingga akhirnya ia mencoba mendaftarkan dirinya menjadi ketua BEM Universitas namun gagal. Kegagalannya itu bukanlah menjadi akhir perjuangannya, ia berhasil menjadi ketua BEM tingkat fakultas. Tidak hanya itu, ia juga kerap diundang sebagai narasumber di berbagai kegiatan webinar dan sejenisnya, baik dari kampusnya sendiri maupun kampus-kampus lainnya.

Menjadi Alea yang sekarang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai rintangan yang ia lalui. Barkali-kali ia jatuh dan bangun. Namun, setiap kegagalannya justru menjadi motivasi untuk lebih kuat. Alea menjadi sosok inspirasi bagi banyak orang dan menjadi bukti bahwa kegagalan adalah salah satu jalan meraih kesuksesan. Kesuksesan yang diraihnya saat ini bukanlah akhir dari perjuangan yang sudah dilalui, justru Alea semakin haus akan ilmu pengetahuan dan ia bercita-cita ingin menempuh pendidikan hingga S3 ke luar negeri.

***

Seiring berjalannya waktu, masa kuliah Alea sudah di tahap akhir, tepatnya semester 7. Memasuki tahun ke empat ini menjadi tahun terpadat bagi Alea. Terasa seperti roller coaster yang tak pernah berhenti. Beban tugas akhir yang menumpuk membuat waktu terasa semakin singkat. Setiap hari adalah pertarungan antara keinginan untuk bersantai dan tuntutan untuk terus belajar. Alea tidak hanya fokus pada penyelesaian tugas akhirnya, namun ia juga menyempatkan diri untuk mencari tahu informasi beasiswa S2.

Labubu...labu labubu...

Labubu...labu labubu... (terdengar nada dering imut dan lucu dari handphone Alea di atas kasurnya)

"Halo, Gea", kata Alea.

"Al... udah siap, belum?", tanya Gea memastikan.

"Iya. Ini lagi siap-siap. Bentar lagi otw", jawab Alea sembari memasukkan hard file skripsi ke dalam tasnya seperti kilat.

"Buruan yah. Jangan telat", tegas Gea.

"iyaaaaaa", teriak Alea dan bergegas ke kampus dengan motor maticnya.

Kedua mahasiswa ini akan melaksanakan ujian sidang skripsi secara bersamaan, karena kebetulan dosen pembimbing dan pengujinya sama. Tiba di kampus, Alea dan sahabatnya, Gea, bersama-sama menyiapkan berbagai perlengkapan untuk ujian, seperti infocus, leptop, dan draft skrispi yang diletakkan di setiap meja penguji. Mereka saling menenangkan diri satu sama lain, berdoa agar diberikan kelancaraan saat sidang. Tak lama kemudian, penguji dan pembimbing memasuki ruangan. Ujian sidang pun dimulai.

Kurang lebih 1 jam 30 menit menjalani ujian, air mata bercucuran di mata mereka. Tangis bahagia yang mereka rasakan  saat ini adalah buah dari proses dan perjuangan yang selama ini mereka lewati.

"Selamat kepada saudari Alea Putri Aprilia atas keberhasilannya dalam menyelesaikan studi selama 3 tahun 5 bulan dengan nilai IPK 3.99 dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude", ucapan selamat dari salah satu dosen penguji. Terdengar suara selamat dan tepuk tangan dari luar ruangan membuat Alea semakin terharu.

Sebagai mahasiswa Gen Z, tentunya tidak lupa mengabadikan momen berkesan ini dengan foto bersama. Sesi foto bersama Alea tidak hanya dihadiri oleh teman sekelas maupun seprodinya, melainkan ia kedatangan teman-teman dari berbagai prodi hingga fakultas untuk merayakan dan memberinya ucapan selamat dilengkapi dengan kado serta buket-buket bungan yang cantik. Tidak heran atas keramaian yang Alea temukan saat itu, karena ia menjadi salah satu mahasiswa terkenal sekampus.

***

Dua bulan berlalu, sampailah ia di titik kelulusannya. Alea membuka pintu mobil dan bergegas menuju auditorium. Wajahnya dipoles make up flawless, memakai kebaya dan toga hitam yang dipadukan heels putih membuatnya semakin cantik dan anggun.

"Pengumuman wisudawan terbaik tingkat Universitas Astra Nuasantara diberikan kepada...", kata MC yang membuat suasana tegang.

"Kepada... Aulia Putri Aprilia, mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa dan Indonesia, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan nilai IPK 3.99 predikat summa cumlaude", sambung MC dengan suara lantang.

Hujan tepuk tangan membahana di seluruh ruangan membuat Alea semakin terharu bahagia.

"Kepada saudari Alea Putri Aprilia, S.Pd. disilakan ke atas panggung untuk memberikan pesan dan kesan atau sepatah dua kata atas pencapaiannya sebagai wisudawan terbaik", ucap MC mempersilakan Alea untuk ke depan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh dan selamat pagi kepada seluruh hadirin. Puji syukur ke hadirat Allah swt. atas segala rezeki yang dilimpahkan kepada saya. Terima kasih pada ayah dan ibu yang selalu menguatkan pundaknya, membiarkan keringatnya mengalir setiap waktu di tengah sawah di bawah terik matahari,  terus berusaha mengokohkan kedua kakinya untuk berdiri di dalam lumpur di bawah derasnya hujan, dan terus mendoakan Alea hingga bisa sampai di titik ini. Terima kasih kepada kakak-kakak dan adik Alea, serta keluarga, dosen yang selama ini mengajari Alea, sahabat dan teman-teman yang terus membantu dan menemani Alea dalam suka dan duka selama berkuliah, serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Hari ini saya sangat bangga tentunya bisa berdiri di sini karena saya tak pernah menyangka akan momen terindah ini terjadi pada diri saya. Untuk sampai di titik ini tidak semulus jalan tol, tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun berbagai kerikil, karang, yang saya injak dalam melangkah, dan air mata yang tak terhitung banyaknya. Awal saya menginjakkan kaki di kampus ini saat menjadi mahasiswa baru, saya sudah merasakan pahitnya perjuangan yang saat itu saya ditertawakan karena mendengar alasan saya kuliah di sini hanya untuk tahu bagaimana rasanya naik pesawat, padahal saat itu saya masih ingin melanjutkan perkataan saya. Namun, rasa malu saya tak terbendung lagi. Saya tidak perlu menjabarkan kembali apa alasan saya berkuliah di sini, karena saya sudah mendapatkan buahnya. Jika tidak, saya tidak akan bisa beridir di tempat ini dengan ribuan kata yang saya sampaikan. Terlepas dari semua itu, saya yakin bukan hanya saya yang merasakan perjuangan seperti ini, bahkan mungkin ada yang jauh lebih teriris. Teman-teman, wisuda bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan awal dari petualangan baru. Kita akan menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang jauh lebih ekstrim di masa depan. Namun, saya yakin dengan ilmu dan pengalaman yang telah kita dapatkan selama berkuliah, akan membantu kita melewati semuanya. Mari kita jadikan dunia ini menjadi tempat bagi kita untuk terus berkarya dan berkontribusi yang positif bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua dan terima kasih kepada kampus tercinta Universitas Astra Nusantara yang menjadi saksi bahwa seorang gadis petani di pelosok desa juga mampu memberikan yang terbaik. Terima kasih", kata Alea dengan air mata bahagia membasahi wajahnya.

Sebelum meninggalkan panggung, Alea dihentikan oleh sebuah penghargaan yang disampaikan oleh MC.

"Selamat dan sukses kepada saudari Alea Putri Aprilia, S.Pd. yang mendapatkan penghargaan berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Inggris", ucap MC dengan lantang.

Lagi-lagi tepuk tangan menghujani ruang auditorium, apresiasi kepada Alea atas penghargaan berupa beasiswa ke luar negeri. Air mata Alea semakin tak terbendung dan bersujud syukur atas kesuksesannya itu. Ayah ibunya pun menghampiri dan memberi pelukan hangat dan penuh kebanggaan atas putrinya.

Selesai...

Oktober, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun