Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negara dan Peran Ulama Moderat

26 Juni 2024   21:41 Diperbarui: 26 Juni 2024   22:08 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Soekarno dan Hatta akan mewujudkan cita-cita Indonesia untuk merdeka, mereka tidak melupakan untuk melibatkan beberapa tokoh agama dalam prosesnya. Sewaktu ada usulan untuk menyodorkan piagam Jakarta kemudian menariknya lagi, itu juga tak lepas dari tokoh agama.

Sehingga tidak dapat dipungkiri jika tokoh agama adalah salah satu pihak yang turut andil dalam formalisasi NKRI. Kita ingat salah satu tokoh NU di Jombang yaitu KH Hasyim Asyari adalah tokoh yang mendorong dengan keras kemerdekaan Indonesia. Bahkan beliau mengeluarkan fatwa jihad untuk mengusir sekutu dan Belanda dari Indoensia.

Kita juga mengenal anak dari Hasyim Ashari yaitu KH Wahid Hasyim yang pernah menjadi Menteri gama sebelum beliau meninggal dalam sebuah kecelakaan. Begitu juga beberapa tokoh agama yang melibatkan diri dan terlibat dalam proses terwujudnya dan mempertahankan NKRI.

Kenapa mereka penting bagi negara dan sebaliknya negara juga penting untuk para ulama untuk mengembangkan agama di seluruh tanah air melalui berbagai kebijakan. Negara membutuhkan nilai spiritual yang mereka bawa, sementara mereka memerlukan "rumah" yang mampu merawat keberlangsungan nilai agama secara aman dan damai. Dalam konteks ini, figur agama (ulama) dan negara (umara) saling berkelindan.

Namun sayngnya ada perbincangan negative di kalangan ulama radikal dan kelompok pendukungnya. Terlepas dari situasi politik yang terjadi, mereka mengatakan bahwa tokoh agama yang terlalu dekat dengan penguasa sudah terjebak pada perangkap demokrasi yang "zalim". Mereka lazim melabelinya dengan ulama su' (ulama jelek).

Asumsi ini tak lebih dari upaya delegitimasi peran ulama moderat sembari mempromosikan tokoh kalangan mereka yang eksklusif dan sektarian. Padahal sejak dulu sampai sekaranglah , para ulama mnoderatlah yang banyak berperan dalam menyebarkan agama Islam dengan cepat dan dengan coverage luas. Kita ingat Wali Sanga adalah kelompok ulama moderat yang mau bekerja sama dengan Kerajaan-kerajaan Jawa waktu itu.

Asumsi itu terlalu sinis dan mengecilkan arti hubungan agama dan negara. Nyatanya tokoh agama dan negara tetap tak terpisahkan dalam konteks memberi koridor moral yang toleran untuk menjaga Tanah Air dari paham trans-nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun