Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pentingnya Menjaga Lisan dan Hati Saat Ramadan

22 April 2021   20:52 Diperbarui: 22 April 2021   21:05 2171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri bahwa Ramadhan yang datang setahun sekali itu sangat dinantikan kaum muslim. Sayangnya sebagian dari kita menganggap bulan Ramadhan dan kewajiban berpuasa adalah ritual semata. Jika itu hanya dianggap sebagai ritual, maka nyaris dipastikan bahwa tidak banyak orang paham soal makna puasa.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda ""Betapa banyak orang-orang yang berpuasa tidak mendapatkan balasan kecuali lapar dan haus," (H.R. Ath Thabrani). Maknanya adalah sebagian besar orang yang memahami bahwa puasa adalah sekadar menahan lapar dan haus serta tidak berhubungan badan dengan suami atau istri saja.

Padahal, setidaknya ada tiga tingkatan pemaknaan yang dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam buku Arba'in An- Nawawi. Pertama, seperti yang dijelaskan di atas yaitu puasa yang dimaknai sebagai kewajiban dari Allah untuk menahan lapar, haus dan tidak berhubungan seks. Ini pemaknaan paling sempit namun ini yang dipahami masyarakat awam.

Pemaknaan kedua yang biasanya dimaknai oleh beberapa orang dengan pemahaman lebih mendalam yaitu puasa yang menjaga anggota tubuh yang lain seperti lisan, sikap, mata dan lainnya. Anggota tubuh ini harus dijauhkan dari perbuatan dosa dan makruh selain menahan lapar dan haus tadi.

Di tingkat pemaknaan puasa tertinggi dipahami oleh tidak banyak orang. Mereka memaknai puasa selain menjaga anggota badan dari dosa serta menahan lapar dan haus, tapi juga menjaga hati dari hal-hal yang menyebabkan penyakit hati. Yang dimaksudkan di sini adalah kita menahan diri dari perasaan iri, dengki, fitnah, provokasi, adu domba lainnya. Puasa dengan katagori ini sangat sulit dilakukan oleh orang awam. Hanya orang yang baik , tulus dan bijaksana saja dapat melakukan puasa jenis ini.

Tak mudah menjaga diri dari penggunaan sosial media berlebihan. Karena dengan sosial media, kita bisa melakukan banyak hal negative seperti ghibah, riya' dan lain sebagainya. Atau bisa juga kita terjebak pada browsing / berselancar di medsos yang kemudian bermuara pada tayangan-tayangan yang kurang pantas. Atau menulis komentar yang bernada fitnah atau menjelekkan orang.

Memberikan reaksi di medsos secara priktis memang mudah. Anonimalitas dan ketidakhadiran secara fisik, membuat orang bisa dengan sembarangan mengomentari orang lain di medsos. Orang tidak perlu bertemu, tapi dosa itu sudah dilakukan dan akibatnya pahala berkurang bahkan  hangus.

Karena itu, pahamilah Ramadhan dengan baik dengan menjaga keseluruhan dari diri kita entah fisik maupun bathin. Menjaga mata, mulut dan hati kita dari hal-hal negative . Dengan begitu kita bisa mendapat pahala tertinggi dari Allah dan insha allah akan dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun