Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perampokan Bank di Palu dan Dugaan Pengaruh ISIS

16 Maret 2015   12:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:35 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_373245" align="aligncenter" width="512" caption="mediaindonesia.com"][/caption]

Hari Minggu kemarin saya terkejut ketika membaca sebuah berita kecil di rubrik berita nasional pada salah satu koran ternama ibu kota. Berita tersebut mengenai aksi perampokan di kota Palu, Sulawesi Tengah, yang ternyata di dalamnya membawa simbol ISIS.

Entah benar atau tidak mengenai adanya hubungan antara perampok di Palu dengan jaringan ISIS di Indonesia. Satu hal yang pasti adalah kita kecolongan dengan hadirnya kelompok terorisme yang saat ini paling dimusuhi tersebut. Kota Palu memang jauh dari pusat Indonesia dan juga bukan merupakan ‘target favorit’ pelaku aksi terorisme di negeri ini.

Namun, kita jangan melupakan bahwa ibu kota provinsi Sulawesi Tengah tersebut pernah mengalami konflik yang berakar pada perselisihan agama antara penganut Islam dan Nasrani. Selain itu, pernah pula terjadi beberapa aksi teror pasca kesepakatan perdamaian konflik terkait. Aksi teror yang dilakukan yakni berupa penembakan gelap, pelemparan bom molotov, dan pengiriman surat kaleng yang hingga kini belum diketahui jelas siapa dalangnya.

Dugaan besar mengenai pelaku aksi teror di kota Palu tertuju pada kelompok sipil tertentu yang datanya masih dirahasiakan oleh pihak kepolisian. Ada kemungkinan kelompok sipil terkait adalah perpanjangan dari para pihak yang terlibat dalam konflik sebelumnya. Menurut beberapa sumber berita, turut disebutkan pula bahwa sebelumnya ada dugaan dukungan terselubung dari jaringan kelompok Jamaah Islamiyah kepada kelompok ekstremis Islam di sana, di mana kemudian banyak diduga oleh publik sebagai dalang dari banyak aksi teror kecil yang terjadi di kota Palu.

Lalu ketika terjadi perampokan di salah satu cabang Bank Danamon Kota Palu pada hari Jumat (13/3/2015) kemarin, dugaan adanya dukungan dari kelompok teroris besar kian menguat. Pasalnya di saat kejadian, pelaku (entah sengaja atau tidak), menjatuhkan bendera kecil berlambang logo ISIS. Namun jika ditanya mengenai apakah ada pesan teror yang menyertainya, saya mencba googling, namun tidak membuahkan hasil.

Saya menduga pihak kepolisian di kota Palu memilih untuk fokus menyelesaikan kasus perampokannya dahulu, dan tidak memecah pada masalah dugaan penysupan paham ISIS di sana. Baiklah, saya menghargai prioritas keputusan tersebut, namun jangan sampai kasus kemunculan lambang ISIS tersebut terlupakan karena bisa jadi hal tersebut awal dari ancaman ISIS yang lebih besar di tanah air.

Jangan sampai paham ISIS menyebar perlahan di akar rumput masyarakat Indonesia dan merongrong persatuan dan kesatuan negeri ini. Saya jadi ingat pemberitaan mengenai upaya yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), yakni dengan cara mendekati dan mengajak kerja sama dengan tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk bersama mengawal deradikalisasi terorisme di Indonesia. Untuk kasus di Palu sendiri, semoga pemerintah dan BNPT menaruh perhatian cukup untuk menanggulangi aksi teror terkait. Karena meskipun kecil konteksnya, namun kita tidak bisa menduga di kemudian hari akan seperti apa perkembangannya.

Kasus perampokan yang membawa lambang ISIS tersebut seakan menjadi cambuk pengingat bagi kita bahwa ancaman kelompok ekstremis tersebut nyata hadir di sekitar kita. Semakin dini kita menolak paham tersebut, maka akan semakin besar pula kekuatan yang akan mampu kita himpun untuk menderadikalisasinya. Apabila hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka secara tidak langsung akan menguatkan ketahanan masyarakat Indonesia. Dengan ketahanan masyarakat Indonesia yang kuat, niscaya negeri ini akan sulit disusupi oleh ISIS. Salam damai!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun