Mohon tunggu...
Risha Perwita
Risha Perwita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Masyarakat Kampung Inggris sebagai Eduwisata di Era Globalisasi

25 Oktober 2022   21:18 Diperbarui: 25 Oktober 2022   21:29 3134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risha Perwita

Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

rishaaaprwt@gmail.com

Pendahuluan

Di era globalisasi yang berkembang begitu cepat membuat meningkatnya persaingan global di berbagai bidang. Untuk mengimbangi persaingan global yang begitu kompetitif sekarang ini, diperlukan perbaikan pada sumber daya manusia, salah satunya dengan membekali seluruh masyarakat dengan kemampuan berbahasa inggris. Seperti yang sudah diketahui bahwa bahasa inggris menjadi bahasa yang telah disepakati internasional sebagai bahasa resmi yang digunakan secara universal di berbagai bidang mulai dari sosial, ekonomi, politik, budaya, dan berbagai bidang lainnya. Dengan memiliki kemampuan berbahasa inggris, dapat mempermudah masyarakat dalam berkomunikasi dan dalam kehidupan sehari-hari dalam menggunakan teknologi yang setidaknya terdapat bahasa inggris. 

Di era globalisasi yang semakin berkembang maju bahasa inggris memiliki peran penting untuk setiap sumber daya manusia agar mampu bersaing dan dapat memenangkan persaingan global yang begitu ketat. Dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa inggris sumber daya manusia yang ada di Indonesia, terdapat suatu tempat yang disebut Kampung Inggris sebagai salah satu tempat untuk belajar bahasa inggris yang terkenal di Indonesia.

Kampung Inggris adalah julukan bagi dua desa yang terletak di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yaitu Desa Tulungrejo dan Desa Pelem. Julukan kedua desa ini berawal dari berkembangnya Lembaga bahasa inggris yang bernama BEC (Basic English Course) pada 15 Juni oleh seorang pendatang Bernama Kalend Osend atau biasa dikenal sebagai Mr.Kallen. Pada awalnya, Mr.Kallen hanya mengajar untuk anak-anak desa dengan fasilitas seadanya yang kemudian terus berkembang hingga memiliki bangunnan sendiri. 

Perjuangan secara konsisten dan tidak mudah menyerah Mr. Kallen berbuah manis karena ia berhasil membuat BEC dikenal oleh banyak orang karena kualitasnya dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat berbahasa inggris setelah mengikuti pembelajarannya. Hal itu yang membuat banyak orang yang berdatangan dari berbagai penjuru Indonesia untuk belajar bahasa inggris bersama Mr. Kallen yang kemudian membuat berkembangnya lembaga kursus bahasa inggris baru yang diajar oleh lulusan BEC untuk dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat. 

Lembaga kursus yang ada di Kampung Inggris ini pun menjadi sangat variatif tergantung dari waktu, spesialisasi program, metode, hingga biayanya. Hingga kini Kampung Inggris terkenal sebagai suatu tempat bagi seluruh lapisan masyarakat yang ingin belajar bahasa inggris. Kabupaten Kediri berupaya membuat Kampung Inggris lebih berkembang lagi menjadi suatu yang lebih professional dengan menjadikannya sebagai lokasi eduwisata. 

Perencanaan daerah eduwisata akan segera dilakukan dengan melakukan penataan kota melalui program Kotaku atau Kota Tanpa Kumuh yang nantinya akan ditata dengan membangun drainase, perbaikan jalan, serta beautifikasi. Eduwisata adalah singkatan dari Wisata Edukasi yang didefinisikan sebagai suatu program dimana peserta akan melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat secara berkelompok maupun individu dengan memiliki tujuan untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung dengan mengunjungi lokasi yang terkait (Rodger, 1998). 

Salah satu alasan Kampung Inggris dijadikan eduwisata adalah kawasan ini memiliki potensi yang besar dan mulai padatnya pemukiman kawasan. Banyaknya masyarakat yang berdatangan ke Kampung Inggris membuat dampak baik bagi warga sekitar karena terjadinya pemberdayaan masyarakat yang membuat masyarakat sekitar dapat melihat peluang dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan melakukan 3 upaya pemberdayaan masyarakat, yaitu :

  1. Dapat menciptakan suasana yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang (enabling)

  2. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat (empowering)

  3. Memberdayakan sama dengan melindung.

Temuan dan Analisis

Rendahnya Kecakapan Berbahasa Inggris Sumber Daya Manusia di Indonesia

Martin Albrow mendefinisikan globalisasi adalah proses dimana penduduk dunia yang terhubung dalam komunitas global dan dunia tunggal. Pada tingkat internasional, bahasa inggris sudah menjadi pusat komunikasi (lingua franca) di bidang bisnis, politik, administrasi, ilmu pengetahuan, dan akademis (Held, 1998). Di era globalisasi setiap individu dituntut untuk memiliki kecakapan di bidang IPTEK agar dapat bersaing di bidang pendidikan, ekonomi, pariwisata, serta budaya dengan sumber daya manusia dari negara lain yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, dengan mahir berbahasa inggris bisa menjadi kekuatan tersendiri. 

Pemerintah Indonesia sendiri sudah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris, salah satunya kebijakan di sekolah mulai dari kebijakan diberlakukannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), ekstrakurikuler English Club di sekolah, sampai diselenggarakan uji TOEFL/IELTS/TOEIC pada tingkat SMA/SMK. 

Education First (EF) sebagai lembaga Pendidikan memaparkan hasil laporannya menurut English Proficiency Index (EPI), dimana indeks kecakapan bahasa inggris di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 466 yang termasuk kategori rendah dan membuat Indonesia berada di peringkat kelima se Asia Tenggara. Dengan Singapore menempati peringkat pertama se Asia Tenggara dengan skor sebesar 635. 

Namun, kecakapan berbahasa inggris di tingkat dunia, Indonesia menempati urutan ke-80 dari 112 negara. Skor pada tahun tersebut sudah menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, namun tetap berada pada kategori rendah karena masih berada dibawah rata-rata skor EPI global yaitu di angka 503. 

Penyebab rendahnya kecakapan berbahasa inggris masyarakat Indonesia adalah karena sistem belajarnya yang tidak seimbang pada setiap aspek. Setidaknya terdapat empat aspek dalam belajar bahasa asing, yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Sedangkan apa yang terjadi di Lembaga Pendidikan, cenderung hanya terfokus pada aspek membaca dan menulis, seringkali mengacuhkan aspek mendengar dan berbicara. Penyebab rendahnya kecakapan berbahasa inggris di Indonesia selanjutnya ialah motivasi belajarnya yang tergolong rendah. Sukses dalam berbahasa asing tergantung bagaimana cara pandang kita dalam belajar, Bensor and Lor (1999). Pola belajar bahasa inggris yang dilakukan pada bidang akademik mungkin bisa diubah dengan metode pembelajaran yang lebih membuat masyarakat dapat melakukan prakteknya secara langsung, seperti apa yang dilakukan di Kampung Inggris. Apabila mahir berbahasa inggris membuat sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing di tingkat internasional.

Keberhasilan Kampung Inggris Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Kampung Bahasa Inggris Pare mempunyai karakteristik yang unik sebagai salah satu pusat pendidikan bahasa Inggris di Indonesia (Mubarok, 2012). Sistem belajar yang ada di Kampung Inggris condong pada sistem pembelajaran yang konvensional. Pembeda sistem belajar di Kampung Inggris dengan bimbel bahasa inggris lainnya adalah keadaan lingkungannya. Saat belajar di Kampung Inggris kalian akan belajar bersama dengan orang dari berbagai penjuru Indonesia dengan tujuan yang sama. Pembeda lainnya adalah ketika berada disana, semua orang dituntut untuk berbicara menggunakan bahasa inggris yang membuat para pengunjung akan merasa tertantang dan kemudian akan terbiasa berbahasa inggris tanpa merasa dihakimi atau mendapat ejekan sok inggris dari orang lain. 

Selama belajar di Kampung Inggris, terdapat pelajaran wajib harian, yaitu melakukan conversation (percakapan), hafalan vocabulary (kosakata), bagaimana dalam melakukan pronunciation (pengucapan), cara menggunakan grammar (tata bahasa), serta camp program (pagi dan sore). Tak sampai situ, terdapat juga pelajaran tambahan melalui presentation (presentasi dengan melakukan story telling, praktek mengajar, melakukan drama atau debat, dan lain-lain), selama berada disana belajarnya pun bisa melalui vacation (mengunjungi kawasan wisata untuk melakukan praktek berbincang dengan turis asing), selama disana juga akan ada daily conversation (ngobrol dengan bahasa inggris seperti yang sudah disebutkan sebelumnya), dan tes TOEFL/IELTS Preparation (latihan rutin bagi kalian yang ingin melakukan ujian tes TOEFL/IELTS). Sebenarnya program pelajaran yang didapat itu sangat beragam, tergantung dari program seperti apa yang dipilih karena di Kampung Inggris terdapat ratusan lembaga kursus bahasa inggris. 

Sudah banyak orang pernah belajar di Kampung Inggris. Bahkan sebelum pandemi tercatat 600 ribu orang dalam setahun. Dapat dilihat juga testimoni orang-orang yang pernah belajar di Kampung Inggris di berbagai platform di internet. Sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa sangat puas melakukan pembelajaran disana, walaupun efek yang dirasakan mungkin tidak secara langsung saat itu juga tetapi mereka merasakan sepulang dari Kampung Inggris, kemampuan berbahasa inggrisnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tak jarang, mereka yang merasakan perkembangan yang baik setelah belajar di Kampung Inggris. 

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa, kehadiran Kampung Inggris ini dapat menjadi wadah belajar nonformal dalam meningkatkan kemampuan berbahasa inggris masyarakat yang ada di Indonesia. Perlu adanya kesadaran dari setiap individu dalam belajar bahasa asing. Era globalisasi yang membuat dunia seakan tidak ada batas dirasa kemampuan dalam berbahasa inggris menjadi sesuatu yang sangat penting. Globalisasi yang membuat persaingan semakin ketat di berbagai bidang, perlu adanya bekal dalam setiap diri masyarakat Indonesia kemampuan berbahasa inggris. Dengan memiliki kemampuan berbahasa inggris dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada dalam persaingan yang sangat kompetitif pada era globalisasi.

Keberadaan Kampung Inggris Sebagai Eduwisata yang Berhasil Memberdayakan Masyarakat Sekitar

Kampung Inggris sebagai salah satu tempat wisata yang menjadi tempat pembelajaran bahasa inggris bagi wisatawan yang datang. Oleh karena itu, Bupati Kediri, Hanindhito yang kerap disapa Mas Bup ingin mengembangkan Kampung Inggris menjadi lebih profesional dengan menjadikannya sebagai lokasi eduwisata yang nantinya dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk belajar disana. 

Banyaknya pendatang yang belajar di Kampung Inggris memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar, dimana kehadiran para pendatang tersebut pastinya membutuhkan keperluan hidup sehari-hari selama menjalani pendidikan disana, seperti makan, tempat tinggal, hingga transportasi. Oleh karena itu, masyarakat desa sekitar melihat peluang yang baik untuk membuka usaha-usaha yang dapat memberikan keuntungan, seperti beberapa masyarakat ada yang membuka usaha kamar kost atau kontrakan, membuka kios seluler, membuka jasa laundry, usaha minimarket, membuka warkop, warung makan, hingga membuka penyewaan transportasi yang pada umumnya adalah sepeda di sepanjang jalan. Diiringi dengan globalisasi, desa wisata memberikan dampak bagi perekonomian suatu wilayah, seperti pemerataan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan peningkatan pendapat daerah. (Edward,1991). 

Dalam hal ini, Kampung Inggris semakin tumbuh dan berkembang dari dan untuk rakyat sebagai upaya dalam membangun desa. Kelembagaan sebagai bagian dari organisasi non pemerintah yang didukung oleh ungkapan Sumarto (2009) yang menyebutkan bahwa organisasi sosial adalah organisasi non pemerintah yang dibentuk untuk mendorong pembangunan yang sifatnya partisipatif. Perlu adanya partisipasi antar lembaga dan instansi dalam menciptakan kerjasama yang baik dan benar serta dalam menjalankan fungsinya. Pemberdayaan Kampung Inggris sebagai eduwisata dapat dirasakan secara nyaman oleh pengunjung nantinya. Tak lupa juga Pemerintah Daerah pun kerap kali melakukan sosialisasi untuk menghimbau para penyelenggara lembaga kursus bahasa inggris untuk mendapatkan legalitas kursus kelembagaan melalui Dinas Pendidikan.

Menurut Sumodiningrat dalam Ambar Teguh, (2004) mengatakan pemberdayaan sebenarnya merupakan istilah yang khas Indonesia daripada Barat. Di barat istilah tersebut diterjemahkan sebagai empowerment, dan istilah itu benar tapi tidak tepat pemberdayaan yang kita maksud memberi "daya" bukan "kekuasaan" daripada" pemberdayaan" itu sendiri. Barangkali istilah yang paling tepat adalah "energize" atau katakan memberi "energi" pemberdayaan adalah pemberian energi agar yang bersangkutan mampu untuk bergerak secara mandiri.

KESIMPULAN

Keberadaan Kampung Inggris yang kini dijadikan eduwisata memberikan banyak sekali dampak positif bagi banyak orang. Tak hanya hasil positif yang dirasakan bagi para pengunjung dalam berbahasa inggris, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar yang dapat membuka usaha dari banyaknya pengunjung yang datang untuk belajar di Kampung Inggris. Hal itu menunjukkan bahwa, Kampung Inggris dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia dalam fasih berbahasa inggris tetapi juga dapat memberdayakan masyarakat di desa sekitar untuk menjadi masyarakat yang mandiri dalam menjalani kehidupannya serta dapat memanfaatkan semua sumber daya yang ada dengan baik hingga dapat tercapai kesejahteraan sosial.

Daftar Pustakan

Dinas Kominfo Kab.Kediri. 2021. "Kampung Inggris Bakal Jadi Eduwisata." Website Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Kediri --- DISKOMINFO. https://berita.kedirikab.go.id/baca/2021/11/kampung-inggris-bakal-jadi-eduwisata.

EF EPI. n.d. "EF EPI 2021 -- Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF." English First. Accessed October 25, 2022. https://www.ef.co.id/epi/.

HEC 1 Pare. 2019. "Persaingan Global Dengan Bahasa Inggris - Kampung Inggris Pare." HEC 1 Pare. https://hec1pare.com/hubungan-persaingan-global-dengan-bahasa-inggris.

Mualifah, Nurul, and Sri Roekminiati. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Kampung Inggris Sebagai Destinasi Wisata Edukasi di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Vol.2 No.1 (Jurnal Ilmiah Manajemen Politik dan Kebijakan Sosial).

Muslimin, Afif I. 2020. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MERINTIS KAMPUNG INGGRIS DI DESA KALIPAKEM KECAMATAN DONOMULYO KABUPATEN MALANG Vol.16, No.1 (Juni): 27-42.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun