Beri Kesempatan Anak Untuk Berkreasi
Orangtua pasti tidak nyaman apabila rumahnya berantakan. Mainan dimana-mana, kertas berantakan, pensil-crayon-spidol berhamburan, bahkan tembok pun menjadi sasaran untuk mencoret-coret. Kadang kita sebagai orangtua terutama ibu lelah untuk membereskannya. Kemudian melarang anak untuk bermain. Setelah itu mengalihkan ke permainan yang tidak banyak membuat kegaduhan seperti menonton televisi dan gadget. Kemudian setelah itu anak terbiasa begitu seterusnya. Akan tetapi sebenarnya ada sesuatu yang orangtua ambil tanpa disadarinya yaitu kebebasan anak untuk berekspresi, kebebasan anak untuk berkreasi, kebebasan anak untuk berimajinasi yang tentu saja akan berakibat kepada penurunan kreativitas.
Kreativitas adalah salah satu bekal untuk bertahan dalam era sekarang ini. Kemudahan teknologi dan kecepatan telekomunikasi seakan-akan menyebabkan dunia lebih cepat berputar. Banyak penemuan-penemuan baru yang mungkin akan lebih pesat di masa depan seakan-akan menuntut setiap manusia untuk terus berkreasi.
Biarkan anak-anak untuk berkreasi seperti menggambar atau mewarnai, bermain peran, bermain balok, melakukan eksperimen sederhana seperti pencampuran warna dalam playdough, pasir atau slime. Tatapi jangan lupa untuk membuatnya bertanggung jawab untuk membereskan kembali permainanannya. Sehingga anak bisa tetap berimajinasi, bisa tetap berkrreasi tetapi harus bertanggungjawab.
Jalin Kebersamaan Untuk Dekat Dengan Alam
Alam adalah guru terbaik di dalamnya ada berbagai ilmu yang dapat anak-anak pelajari dari mulai berbagai flora dan faunanya, ekosistemnya, cuaca, juga dapat menghayati tentang keagungan Illahi. Alam mempunyai sejuta makna dan kadang sulit untuk ditaklukan karena tingginya medan atau licinnya tanah. Menaklukan alam pun memerlukan kesabaran dan ketangguhan seperti berjalan jauh, merasakan teriknya matahari, meniti jembatan, jalur menanjak, curamnya bebatuan, dan mengerikannya ketinggian.
Sesekali anda bisa mengajak keluarga anda untuk menikmati semilir angin udara pantai, segarnya udara pegunungan atau bahkan melakukan perjalanan keluar kota. Untuk mengajarkan kesabaran dan  ketangguhan kepada anak Anda. Menikmati family travelling tidak kalah mengasyikannya dibandingkan dengan solo travelling.Â
Keluarga adalah organisasi terkecil dari masyarakat yang merupakan tempat awal seorang manusia dilahirkan, tempat tumbuh dan berkembangnya manusia baik fisik atau psikis, sosial atau spiritual, yang paling menentukan bagi keberhasilan hidupnya nanti. Orangtua adalah fasilitator bagi anak yang menanamkan pemahaman, nilai dan kebiasaan positif yang akan berpengaruh terhadap pola pikir dan sikapnya di masa mendatang. Bimbingan dan didikan orangtua yang akan menentukan apakah anaknya akan seperti rajawali yang bermata tajam atau seperti burung dara yang  indah tetapi sayapnya terjahit.
Sumber bacaan:
- https://ekonomi.kompas.com/read/2016/06/30/050000626/jangan.latih.anak-anak.dijemput.kbri.
- http://www.beritasatu.com/kesra/448668-87-mahasiswa-indonesia-salah-jurusan.html
- Santosa, Harry. Fitrah Based Education Version 3.0. 2017. Bekasi: Yayasan Mutiara Timur
- Kristi, Ellen. Cinta Yang Berpikir. 2016. Semarang: Penerbit Ein Institut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H