Mohon tunggu...
Maria Weni
Maria Weni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hidup itu seperti puzzle...atau episode dalam naskah drama. Tuhan dalangnya, manusia wayangnya..\r\nwww.risdyaweni.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Segara Anakan: Surga Karena Tersembunyi

19 Mei 2013   23:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:19 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_262350" align="alignleft" width="300" caption="Keindahan Pantai Segara Anakan"][/caption] Pulau Sempu sudah tidak asing lagi untuk para penggemar eksotisnya alam, apalagi yang masih sangat alami. Letaknya tersembunyi dan masih dalam wilayah konservasi mungkin menjadi salah satu penyebab Segara Anakan, salah satu pantai di Pulau Sempu yang sangat indah ini bisa terjaga meskipun tidak 100% tidak mengalami gangguan manusia. Satwa liar masih terlihat seperti kera, ular dan sejenis biawak seukuran panjang 1m. Hanya sayangnya, sampah plastik, kertas, kemasan obat masuk angin, rata menghiasi setiap rentang langkah kaki selama melintasi tanah pulau ini. Jika Pantai ini mudah dijangkau, dan bukan wilayah konservasi akan lebih banyak sampah di setiap jengkal tanahnya dan bisa hilang sebutan 'surga tersembunyi'. Tepat pukul 10.00 menginjakkan kaki di kota Malang. Pulau Sempu menjadi target utama saya dan seorang teman yang sudah merencanakan perjalanan ini dari dua minggu yang lalu. Sampai di kota Malang, dijemput oleh mobil sewaan, kami berangkat ke Pantai Sendang Biru. Ada angkutan umum menuju Pantai Sendang Biru, namun angkutan dari 'bawah' berupa angkot yang jalan jika sudah penuh. Jadi bersiap menunggu lama atau tidak jadi berangkat jika penumpang tidak penuh juga. Perjalanan selama 2 jam, cukup panjang dan melewati jalanan yang berkelok-kelok (perbukitan). Diselingi makan siang, hingga akhirnya kami tiba di pantai Sendang Biru pukul 13.00. Karena Pulau ini adalah kawasan yang dilindungi, bukan daerah wisata, maka kami harus mengurus ijin masuk resort Konservasi Wilayah Pulau Sempu. Umumnya pengunjung pulau Sempu menginap (camping) dan kembali keesokan harinya. Dalam pikiran kami, tidak terlalu jauh dan bisa langsung kembali sebelum gelap. Kami menggunakan jasa seorang Guide, Pak Suprayitno yang merupakan kelompok binaan dari Resort Konservasi. Jadi seperti mengikuti kuliah kehutanan, memahami jenis kayu dan pepohonan yang ada di sepanjang perjalanan menuju Segara Anakan. Sekitar sejam perjalanan yang sangat menguras energi. Naik dan turun, melewati jalanan yang cukup licin. Baju kami bahkan menajdi basah karena keringat. Perjalanan ini tidak baik untuk yang memiliki penyakit beresiko seperti asma, dan anak kecil, kecuali jika ada yang bersedia menggendong jika terjadi sesuatu gangguan penyakit. [caption id="attachment_262351" align="aligncenter" width="300" caption="hutan yang harus dilewati"]

1368979515287868551
1368979515287868551
[/caption] Perjalanan yang cukup melelahkan, dan jangan menambah lelah dengan membayangkan jalan pulang kembali. Nikmati ketika suara ombak dan aroma laut tercium. Warna biru kehijauan yang terlihat di sela-sela tanaman pepohonan mangrove seolah mengambil semua lelah dan keringat. jarak antara pemberhentian perahu ke Seagara anakan sekitar 3 km. Jangan terlalu lama berhenti ketika laut yang jernih dan ikan-ikan kecil memanggilmu dari celah-celah kayu. Karena beberapa meter lagi, surga yang selalu tersembunyi akan membuatmu tercengang. Pasir yang putih kecoklatan namun halus, dan ombak yang tenang dikelilingi batu karang dan bukit kecil. Sangat damai, membuat amnesia sesaat bahwa ada hiruk pikuk perkotaan, kemacetan dan deadline yang selalu berdesakan memenuhi pikiran. Jangan cukup puas dengan itu, karena di balik karang ada hamparan laut Selatan yang sangat biru dan jernih. Birunya menunjukkan laut ini sangat dalam, buih-buih ombak terlukis indah ketika gelombang laut berhasil mencapai tepi karang. Energi yang diteruskan menjadi kikisan tidak teratur, seolah lukisan berapa generasi ombak yang sudah sampai. [caption id="attachment_262352" align="aligncenter" width="300" caption="Laut Selatan dari tebing yang melindungi Segara Anakan"]
1368979829570254704
1368979829570254704
[/caption] Sayangnya kami tidak menginap dan datang ketika hari sudah siang, sehingga tidak sempat ke pantai Pasir Panjang yang terletak 1 km lagi dari Segara Anakan. Kabarnya pantai ini terdiri dari pasir yang cukup luas dan bersih, pasirnya berwarna putih dan halus. Puas mengabadikan keindahan 'surga yang tersembunyi ini, kami memutuskan untuk segera kembali sebelum hari mulai gelap. Karena perjalanan sampai ke Pantai Sendang Biru masih lebih dari 1 jam lagi dan mengikuti jalanan yang cukup panjang dan membuat baju kami basah karena keringat. Biaya-biaya perjalanan: sewa perahu menyebrang pp Rp 100.000,- . Guide: Rp 100.000,- (jika rame-rame dan berani, bisa tanpa guide, rute jalan sudah terbentuk, dengan guide lebih aman karena melewati hutan), ijin di resort Konservasi Rp 20.000,- . Pesan: bawa kembali sampah-sampah anda, jangan biarkan merusak keindahan dan kelestarian Pulau yang tidak berdosa ini. [caption id="attachment_262353" align="aligncenter" width="300" caption="Lihat sampah-sampah plastik yang menemani kami dari datang ke Pulau ini sampai akan kembali, menunggu Perahu jemputan"]
13689803081508802745
13689803081508802745
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun