Mohon tunggu...
Risdiana
Risdiana Mohon Tunggu... Freelancer - Lecturer

Bagi saya, belajar bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan kepuasan. Saya terus mencari wawasan baru di berbagai bidang, mulai dari teknologi, desain, hingga ilmu sosial. Semangat saya untuk terus berkembang mendorong saya untuk selalu berinovasi dan mencari solusi kreatif dalam setiap tantangan yang saya hadapi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apa itu Inflasi dan Pengangguran?

4 Desember 2024   20:18 Diperbarui: 4 Desember 2024   20:34 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Masalah muncul ketika inflasi terlalu tinggi atau tidak terkendali. Kondisi ini disebut hiperinflasi, di mana harga-harga naik sangat cepat sehingga daya beli masyarakat turun drastis. Misalnya, jika harga beras naik dari Rp10.000 per kilogram menjadi Rp20.000 dalam beberapa bulan, banyak orang akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Inflasi yang terlalu tinggi bisa membuat tabungan masyarakat kehilangan nilainya. Uang yang disimpan di bank akan terasa kurang berharga karena harga barang terus naik. Selain itu, pengusaha juga kesulitan menetapkan harga produk, yang akhirnya dapat memperlambat produksi dan menciptakan pengangguran.

Contoh Nyata Dampak Inflasi

Bayangkan kamu memiliki usaha kecil, seperti warung makan. Jika inflasi tinggi, harga bahan baku seperti minyak goreng dan beras naik signifikan. Kamu harus menaikkan harga jual makanan untuk menutupi biaya produksi. Namun, pelanggan mungkin memilih mengurangi belanja karena daya beli mereka menurun. Akibatnya, penjualan turun, dan ini memengaruhi pendapatan kamu.

Dampak Inflasi pada Perekonomian

  1. Terhadap Konsumen: Inflasi tinggi membuat barang-barang menjadi lebih mahal, sehingga daya beli masyarakat menurun.
  2. Terhadap Dunia Usaha: Pengusaha sulit menetapkan harga yang kompetitif karena biaya produksi terus naik.
  3. Terhadap Tabungan: Nilai uang menurun, sehingga orang lebih memilih membelanjakan uangnya daripada menabung.
  4. Terhadap Investasi: Ketidakpastian akibat inflasi tinggi membuat investor ragu untuk menanamkan modal.

Jadi, Inflasi Baik atau Buruk?

Inflasi tidak selalu buruk. Jika terkontrol, inflasi justru menunjukkan ekonomi yang sehat. Namun, jika terlalu tinggi atau tidak stabil, dampaknya bisa sangat merugikan. Oleh karena itu, pemerintah dan bank sentral, seperti Bank Indonesia, selalu berusaha menjaga inflasi dalam level yang aman melalui kebijakan moneter dan fiskal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun