Di awal tahun 2014 ini dunia dihebohkan dengan adanya penyakit baru yang begitu asing ditelinga, namun karena begitu cepatnya penyebaran penyakit ini, sehingga perbincangan publik dunia karena telah menewaskan hampir sekitar 1.000 orang. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia menyatakan ebola merupakan risiko kesehatan internasional. WHO menyatakan di Jenewa, Swiss, kemungkinan konsekuensi dari penyebaran secara internasional yang lebih lanjut dari wabah. Saat ini, WHO berkoordinasi dengan dunia internasional untuk menghentikan penyebaran virus ebola. Sementara itu, WHO mengatakan beberapa negara dengan penyebaran virus sebola, di antaranya Guinea, Nigeria, dan Siera Leone. Sejauh ini, sedikitnya 1.711 orang telah terinfeksi virus ebola, 932 orang di antaranya meninggal dunia.
Sekilas kita menyangka bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus ebola ini adalah penyakit baru, padahal Spesies Ebolavirus pertama ditemukan pada tahun 1976 di tempat yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo dekat Sungal Ebola. Sekitar 38 tahun lalu, sudah cukup lama kan? Sehingga sebenarnya penyakit ini bukanlah penyakit baru.
Ebola virus desease adalah penyakit yang sering ditandai dengan demam mendadak, lemah, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan. Gejala ini diikuti dengan muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal dan hati, dan dalam beberapa kasus terjadi perdarahan baik internal maupun eksternal. Seorang penderita EVD dapat pula dilihat dari hasil laboratorium, yaitu berupa penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit serta peningkatan enzim hati. Masa lnkubasi virus 2 sampai 21 hari.
Virus ebola menyebar antara manusia melalui kontak langsung cairan tubuh. Sejauh ini, belum ada obat untuk Ebola namun dengan perawatan secara intensif dan cairan cukup, pasien memiliki peluang untuk sembuh.
Melihat proses penyebaran yang begitu capat, tentu pemerintah di Negara-negara yang terkena wabah tidak akan tinggal diam dengan tragedi menakutkan ini. Berbagai cara dilakukan oleh pemeritntah di Negara-negara Afrika barat yang terkena wabah ebola seperti Guinea, Liberia, Nigeria, dan Siera Leone untuk menanggulangi penyebaran virus ebola tersebut.
Nigeria, negara terpadat di Afrika ini melakukan penyemprotan diwilayah perumahan warga guna mencegah penyebaran virus ebola, bahkan sekolah pun diliburkan semetara untuk melakukan gerakan penyemprotan ini, sementara itu pemerintah Republik Demokratik Kongo melakukan pencegahan dengan mengambil langkah preventif untuk mencegah penyebaran virus Ebola, termasuk ketentuan mengebumikan jenazah korban Ebola, serta pengawasan ketat di bandar udara, khususnya terhadap para penumpang yang berasal dari negara yang mengalami wabah virus mematikan tersebut.
Disamping itu pemerintah Liberia menutup perbatasannya dengan Sierra Leone sebagai upaya untuk mencegah penyebaran ebola. Tak hanya itu pemerintah melakukan karantina di sebuah permukiman kumuh di ibu kota Monrovia guna mencegah penyebaran virus ebola. Namun hal ini menuai protes dari warga. Mereka mengatakan wilayah karantina yang dikelilingi kawat berduri telah menyulitkan mereka untuk melakoni aktivitas sehari-hari, seperti pergi bekerja dan membeli makanan. Hal yang mencengangkan bahwa mereka tidak setuju dengan karantina tersebut karena sebagian warga Liberia menganggap virus ebola merupakan kebohongan. Ada pula yang tidak memercayai obatan-obatan ala barat dan menganggap virus ebola adalah guna-guna.
Hal ini tidak boleh dipungkiri karena mereka memang masih kental dengan budaya, kepercayaan dari nenek moyang mereka. Lagi-lagi social budaya berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat suatu kelompok tertentu. Kemudian Kamerun telah menutup perbatasan darat, laut dan udara dengan Nigeria dalam upaya untuk mencegah menyebarnya Ebola.
Berbagai Negara di dunia juga meski tidak terkena virus ebola, tetap melakukan tindakan prenventif lebih awal, agar virus tersebut tidak masuk ke negara mereka. Nah, bagaimana dengan Indonesia? Walaupun penyakit ini tidak sampai ke Negara Indonesia, namun pemerintah harus bertindak cepat dalam melakukan pencegahan-pencegahan lebih awal seperti melakukan pemeriksaan ketat disetiap bandara yang malakukan lintas luar negeri.
Terlepas dari semua itu ada hal penting yang harus dilaksanakan oleh negara-negara di dunia ini yaitu melalui kerjasama internasional untuk menghentikan pandemi ebola ini. Sehingga para korban yang ada di Afrika sana dapat tertolong sehingga tidak memakan korban lebih banyak lagi.
Referensi:
http://www.indonesiavancouver.org/images/stories/pdf/ebola.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H