Mohon tunggu...
risda wardani
risda wardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika dalam Bisnis

9 September 2024   21:15 Diperbarui: 9 September 2024   21:18 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 PENGERTIAN ETIKA 

    Etika berasal dari kata Yunani "ETHOS" artinya adalah adat atau tradisi atau karakter yang baik. Selanjutnya etika dimaknai sebagai kebiasaan baik individu, kelompok dan masyarakat (Brenkert dan Beauchamp, 2010). Dengan demikian, etika berkaitan dengan nilai-nilai (tindakan yang dianggap benar atau salah, baik atau buruk) dalam menjalani kehidupan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Etika dalam pengertian filosofi adalah studi tentang perbuatan yang dinilai sebagai tindakan atau perilaku yang baik, benar, bermoral atau berperilaku etis, dan tindakan yang dinilai buruk, salah, tidak bermoral, atau tidak etis (Singer, 1994). 

PENGERTIAN BISNIS

Secara umum definisi bisnis yang dirumuskan oleh para ahli cenderung sama, yaitu aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dimana tujuannya mendapatkan keuntungan. Afuah (2004) mendefinisikan bisnis sebagai upaya yang terorganisir dari individu atau beberapa orang untuk memproduksi dan menjual barang atau jasa yang memenuhi kebutuhan masyarakat demi memperoleh keuntungan. Steinhoff (1979) menyatakan bahwa bisnis adalah semua kegiatan yang terlibat dalam menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat.

DEFINISI ETIKA DALAM BERBISNIS

Terdapat banyak definisi etika bisnis, salah satu definisi tentang etika bisnis dikemukakan Baumhart (1961) yang menyatakan "etika bisnis adalah studi tentang situasi bisnis, aktivitas, dan keputusan di mana masalah benar dan salah ditangani." Etika bisnis berkenaan dengan tanggung jawab dan praktik bisnis yang tidak merugikan pihak lain secara sengaja (intentionally). Etika bisnis dilihat dari perspektif manajerial (berkaitan dengan tugas-tugas manajer) adalah keputusan tentang apa yang benar atau salah dalam cara menghasilkan kinerja organisasi, mengelola tenaga kerja, menghasilkan keuntungan, bekerja sama dengan pihak luar dan pemangku kepentingan (stakeholders). Dengan kata lain, etika bisnis adalah studi tentang bagaimana mengelola organisasi bisnis yang secara sengaja tidak merugikan orang-orang yang terlibat secara internal maupun eksternal dalam upaya memperoleh keuntungan.

CIRI- CIRI ETIKA BISNIS

Terdapat 8 (delapan) ciri utama etika bisnis yang meliputi kode etik, nilai moral dan sosial, perlindungan, kerangka dasar, sukarela, pendidikan, dan bimbingan (Trevino dan Nelson, 2010). Itu merupakan konsep yang relatif baru untuk dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis. Penjelasan masing-masing ciri tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Kode Etik
Etika bisnis umumnya dibuat dalam bentuk kode etik. Ini menjelaskan perbuatan atau tindakan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan anggota organisasi yang dibuat secara tertulis. Ketika kode etik sudah dirumuskan, ditetapkan dan disosialisasikan, maka menimbulkan konsekuensi bagi seluruh anggota organisasi untuk mematuhi. Pelanggaran terhadap kode etik akan dikenakan sanksi sebagaimana dijelaskan di dalam buku kode etik tersebut.

2.  Nilai Moral dan Sosial
Etika merupakan aturan atau pedoman dalam berperilaku yang didasarkan pada nilai-nilai moral (tindakan yang dinilai baik atau buruk, benar atau salah) dan pelanggarnya dikenakan sanksi sosial (tidak dipidanakan atau dimasukkan ke dalam penjara). Sanksi sosial di dalam organisasi bisnis bisa berupa penundaan kenaikan pangkat, penurunan jabatan, pemindahan lokasi kerja, dan pemberhentian pekerjaan (job termination).
3. Bersifat Melindungi
Etika bisnis dirumuskan dan diimplementasikan di dalam organisasi bisnis untuk melindungi hak-hak karyawan, pelanggan atau konsumen, investor atau pemegang saham, rekanan atau pemasok, kreditor (perbankan), dan pemangku kepentingan.
4. Kerangka Dasar
Etika bisnis merupakan kerangka dasar atau bingkai yang menjadi pedoman perilaku dan kebijakan dalam menjalankan bisnis secara benar. Oleh karena itu, etika bisnis memberikan batasan sosial, budaya, hukum, agama, dan ekonomi dimana bisnis beroperasi. Dengan demikian, bisnis harus dijalankan dengan memperhatikan nilai-nilai sosial, budaya, hukum, agama, dan kondisi perekonomian di mana organisasi bisnis beroperasi. Misalkan, kehadiran organisasi bisnis tidak menciptakan konsumerisme, tidak melunturkan budaya lokal (acara adat), mematuhi hukum yang berlaku, tidak memproduksi barang atau jasa yang melanggar aturan agama, dan memberikan upah atau gaji sesuai dengan biaya hidup yang berlaku ditempat tersebut.
5. Bersifat Sukarela
Etika bisnis dijalankan atas dasar kerelaan atau tidak dipaksakan, tetapi bersifat mengikat. Artinya, tidak mengharuskan anggota organisasi secara eksklusif mematuhi sebagai kerangka hukum. Etika merupakan pedoman yang berguna untuk mencegah timbulnya masalah dalam menjalankan organisasi bisnis dan mengatasi konflik yang mungkin timbul antarkaryawan, karyawan dengan manajer, organisasi dengan pihak luar (investor, pelanggan, konsumen, dan pemangku kepentingan (Dinu, 2008).

6. Pendidikan dan Bimbingan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun