Mohon tunggu...
Risda Putri Indriani
Risda Putri Indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai! Panggil saya Risda !
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biologi - Pendidikan - Islam Mahasiswa Pendidikan Biologi-UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Neuroscience, Brain Targeted Teaching Models

29 Desember 2022   08:00 Diperbarui: 29 Desember 2022   08:01 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brain/Wikimedia Commons

Brain-Targeted Teaching Model merupakan pendekatan yang mulai populer di dunia pendidikan. Mengetahui bagaimana otak siswa bekerja.  dan membantu guru menciptakan lingkungan yang memberi siswa lebih banyak peluang untuk berhasil dalam belajar. Menurut dalam Chowdhury (2020), penelitian terbaru tentang pembelajaran berbasis otak menginformasikan ide-ide untuk pengalaman belajar yang lebih baik, dan bakat sukses yang lebih besar yang dapat dimasukkan guru ke dalam metode pengajaran mereka. Dalam konteks apa pun sebagai seorang pendidik, penting untuk memahami bagaimana otak siswa belajar. Begitu seorang guru dapat memahami bagaimana seorang anak mengumpulkan informasi, akan lebih mudah baginya untuk melaksanakan praktik pengajaran dan membuat siswa belajar mennjadi lebih baik.

Brain-Targeted Teaching Model menyajikan enam tahap dari proses belajar mengajar.

Target Otak 1  : sistem belajar secara emosional

Penelitian otak mendukung gagasan bahwa iklim emosional yang positif membuka jalan bagi tingkat pembelajaran dan kinerja yang lebih tinggi. Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan stres sangat penting untuk program pembelajaran guru.

Target Otak 2 : sistem belajar secara fisik

Lingkungan kelas dapat menjadi alat yang ampuh untuk memusatkan perhatian siswa dan menawarkan pengalaman belajar yang aman dan mendukung. Kebaruan di lingkungan dapat menumbuhkan perhatian, dan faktor-faktor seperti pencahayaan, suara, dan aroma dapat meningkatkan pengalaman belajar bagi anak-anak.

Target Otak 3     : Desain Pembelajaran

Target ini mendorong para guru untuk menggunakan standar isi dan pedoman kurikulum untuk merancang tujuan menyeluruh dan peta konsep. Tujuan pembelajaran dan peta konsep ini dalam representasi visual seperti pengatur grafik. Tampilan visual seperti itu akan memberi siswa ide "gambaran besar" atau pemahaman global tentang konten atau konsep, menghubungkan ide-ide ini dengan pengetahuan dan pemahaman mereka sebelumnya. Dalam proses neurologis yang dikenal sebagai "pemolaan", otak menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk mengkategorikan rangsangan ke dalam konsep yang akrab atau baru dan kemudian menggabungkan konsep-konsep ini untuk menciptakan pola pemikiran dan pemahaman baru.

Learning/Hippopx
Learning/Hippopx

Target Otak 4    : sistem belajar secara kognitif

Tujuan kami sebagai pendidik adalah agar pengajaran kami menghasilkan penguasaan konten, keterampilan siswa. Target ini memanfaatkan Neuroscience dan kognitif yang memberitahu tentang bagaimana informasi dikodekan, diproses, disimpan. Tujuan guru untuk mengembangkan cara meningkatkan retensi jangka panjang dari konten penting melalui pelajaran yang beragam dan kreatif. Informasi yang dibuat dalam bentuk kalimat, maka akan disimpan pada otak kiri. Namun berbeda jika dibuat dalam bentuk gambar berwarna, maka otak kanan juga menyimpannya. Sehingga informasi yang memiliki kalimat dan gambar akan lebih cepat terserap dan tersimpan (Dryden, 2001)

Target Otak 5    : sistem belajar secara reflektif.

Memperluas pengetahuan dengan menerapkannya dalam kehidupan  nyata, memperkuat dan memperluas pemikiran pembelajaran dengan menerapkan keterampilan dan penguasaan konsep dalam tugas-tugas pemecahan masalah yang bermakna, kreatif. Contohnya termasuk melakukan investigasi dan survei, merancang eksperimen, menganalisis perspektif, membangun proyek, dan terlibat dalam improvisasi melalui seni visual dan pertunjukan.

Target Otak 6    : Mengevaluasi Pembelajaran

Mengevaluasi sama pentingnya dengan proses pembelajaran seperti aktivitas pembelajaran. jenis penilaian lisan dan tertulis, rubrik, portofolio siswa, produk yang adihasilkan siswa, penilaian berbasis kinerja, dan refleksi diri siswa. Penilaian dilakukan melalui kuis, tugas kelas dan pekerjaan rumah dimana mereka terus-menerus dievaluasi pada pembelajaran mereka. Pada unit ini, siswa dinilai berdasarkan kemampuan mereka perolehan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka seperti membaca, menulis, dan berbicarakaitannya dengan satuan Yang paling penting,. Umpan balik tentang kinerja berguna tidak hanya untuk guru tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat pengetahuan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun