Invasi spesies asing merupakan spesies diluar spesies asli dari habitat tersebut kemudian mengkolonisasi secara massif di suatu habitat sehingga merusak ekosistem asli di wilayah tersebut.Â
Penyebabnya yaitu adanya perdagangan lintas negara yang membawa hewan / tumbuhan baru ke daerahnya, pemenuhan kebutuhan pangan dalam rangka menggantikan rantai makanan yang kosong, dan manipulasi ekosistem agar mengontrol populasi suatu spesies tertentu yang membutuhkan adanya predator.
Keberhasilan tumbuhan asing untuk mengintervensi suatu ekosistem sebenarnya kecil yaitu sekitar 10%, namun hal itu tetap harus diwaspadai.Â
Beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan invasi asing seperti tidak adanya gangguan luar dari manusia atau predator alaminya, ketersediaan sumber daya alam yang mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan, dan kemampuan berkompetisi dengan spesies asli.
Invasi spesies asing dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati dalam tingkat global (biodiversity loss). Spesies asing dapat merubah struktur komunitas dan komposisi jenis asli dengan mengunggulinya dalam hal persaingan untuk mendapatkan makanan dan sumber daya lainnya yang diperlukan
Invasi spesies asing juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia secara langsung. Bakteri, virus, mikroba dapat terbawa melalui makanan, ternak, satwa liar, hingga wisatawan yang datang untuk berekreasi.Â
Contoh spesies asing yang berpengaruh terhadap kesehatan hewan dan manusia adalah tumbuhan kecubung (Datura metel). Invasi spesies asing dapat berdampak pada kesehatan manusia melalui tiga acara.Â
Pertama, organisme yang memiliki tingkat adaptasi tinggi pada lingkungan baru dan menyebabkan penyakit pada manusia. Misalnya severe acute respiratory syndrome (SARS), Human immunodeficiency virus (HIV), COVID-19, dan lainnya.Â
Kedua, organisme yang bertindak sebagai vector yang menyebarkan dan membawa hama penyakit pada manusia. Contohnya adalah nyamuk Aedes aegpty yang membawa virus dengue. Ketiga, spesies asing yang memberikan dampak tidak langsung terhadap kesehatan.Â
Namun, berdampak pada penurunan produksi bahan pangan, air minum, dan kebutuhan manusia lainnya. Hal ini jika spesies asing tersebut beracun, abnormal secara kimia dan fisika.
Cara mencegah invasi spesies asing yaitu dengan mengidentifikasi jenis spesies asing tersebut, lalu memonitoring tingkat invasi secara berkala, dan dilakukan pencegahan agar tingkat invasi dapat berkurang.Â
Identifikasi jenis spesies asing merupakan hal yang penting, karena hal ini dapat mencegah rusaknya ekosistem di kemudian hari. Jika spesies asing tersebut terlambat di identifikasi, maka proses pengendalian akan membutuhkan energi yang lebih besar.
Walaupun begitu, terdapat penyebaran invasi spesies asing oleh manusia yang dilakukan secara sengaja. Misalnya A. nilotica yang ditanam untuk mencegah aliran api dari padang rumput ke hutan jati.Â
Penanaman tumbuhan hias oleh manusia seperti bunga air mata pengantin, bunga pukul empat, bunga sepatu, dll. Penanaman secara sengaja ini memperbesar potensi penyebaran karena manusia sudah memperhitungkan kondisi suhu, tanah, kelembapan agar tanaman asing tersebut dapat hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H