Mohon tunggu...
Risda Putri Indriani
Risda Putri Indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai! Panggil saya Risda !
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biologi - Pendidikan - Islam Mahasiswa Pendidikan Biologi-UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nanoteknologi Teknologi Masa Kini

22 Maret 2022   06:00 Diperbarui: 22 Maret 2022   06:04 3703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara-negara maju saat ini sedang mengembangkan penelitian dan penerapan teknologi nano dengan pesat dan telah mengembangkan riset teknologi nasional dengan serius, seperti National Nanotechnology Initiative (NNI) yang didirikan oleh Amerika Serikat. Teknologi nano juga dikembangkan dengan pesat oleh organisasi antar bangsa di dunia, seperti WHO dan FAO. Dalam pengembangan produk inovatif pada berbagai bidang seperti pangan, obat, pertanian, pengolahan, penyimpanan/pengawetan, dan pengemasan, penggunaan terknologi nano ini sangatlah potensial dalam membantu peningkatkan nilai tambah maupun daya saing produk sehingga lebih menguntungkan.

Nanoteknologi merupakan aplikasi dalam rekayasa dalam skala nanometer (10-9 meter). Contoh benda yang berukuran nanometer adalah enzim, virus, DNA, lipid, karbohidrat yang umumnya berukuran makromolekul kompleks. Nanoteknologi memungkinkan terciptanya obat-obatan berskala nano, memanipulasi pada tingkat nano, dan mengatur serta mengkatalis pada reaksi kimia dalam tubuh. Nanoteknologi dimanfaatkan untuk memandu obat-obatan tertentu agar tepat sasaran di tubuh yang membutuhkan.

Nanoteknologi dibuat dari nanomaterial yang bersifat unik dan berbeda dengan material mikro. Nanomaterial diklasifikasikan menjadi empat, yaitu berbasis karbon (fullerenes, carbon nanotubes, carbon nanofibers, dll), berbasis inorganic (metal, metal oxide nanoparticles, dll), berbasis organic (dendimers, micells, liposome, dll) dan berbasis komposit (metal organic frameworks).

Wikimedia
Wikimedia

Umumnya nanopartikel dapat disintesis melalui 3 jenis metode, yaitu secara fisika, secara kimia dan secara biologis. Metode fisika yang digunakan untuk sintesis nanopartikel antara lain, thermal decomposition, laser irradiation dan elektrolisis. Kelemahan pada metode fisika ini biasanya menggunakan banyak negeri dan membutuhkan sistem vacum dan peralatan yang mahal untuk menyiapkan naopartikel Contoh pada metode thermal decomposition, proses sintesis membutuhkan suhu yang sangat tinggi. Metode yang sering digunakan dalam sintesis nanopartikel secara kimia adalah metode chemical reduction menggunakan zat sodium borohydride atau sodium sitrat sebagai agen pereduksi. Kelemahan pada sintesis menggunakan zat kimia adalah penggunaan zat kimia yang bersifat toksik sehingga penggunaan nanopartikel yang dihasilkan terbatasi (tidak bisa di bidang klinis).

Teknologi nano merupakan suatu pendekatan teknologi mutakhir yang sangat memberi harapan bagi kemajuan di berbagai bidang. Teknologi nano juga dikembangkan di negara-negara berkembang, seperti di kawasan Asia, termasuk Indonesia meskipun belum sepesat negara maju. Hal ini sangat disayangkan, mengingat kemutakhiran teknologi nano seharusnya mampu mendukung perkembangan produk lokal berdaya saing tinggi dan pencapaian swasembada pangan, apalagi kesediaan material nano di Indonesia sangat melimpah dan berpotensi dalam industri besar berbasis teknologi nano, sehingga dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki mempunyai daya saing yang tinggi.

Indonesia pun juga memanfaatkan nanoteknologi, diantaranya pemanfaatan nanoteknologi untuk pembuatan nanomaterial yang ditargetkan untuk pensuplai bahan baku produk nano, pemanfaatan nano-bioteknologi yang ditargetkan untuk peningkatan hasil pangan dan pertanian, pemanfaatan nanoteknologi dalam bidang farmasi dan kesehatan yang targetkan untuk peningkatan kualitas obat Indonesia, pemanfaatan nanoteknologi untuk pemenuhan dan konservasi energi nasional. Penelitian dan pengembangan nanoteknologi saat di Indonesia sudah mulai di beberapa lembaga riset (LIPI, BATAN, BPPT, LAPAN, MRC, dll) atau di universitas (ITB, UI, Unand, ITS, UGM, dll).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun