Mohon tunggu...
Risa Widianti
Risa Widianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah Mahasiswa dari Universitas Ahmad Dahlan

Jika saya seorang penulis, saya akan memiliki kutipan bio yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jalani, Nikmati dan Syukuri

6 Februari 2022   10:45 Diperbarui: 6 Februari 2022   10:49 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama saya Risa Widianti, bisa dipanggil dengan Risa. Saya bertempat tinggal di Bantul Yogyakarta dan saya juga asli dari Bantul. Dulu saya dari alumni SMK Kesehatan Bantul jurusan Farmasi dan saya sekarang alhamdulilah berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta prodi Matematika semester 3 dan akan memasuki semester 4. Saat lulus dari SMK Kesehatan Bantul saya merasa bingung ingin melanjutkan kuliah atau tidak. Karena jika melanjutkan kuliah di jurusan yang sama yaitu farmasi, saya merasa kasihan dengan orang tua karena biaya di perguruan tinggi lebih besar daripada saat SMK, apalagi jurusannya farmasi. Sehingga saya dulu mencoba mengikuti beberapa ujian mandiri di PTN yang sekiranya biaya kuliah tidak begitu berat. Waktu pengumuman SNMPTN dan SBMPTN tidak keterima saya sedikit merasa putus asa karena memang dari saya sendiri tidak ada persiapan yang semaksimal mungkin sehingga tidak ada harapan lebih selain hanya bisa berdoa kepada allah SWT. Tetapi saya tetap mencoba mengikuti salah satu ujian mandiri di UIN Sunan Kalijaga dan memilih prodi Perbankan Syariah.

Alasan saya mengambil di prodi Perbankan Syariah yaitu ada salah satu saudara saya disana sehingga orang tua mendukung sekali kuliah di UIN Sunan Kalijaga karena biar nanti tidak kerepotan dalam mengurusi semua hal dan juga biar ada teman yang bisa membantu. Hari demi hari saya tidak mau hanya berdiam diri sambil menunggu jadwal ujian mandirinya. Saya berinisiatif mencoba mengikuti seleksi diperguruan tinggi Swasta walaupun bisa dibilang hanya mencoba-coba saja. Media sosial sangat membantu dalam mencari berbagai informasi pendaftaran masuk diperguruan tinggi, lewat media sosial ini lah saya mencoba mengikuti seleksi beasiawa KIP-K di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

UMY hanya menerima kuota sedikit untuk KIP-K ini sehingga saya tidak lolos dalam seleksi beberapa hal, namun saya tetap mencoba mengikuti seleksi di UAD. Sedikit demi sedikit saya mengikuti alur pendaftaranya sampai mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Awalnya saya sudah putus asa ternyata pendaftar di UAD ini mencapai ribuan orang sedangkan kuota nya hanya sekitar 60. Saya bingung apakah akan lolos melalui seleksi ini. Saat pengumuman di UAD ini bersamaan dengan jadwal ujian mandiri saya di UIN Sunan Kalijaga. Waktu saya melihat pengumuman di UAD saya kaget sekali ternyata saya lolos masuk jalur beasiswa KIP-K ini, sangat tidak menyangka sekali bisa mengalahkan ribuan orang. Saya sangat bersyukur sekali bisa kuliah dengan biaya yang ditanggung oleh pemerintah sehingga bisa meringankan beban orang tua. Sehingga ujian mandiri di UIN Sunan Kalijaga saya tidak jadi mengikuti ujiannya karena saya benar-benar sudah memantapkan diri untuk kuliah di UAD saja. Prodi yang saya ambil di UAD ini yaitu Matematika, orang tua pernah bertanya "kamu beneran sudah fix di jurusan ini?" Saya menjawab insyaallah saya sudah siap masuk jurusan Matematika, mungkin ini jalan terbaik untuk kedepannya walaupun masuk di UAD melalui jalur ini banyak sekali ketentuan yang harus ditaati. Memang benar jurusan ini sangat lintas sekali dengan jurusan saya saat SMK.

Waktu saya menjadi Mahasiswa Baru rasanya sangat senang sekali Karena bisa kuliah di Perguruan Tinggi Karena saya adalah harapan keluarga yang bisa kuliah. Orang tua saya sangat mengharapkan bisa menjadi Sarjana sehingga suatu saat nanti bisa menjadi orang yang sukses dan mendapatkan pekerjaan yang halal.

            Saya masuk kuliah saat pandemi Covid-19 yaitu tahun 2020, Perkuliahan dilakukan secara daring Karena kondisi tidak memungkinkan untuk Perkuliahan secara tatap muka. Saat Pertama kali memasuki kuliah ada salah salah satu Dosen yang ingin Mahasiswanya memperkenalkan diri satu-satu. Saat itu saya ditanya asal SMA dari mana, lalu saya menjawab dari SMK Kesehatan Bantul jurusan Farmasi. Dosen saya langsung kaget ketika mendengarkan jurusan saya Karena lintas jurusan banget dengan jurusan saya sekarang yang ada di Perguruan Tinggi. Dosen saya menekankan kepada saya agar bisa mengejar materi Karena SMK dan SMA materi yang di dapat sangat berbeda. 

Sebenarnya saya lumayan tidak paham mengenai materi-materi yang diberikan oleh dosen Karena butuh penyesuaian yang lama agar bisa tetap mengikuti seperti yang lainnya. Apalagi perkuliahan ini dilakukan secara daring jadi susah untuk memahami Karena akan lebih paham jika dijelaskan secara langsung. Tetapi saya tetap tidak putus asa dan selalu belajar mandiri atau bertanya kepada teman saya apabila ada materi yang saya tidak paham. Dari KIP-K ini salah satu syaratnya yaitu IPK tidak boleh dibawah 3,0. Saya sangat takut mengenai IPK yang di dapat selama Satu Semester pertama ini. Di penghujung Semester Satu maka keluarlah Nilai IPK saya, bisa dibilang lumayan kecil daripada temen-temen KIP-K Karena saya berada di urutan bawah. 

Waktu itu saya merasa sedih sekali Karena nilai saya lumayan kecil. Tetapi saya juga bersyukur Karena masih diatas 3,0. Mungkin ini adalah langkah pertama yang saya dapatkan untuk bisa ditingkatkan lagi untuk semester berikutnya. Mulai Semester Dua mendekati Tiga saya merasa salah masuk jurusan Karena di Prodi Matematika ini sudah mulai banyak menggunakan codingan. Itu memang jauh sekali dengan pandangan saya saat masuk di Jurusan Matematika. Tak lama kemudian saya mencoba menyukai dalam bidang komputasi saintifik agar dalam menjalani perkuliahan ini bisa dilakukan dengan niat dalam diri saya sendiri.

 Namun disisi lain saya juga sangat bersyukur sekali bisa masuk kuliah dengan gratis walaupun banyak sekali tantangan dan situasi yang saya hadapi selama ini, terkadang pernah sekali merasa capek dan ingin menyerah, Namun semua itu hanya bisa merusak masa depan. Banyak sekali yang ingin diposisi saya bisa kuliah dengan memakai Beasiswa. Saya tetap ikhlas dalam menjalani semuanya Karena bersusah-susah dahulu hingga suatu saat nanti akan berbuah manis. Tidak ada perjangan yang sia-sia di dunia ini. Mungkin memang jalan setiap orang itu berbeda-beda dan tidak ada kesuksesan yang instan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun