Apakah narsis selalu buruk?
Kita perlu telaah lebih dalam. Dalam keberlangsungan suatu organisasi, tentunya pemimpin yang menunjukkan karakteristik narsis sering kali diperlukan. Dengan karakter tersebut, seorang pemimpin lebih mudah untuk komunikasi, menjalin relasi yang lebih luas, bernegosiasi, dan tentunya mumpuni dalam branding perusahaan. Pemimpin akan menampilkan usaha terbaiknya demi berkembangnya perusahaan/organisasinya. Karakter narsis yang dimaksud seperti pembawaan yang penuh percaya diri, mampu mendominasi pembicaraan, dan mengendepankan kepentingan perusahaan/organisasi. Narsis seperti ini boleh kita sebut sebagai narsis yang sehat/ tidak sampai gangguan.
Narsis yang sehat ditandai dengan adanya kepedulian sosial dan empati interpersonal. Seseorang mampu fleksibel, mampu untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Adanya minat yang tulus terhadap gagasan dan perasaan orang lain. Cenderung terbuka untuk berkomunikasi dan diskusi, bukan menggiring orang lain agar mengikuti point of view orang tersebut. Selain itu, narsis yang sehat mempunyai kesadaran untuk evaluasi diri. Mereka menyadari adanya peran dirinya (sebagai pemimpin) ketika terjadi suatu masalah.
Pemimpin dengan narsis yang "sehat" bergerak dengan tulus dan penuh keyakinan untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi. Memajukan dan mengenalkan ke khalayak luas, sesuai visi misi perusahaan/organisasi. Hal ini beda dengan gangguan narsistik (NPD) mereka bergerak dengan tujuan utama adalah untuk kepentingan dirinya sendiri. Seperti mendapatkan jabatan tertinggi, sebagai upaya untuk dekat dengan pemangku jabatan, dst. Tapi mereka pandai mengemas tujuan mereka seolah-olah untuk kebaikan perusahaan/organisasi.
Narsis seperti apa yang perlu waspadai? Perilaku apa saja yang merupakan tanda-tanda NPD?
Terdapat 4 area yang bisa kita amati
1. Kognitif
- Fokus pada kesan dari fakta dan isu, memutar balikkan fakta untuk mempertahankan ilusi tentang diri mereka, tidak fleksibel, mementingkan diri secara berlebihan,berhak mendapatkan lebih baik atau lebih banyak.
2. Afektif
- Sikap acuh tak acuh, marah jika dikritik, iri hari, tidak mampu berempati (hubungan dangkal, ikatan emotional/komitmen sangat minim)
3. Perilaku
- Percaya diri, angkuh, sombong, arogan, egois, mendominasi pembicaraan, mencari kekaguman, cara berpakaian rapi, beda dengan lainnya, tidak peka atau hipersensitif
4. Interpersonal
- Eksploitatif, menyenangkan, menawan, tidak mampu berempati sosial, meremehkan, menolak untuk bertanggung jawab (menyalahkan orang lain).
Bagimana cara NPD mulai bergerak dan menjalin "relasinya"?