"adek mau makan apa?" Â
"makan apa"
"iya.. adek mau makan apa?"
"makan apa"
Â
Pernahkah kita mendengar respon anak yang mengulang atau meniru ucapan kita?
Sering kali kita jumpai anak-anak yang mulai berkembang kemampuan bahasanya  cenderung meniru atau mengulang kalimat dari orang-orang sekitarnya. Mereka sekedar meniru tanpa memahami arti ucapan tersebut. Fase meniru atau mengulang kalimat orang dewasa sangatlah wajar. Terutama untuk anak-anak yang kemampuan bahasanya sedang berkembang. Para ahli sepakat bahwa meniru atau mengulang kata/kalimat adalah bagian dari perkembangan bahasa. Kemampuan meniru atau mengulang ini akan berkurang sampai usia antara 2 atau 3 tahun seiring dengan perkembangan bahasa anak-anak.
Bagaimana kalau anak masih meniru atau mengulang kata sampai usia > 3 tahun ?
Orang tua perlu melakukan observasi mendalam terkait kebiasaan anak dalam meniru atau mengulang kalimat tersebut. Seseorang yang mengulang kata, frasa, atau suara yang ia dengar dari orang lain kita sebut sebagai echolalia. Kondisi ini bisa menjadi red flag apabila terjadi di usia lebih dari 3 tahun. Dalam developmental psychopatology, echolalia merupakan salah satu gejala dari Autism Spectrum Disorder (ASD).
Echolalia pada anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).
Echolalia adalah bentuk pengulangan ucapan yang sangat spontan, tidak disengaja, dan mudah diserap.  Sekitar 75% anak dengan ASD mengalami periode echolalia. Echolalia merupakan salah satu gangguan bicara yang menonjol pada anak ASD. Dahulu echolalia mungkin dianggap sebagai perilaku negatif, stereotip, dan tidak mempunyai makna. Namun saat ini echolalia merupakan sebuah tanda kesulitan bahasa yang dialami anak-anak dengan ASD. Ini sekaligus sebagai sebuah tanda positif adanya perkembangan bahasa. Penelitian banyak membuktikkan bahwa echolalia merupakan cara anak dengan ASD mengembangkan kemampuan bahasa fungsional.