Mohon tunggu...
Risa sulistiawati
Risa sulistiawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - pengusaha

katanya bumi itu bulat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Keluarga Dhuafa oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

13 Januari 2023   11:00 Diperbarui: 16 Januari 2023   23:46 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah SWT telah menetapkan takdir manusia masing-masing. Manusia di ciptakan memiliki kelebihan dan keistimewaan yang berbeda-beda dengan manusia lainnya, dengan adanya perbedaan tersebut akan berpengaruh pada keberlangsungan hidupnya, baik individu ataupun berkelompok, karena perbedaan adalah hukum kehidupan yang lebih mendalam daripada kehidupan manusia itu sendiri, dan juga lebih mendalam daripada sistem sosial dan ekonomi apapun. Perbedaan yang ada pada satuan-satuan di dalam kehidupan bermasyarakat merupakan kebaikan yang ingin dicapai oleh semua orang sebagai kemajuan. Pada struktur kehidupan bermasyarakat pasti ada kelompok menengah kebawah dan kelompok menengah keatas. Kelompok menengah kebawah dan lemah biasa kita sebut dengan istilah kaum duafa.

Di Indonesia sendiri tingkat kemiskinan masih terbilang cukup tinggi, hal ini diperparah oleh terjadinya pandemi yang membuat sebagian orang kehilangan pekerjaan serta sulitnya mencari uang sementara kebutuhan rumah tangga harus tetap berjalan untuk keberlangsungan hidup karena hal itu bisa berdampak kepada tingkat kriminalitas. Saat kebutuhan harus terpenuhi namun tidak ada uang yang bisa di gunakan untuk membeli kebutuhan, maka sesorang bisa gelap mata dan mulai terhasut omongan sehat untuk menjadi jahat. Oleh karena itu kita sebagai makhluk sosial harus membantu sesama agar hal yang tidak diinginkan terjadi.

Tidak hanya pada aspek sosial, di dalam Al-Quran sendiri yang menjadi pedoman kami sebagai kaum muslim terlihat bahwa tingkat kemiskinan adalah sebuah masalah masyarakat yang wajib diselesaikan, kami di perintahkan oleh Allah SWT. untuk membantu sesama, seperti perintah Allah SWT. yang tertuang dalam Al- Quran  surat al- ma'idah ayat 2 yang berbunyi  "Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. /.alMā‟idah; [5]:2).

Oleh karena itu kami sebagai mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka yang yang merupakan perguruan tinggi muslim tergerak hatinya untuk melakukan pemberdayaan kaum dhuafa, untuk mencari ridho Allah SWT. serta untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan. Di proses Pemberdayaan kaum dhuafa ini kami menemukan target pemberdayaan yang menurut kami sangat layak untuk di bantu, target kami bertempat tinggal di Cipinang Asem Kel.Kebon Pala Nusa Indah Jakarta Timur Kecamatan Makasar, beliau adalah Bapak Ujujuari dan istrinya ibu Yati.

Bapak Ujujuari dengan istrinya merupakan seorang penjual sayur keliling dengan penghasilan yang tidak menentu. Dalam sehari tidak banyak penghasilan yang mereka dapatkan, jika dihitung rata-rata penghasilan Bapak Ujujuari dan sang istri yaitu kurang lebih sebesar Rp. 50.000,-/hari. Dari penghasilannya berjualan sayur setiap harinya masih sangat minim untuk kebutuhan sehari-hari beliau dan keluarganya. Bapak Ujujuari mempunyai lima orang anak. Satu diantaranya sudah memiliki keluarga dan tinggal terpisah. Dua diantaranya putus sekolah saat kelas kelas 2 SMP dan 1 SMA dikarenakan ketebatasan biaya, dan dua lainnya masih bersekolah di bangku sekolah dasar kelas 1 dan kelas 6.

Bapak Ujujuari serta Ibu yati memiliki Tempat tinggal yang kurang nyaman dengan satu ruangan yang diisi oleh lima anggota keluarga dengan lantai semen tanpa keramik dan juga kamar mandi yang masih menggunakan pompa manual. Dengan rumah yang minim keluarga bapak ujujuari hanya memiliki perabotan yang sudah tidak layak pakai dan tidak berfungsi seperti kipas angin berukuran kecil dan tv yang sudah rusak. Keluarga Bapak Ujujuari menggunakan dapur umum yang telah disediakan oleh pemilik kontrakan. Rumah yang di tempati beliau beserta keluarga juga sering terkena musibah banjir. Tanggungan biaya hidup sehari-hari bapak ujujuari beserta istri dan anak-anaknya hanya mengandalkan hasil berjualan sayur. Untuk kebutuhan makan, beliau mengandalkan sisa berjualan sayur.

Untuk melakukan pemberdayaan kaum dhuafa ini kami melakukan fundraising untuk membeli perlengkapan- perlengkapan modal usaha, Alhamdulillah banyak orang baik yang berlomba- lomba mencari pahala dengan berdonasi kepada kami hingga akhirnya kami dapat membeli semua kebutuhan Bapak Ujujuari serta Ibu Yati serta dapat memberi sedikit modal usaha.

Tujuan dari pemberdayaan kaum dhuafa ini adalah agar manusia lebih melihat lagi kesekitar apakah masih ada tetangga yang hidup dengan kekurangan, jangan sampai kita makan denga lahap, tidur di kasur yang empuk tanpa berdesakan tetapi di sekitar kita ada yang makan dengan seadanya kekurangan apapun dan tidur di alas yang keras berdempit-dempitan.

Anggota Kelompok :

- Risa Sulistiawati                  (2003015164)

-Iqlimah Attyyatullatifah   (2003015201)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun