Dalam Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Pendidikan merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu masyarakat/bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat/bangsa tersebut.Â
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya manjemen yang baik untuk mengatur dan mengelola sistem persekolahan agar tercapai tujuan dari pendidikan secara maksimal. Salah satunya dengan menerapkan sistem pembelajaran aktif di sekolah sebagai program dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, dimana pemahaman didapat siswa dengan analisis individu dan bimbingan guru.Â
Disini peran guru tidak secara langsung memberikan materi pada siswa tetapi hanya sebagai pembimbing dan mengarahkan siswa agar sampai pada pemahaman yang ingin dicapai. Sehingga perlu adanya strategi belajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Salah satu sekolah Islam di Wonogiri yaitu MAN Wonogiri sudah lama menerapkan kebijakan pembelajaran aktif ini yang langsung diperintahkan oleh Kepala Sekolah MAN Wonogiri bapak Drs. H. Muslih, M.Pd. Pembelajaran aktif dilakukan pada setiap mata pelajaran yaitu dengan berbagai perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru.
Pada mata pelajaran matematika, pembelajaran aktif di MAN Wonogiri sudah dilaksanakan yaitu dengan dibentuknya kelompok-kelompok diskusi sebelum pembelajaran. Setelah itu mereka diberikan suatu masalah terkait pembelajaran matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat menganalisis pemecahan masalah dari soal yang diberikan.Â
Dengan demikian siswa akan lebih mudah memahami materi sesuai dengan pemikirannya sendiri. Dan untuk kesimpulan kegiatan, siswa membuat laporan hasil pembelajaran yang kemudian bisa dijadikan catatan penilaian guru.
Selain itu dalam MBS, siswa lebih dituntut untuk meningkatkan daya literatur mereka dengan banyak membaca. Budaya baca adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dengan mengembangkan kebiasaan membaca pada siswa. Budaya ini menjadi penting di tengah era globalisasi sekarang ini. Mengingat digitalisasi semakin meningkat dan buku semakin ditinggalkan, padahal salah satu cara menambah pengetahuan adalah dengan membaca buku. Selain itu, banyaknya pengaruh negatif yang mengancam bisa dihindari dengan menambah pengetahuan serta berhati-hati dalam menerima informasi.
Sebagai peserta didik penting ntuk menanamkan budaya baca, seperti pada MAN Wonogiri. Di MAN Wonogiri ada beberapa program dan kebijakan yang diterapkan sebagai usaha peningkatan literasi siswa. Seperti pengadaan beberapa fasilitas seperti perpustakan, mading baca, dan pojok baca. Di perpustakaan terdapat program apresiasi pengunjung perpustakaan tersering, jadi untuk siswa yang sering berkunjung ke perpustakaan dan meminjam buku akan diberikan apresiasi berupa hadiah disetiap akhir semester.Â
Siswa yang mempunyai bakat menulis bisa menyalurkan bakatnya dengan menempelkan hasil karyanya pada mading baca. Dan juga pada setiap bulannya ada jadwal tiap kelas mengisi mading sesuai dengan tema yang ditentukan, agar setiap harinya siswa ada bahan untuk membaca setiap melewati mading. Program pojok baca di MAN Wonogiri sudah diadakan dengan membuat rak-rak buku disetiap pojok kelas. Koleksi buku diisi oleh siswa yang ingin menyumbangkan bukunya dan pemberian perpustakan
Kemudian dari guru matematika sendiri ada kebijakan membaca materi atau buku pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Sehingga siswa tidak mengikuti pelajaran dalam keadaan kosong. Tujuannya selain untuk meningkatkan budaya membaca siswa juga dapat melatih bagaimana memahami suatu materi tanpa bantuan guru yang setelahnya dapat dikoreksi saat pembelajaran berlangsung yaitu persamaan perspeksi dengan guru.