Merenung dikeheningan Malam,
ditemani detak jarum jam yang terus terdengar.
Meringkuk disudut ruangmu yang kelam,
dengan sumpah serapah yang terus terlontar.
Dua Dekade telah dilalui bersama.
Bebas kurasakan ketika denganmu.
Hanya padamu ku bisa meluapkan segalanya,
disaat tak ada satupun yang bisa mengerti keaadaanku.
Kau tau akan apa yang terjadi.
Sayangnya, kau hanya diam membisu.
Menyaksikan sisi lain dari diri ini.
Terimakasih, karena telah menjadi tempat ternyaman dalam hidupku.
Tempat yang selalu menjadi tujuan pulang setelah padatnya hari.
Walau hanya menjadi saksi bisu atas hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H