Mohon tunggu...
Binti Risalatus Salafiyah
Binti Risalatus Salafiyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa PAI IAIN Jember

Dari Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Rekontruksionisme di ranah Pendidikan

27 Mei 2020   21:15 Diperbarui: 27 Mei 2020   21:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum kompasianer!!

Pembahasan kita kali ini mungkin akan menjadi tema filsafat terakhir nih guys:(

Tapi tenang, insyaAllah  tulisan kali ini bukan yang terakhir di blog ini..

So let's read guys..

 Rekontruksionisme merupakan kata kunci di pembahasan kita kali ini. Tentunya sudah bisa kita telisik kalau rekontruksionisme terdiri dari dua kata yaitu recontruc yang atinya membangun kembali dan isme yang bermakna suatu aliran atau paham.

Jadi Rekontruksionisme dapat didefinisikan sebagai sebuah aliran yang berupaya merombak suatu susunan terdahulu dengan membangun kembali tatanan hidup sesuai kebudayaan yang bercorak modern atau baru. Aliran ini juga berusaha untuk mencari sebuah kesepakatan antar manusia agar dapat mengatur tatanan kehidupan dilingkungan manusia.

Aliran Rekontruksionisme ini bermuara dari sebuah kondisi dimana masyarakat yang semakin terlepas dari tatanan dunia dalam berperilaku dan bersikap.

 Setelah diusut lebih dalam nih guys, ternyata latar belakang aliran Rekontruksionisme  ini sepaham dengan aliran perennialisme tapiii ada titik perbedaan antara keduanya yang terletak pada prinsip saat mengatasi sebuah masalah yang termasuk visi misi didalamnya. Jika aliran perennialisme berprinsip untuk kembali pada sebuah nilai terdahulu yang tentunya sudah terbukti kebenarannya sedangkan rekontruksionisme berprinsip dengan adanya upaya membina suatu konsesus secara luas dan yang paling mungkin mencapai tujuan tertinggi melalui sebuah kesepakatan.

Rekontruksionisme memandang sebuah realita itu sifatnya universal dan ada dimana-mana dan menganggap manusia mempunyai tugas yang sama yaitu menyelamatkan dunia melalui pembinaan kembali intelektual dan spiritual yang kuat dan sesuai nilai dengan yang benar. Persepsi tersebut menghasilkan pemikiran bahwa masa depan suatu bangsa itu diatur oleh rakyat.

George Lounts

Filsuf sosial dan budaya asal Amerika Serikat ini mempunyai pemikiran untuk membangun kembali masyarakat baru yang dinilai pantas dan adil. Ia juga berpendapat kalau suatu masyarakat dapat terbentuk dengan adanya pondasi yang kuat yaitu pendidikan dimana pendidikan dianggap mampu mencetak manusia yang pintar mengatasi krisis baik dalam hal sosial maupun ekonomi.

Caroline Pratt

Menurutnya rekontruksionisme dapat terwujud jika ada sebuah sekolah yang mampu mencetak manusia yang membangun dan berkembang dalam berpikir. Tujuan utama pendidikan yang merupakan konsensus tertinggi agar tercipta kerja sama di lingkungan manusia. Melaui kesepakatan atau kerjasama tersebut dalam dunia pendidikan yang terjalin antara pendidik dan peserta didik akan tercipta pula pendidikan yang menyenangkan antara dua belah pihak.

Paulo Freire

Ia merupakan salah satu tokoh utama dari aliran rekontruksionisme ini. Menurutnya tujuan pendidikan adalah dapat membuka mata peserta didik agar mereka menyadari adanya realitas ketertindasannya sehingga dapat bertransformasi sosial. Ia juga memandang kalau pendidikan tentunya selalu ada campur tangan politik di dalamnya, baik untuk mempertahankan status quo maupun untuk menciptakan perubahan sosial. Karena itu metode yang ia gunakan dalam pembelajaran ialah banking concept of education, berbeda dengan metode possing yg diterapkan dalam kehidupan praktis di kelas. Sayangnya metode banking concept of education mempunysi kekurangan dimana peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena sistem yang digunakan hanya sebuah transfer pengetahuan dari guru dan penerimaan pengetahuan oleh peserta didik. Guru disini menganggap dirinya sebagai orang yang paling pintar dan serba mampu sedangkan murid dipandang manusia yang bodoh. Peraturan kelas pun gurulah yang menciptakan dan murid hanya bisa mengikuti dan menuruti.

Semoga bermanfaat:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun