Assalamu'alaikum kompasianer!!
Kali ini pembahasan kita adalah filsafat pendidikan perennialisme nih guys:)
Ok! Lets read and enjoyyy..
Perennialisme sendiri berasal dari dua kata yaitu perren yang artinya abadi/kekal/tiada akhir dan isme yang bermakna aliran. Jadi dapat kita analogikan perennialisme adalah sebuah aliran filsafat yang mempercayai adanya nilai-nilai dan norma-norma abadi yang berakar dari realitas budaya. Perihal pendidikan, perennialisme memandang bahwasanya pendidikan harus dilatar belakangi oleh nilai-nilai kultural terdahulu, dimana aliran ini mempunyai kekhawatiran terhadap dunia modern yang dapat membawa krisis dalam segala hal.
Perennialisme juga memiliki khas yang menjadi pembeda dengan aliran filsafat lainnya, antara lain:
1. Penganut prinsip regresif, yang artinya kembali pada nilai-nilai dan prinsip dasar pada masa Yunani Kuno atau abad pertengahan
2. Tujuan menurut aliran ini adalah kandungan dari realita
3. Perennialisme percaya bahwa belajar adalah bentuk dari disiplin mental
4. Kekayaan tertingg dianggap berada di balik alam
    Aliran perennialisme sangat berambisi dalam hal mengabadikan kembali nilai-nilai masa lampau, karena menurut mereka zaman modern lah yang dapat merusak nilai-nilai manusia. Zaman modern juga dianggap sebagai zaman yang sakit karena menjadi penyebab terjadinya krisis di berbagai bidang, seperti dalam hal tingkah laku dan kebiasaan-kebiasaan yang bersebrangan dengan budaya terdahulu.
    Akar dari aliran ini adalah adanya sebuah pertentangan tehadap aliran progesivisme yang menekankan adanya perubahan dan pembaharuan. Berkebalikan dengan aliran progresivisme, perennialisme justru menawarkan adanya jalan mundur dengan mennggunakan kembali nilai-nilai terdahulu melalui media pendidikan.
Tokoh-tokoh aliran filsafat perennialisme diantaranya adalah:
1. Robert Maynard Hutchins
       Ia merupakan tokoh filsafat pendidikan di Amerika yang juga menjadi juru bicara filsafat pendidikan perennialisme. Robert beranggapan bahwa pendidikan diharuskan dapat menumbuhkan adanya sebuah perkembangan dan kecerdasan. Tujuan pendidikan menurutnya ialah dapat menumbuhkan kekuatan pikiran manusia. Ia juga menganggap pendidikan dikatakan ideal jika selalu menggunakan daya intelektual dalam setiap diri manusia dan cara mengembangkan daya intelektualnya adalah dengan membaca dan mendiskusikan buku-buku pengetahuan. Robert juga mempunyai statement jika manusia pada hakikatnya bersifat menyeluruh atau universal begitu pula dengan pendidikan yang harus bersifat universal.
2. Ortimer Adler
       Adler menganggap pendidikan merupakan sebuah proses yang dipengaruhi oleh kebiasan-kebiasaan baik yang dapat membantu manusia mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pendidikan juga diartikan oleh Adler sebagai proses bagaimana mengoptimalkan kemampuan dan bakat yang dimiliki manusia melalui langkah-langkah, yaitu pembiasaan, latihan dan praktek yang dilakukan secara berkesinambungan.
Baiklah sampai disini dulu ya kompasianer..
Smg bermanfaat:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H