Teirngat di Sudan, saat makan bersama, individu-individu tidak boleh (rakus) menumpuk makanannya sendiri. Ambil sedapatnya tangan. Dan menunggu gilaran juga. Mesti lihat juga apakah teman yang lainnya sudah dapat cukup makan?
Juga tidak bisa ikuti selera sendiri. Mesti makanan yang disukai bersama. Bahannya tersedia secara umum. Yang ada di pasar, di sekitaran. Harganya pun kudu terjangkau. Makanya, makanan yang disajikan terbilang sehat. Masih fresh. Bukan pabrikan, yang di sana jadi agak ke barat-baratan.
Mengingat kembali teman-teman di sana, memang jarang dari mereka yang terlihat kelebihan berat badan.
Mungkin gara-gara faktor sosial makan itu sehingga orang-orang tidak seenaknya mengumbar nafsu makan (pribadi). Apa itu juga yang membuat perilaku makan tidak mudah ditipu korporasi makanan (yang mengeksplotasi nafsu pribadi) untuk menumpuk keuntungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H