"Membanting" orang dengan bilang: Bagus, tapi....
Seringkah Anda memberi feedback atau tanggapan pada rekan atau tim Anda dengan rumusan: .....bagus tapi...
"Produknya saya perhatikan cukup kuat, punya durability yang bagus, tapi...kurang menjual."
"Presentasimu bagus, runtutannya mudah diikuti tapi tampaknya tidak sesuai dengan harapan klien."
"Idenya kreatif, tapi tidak efisien."
Mengangkat aspek-aspek positif dulu, lalu dijembatani dengan kata tapi lalu diakhiri dengan menyebut kekurangan.
Jika tujuannya adalah untuk memperbaiki performa rekan kita, maka rumusan bagus, tapi...acap kali kontraproduktif.
Kita mungkin tidak bermaksud buruk, mungkin hanya karena kebiasaan, namun rumusan semacam itu dapat membuat si penerima merasa tidak nyaman, bahkan tak jarang, sakit hati. Kata orang, diangkat tinggi, lalu (dari ketinggian) dijatuhkan. Duh, sakitnya tuh di sini....
Salah satu alasan orang menggunakan rumusan bagus, tapi...adalah karena dia ingin menyampaikan feedback secara komplit. Ada gambaran tentang kekuatan sekaligus kekurangannya. Agar niat itu lebih dapat diterima, ada baiknya rumusan feedbacknya diperbaiki menjadi sebagai berikut.
1. Hilangkan kata hubung tapi. Sampaikan kelebihan dan kekurangan secara setara.
"Ada dua hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, saya menilai idenya kreatif. Setahu saya, belum ada perusahaan yang membuat produk semacam itu. Kedua, yang perlu diperbaiki adalah aspek efisiensi, sehingga feasible untuk diproduksi."