Mohon tunggu...
Risang Rimbatmaja
Risang Rimbatmaja Mohon Tunggu... Freelancer - Teman kucing-kucing

Full time part timer | Fasilitator kampung | Sedang terus belajar bergaul

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Intervensi Dini Perundungan

4 Juni 2024   22:07 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:51 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-lagi kasus perundungan berujung nyawa. Gara-garanya hanya menolak permintaan siswa lain untuk nge-print. Ditolaknya pun diminta malam-malam.

Kasus perundungan yang muncul sebetulnya hanya puncak gunung es. Kasus sesungguhnya jauh lebih banyak.

Juga bukan kasus ujug-ujug. Bukan segmen yang tiba-tiba hadir tanpa ada rangkaian segmen sebelumnya. Perundungan itu proses. Sulit dibayangkan seorang siswa tiba-tiba dipalak, dipojokkan, atau dipukul siswa lain. Pasti ada proses, yang sayangnya tidak terdeteksi komunitas sekolah ataupun keluarga.

Proses interaksi antarsiswa itu berdinamika dan akhirnya menghasilkan peta kuasa tertentu. Muncul siswa atau kelompok siswa yang memiliki kuasa lebih dibandingkan siswa lain. Mereka yang lebih berkuasa inilah yang berpotensi jadi pem-bully.

Tapi ketika korban muncul, banyak pihak, termasuk para pemimpin, mendesak dilakukan intrevensi pencegahan agar tidak muncul lagi kasus serupa. Timing yang kurang tepat, sebetulnya, karena sulit memecah relasi kuasa yang kadung terbentuk kuat.

Intervensi yang kerap dilakukan adalah model edukatif. Semua siswa dikumpulkan untuk diajari tentang apa itu perundungan, dampak, ancaman hukuman pada pelaku, dan lain-lain. Lalu, semua siswa diminta berkomitmen mencegahnya.

Kelompok pem-bully, dalam hati, mungkin hanya ketawa-ketiwi mengikuti sesi edukasi semacam itu. Di lain pihak, kelompok yang sedang dibully, yang menghadapi realita sesungguhnya, semakin tertekan dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan.

Mestinya, intrevensi dilakukan di waktu yang tepat, yaitu saat semua siswa relatif berada di titik nol alias belum terbentuk relasi kuasa yang timpang. Momen yang pas adalah saat orientasi siswa baru.

Masa orientasi siswa baru adalah momentum yang tepat untuk membentuk relasi yang lebih setara dan saling menghargai. Karena pada saat itu, siswa masih saling menjajaki.

Tapi, alih-alih mengenalkan antarasiswa, kegiatan orientasi siswa kerap lebih menekankan pengenalan lingkungan (fisik) dan urusan admin serta akademik, seperti kebijakan kegiatan belajar atau para guru. Pengenalan lingkungan (sosial) terdekat siswa, yaitu rekan-rekannya sendiri, malah diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun