Kita bersama paham bahwa satu-satunya cara yang tersedia untuk mengurangi atau menghentikan penyebaran virus corona adalah dengan perubahan perilaku. Karena tidak ada vaksin dan obat spesifik, orang harus mencegah jangan sampai tertular atau menulari. Karena itu, tetap di rumah saja, (kalau terpaksa keluar) selalu jaga jarak lebih dari 1 meter, pakai masker, jangan menyentuh mata-hidung- mulut (pintu masuk virus), sering cuci tangan pakai sabun, dan makan bergizi.
Untuk perubahan perilaku yang masif, tercetuslah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Nama baru dan baru dilaksanakan sudah terdengar suara-suara kecewa. Orang-orang masih saja berkerumun. Tidak pakai masker. Ojol boncengan. Berdesakan di KRL. Dan lain-lain.
Permintaan untuk evaluasi yang serius pun mengemuka. Salah satu yang disalahkan adalah tak ada hukuman yang jelas. "Kalau ada hukuman serius, kan orang jadi takut," kata salah satu kawan.
Kalau kita tarik ke kerangka intervensi perubahan perilaku yang sederhana 3E's: Enforcement, Engineering dan Education, PSBB termasuk E pertama, enforcement.
Jadi, skenarionya, perilaku warga terbentuk karena terpaksa. Bukan pilihan sukarela. Kalau tidak merubah perilaku, kena penalti, hukuman ataupun sangsi.
Sementara, engineering adalah intervensi perilaku dengan rekayasa fisik. Misalnya (contoh khayalan), bangku-bangku di MRT diselang-seling diberi paku-paku. Orang terpaksa duduk di tempat yang tidak berpaku.
Kalau education, perilaku dibentuk karena ada pesan atau informasi yang sifatnya bisa menakut-nakuti atapun memotivasi dan orang kemudian berubah perilaku atas pilihannya sendiri. Bukan karena takut sangsi atau rekayasa fisik tapi sukarela.
Kembali ke PSBB sebagai intervensi enforcement.
Persoalannya dengan enforcement adalah dia sulit atau bahkan mustahil untuk menyasar mayoritas penduduk. Dia hanya efektif kalau mengurus sedikit dengan dukungan norma sosial di masyarakat.
Begini. Semisal kita mau agar orang tidak main masuk ke pekarangan orang lain dengan mengeluarkan aturan/ regulasi yang mendenda orang yang melakukan itu.