Mohon tunggu...
Risang AndikaTama
Risang AndikaTama Mohon Tunggu... Guru - Guru Olahraga di SMAN 1 Bergas

Saya adalah seorang guru Olahraga di SMA Negeri 1 Bergas kabupaten Semarang, saya memiliki hobi yaitu mengembangkan prestasi peserta didik di sekolah saya, hal lain di luar itu adalah saya sangat gemar berwisata kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejuk Semu di Pantai Juwana

8 Januari 2025   22:52 Diperbarui: 8 Januari 2025   22:52 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung bandeng juwana sumber : Risang Andika Tama

Sejuk Semu di Pantai Juwana

 

             

              Takdir yang menyapa terkadang menyimpan banyak pertanyaan tentang kepastian yang telah direncanakan, semua menjadi misteri yang bisa mendatangkan suka maupun luka pada seorang manusia yang hanya bisa menerima dengan pasrah dan keikhlasan.

              Namaku adalah Sangnu, seorang pria yang telah menjalin ikatan hampir 2 tahun dengan seorang perempuan yang sangat ku cintai bernama Anggraeni, ia adalah perempuan yang berasal dari Pati tepatnya di daerah Juwana. Kami mulai menjalin hubungan pada tanggal 28 November 2021 meski jarak usia kami berbeda 5 tahun namun kami bisa saling melengkapi satu sama lain, kebetulan kami berada ditempat kuliah yang sama yakni di Unnes, yaa jelas selain beda jurusan juga beda Angkatan ya, aku udah lulus dia baru masuk, tetapi hal itu membuat Langkah saya untuk saling mengenal dengan dia menjadi lebih mudah, aku mengambil pendidikan olahraga dan Anggraeni dengan jurusan Kimia. Seiring berjalannya waktu, setelah melewati banyak cerita penuh tawa, airmata, canda dan beragam kenanagan indah yang tercipta bersama, hingga akhirnya aku telah memantapkan hati pada Anggraeni untuk menikahinya dan menjadikannya satu-satunya perempuan dalam hidup ku. Dengan keyakinan dan kepercayaan hati, kami pun memutuskan untuk bertunangan pada tanggal 5 Mei 2022.

              Pada tanggal 5 Juni 2022 keluarga besarnya datang ke rumah ku di Unggaran untuk membalas lamaran. Semua berjalan lancar sebagaimana seharusnya tanpa ada hambatan, hanya tanggal pernikahan saja yang belum ditentukan.

Hari demi hari terus berjalan perlahan melintasi waktu, tepat pada tahun 2022 ia wisuda dan aku pun datang ke acara wisudanya yang menjadi momen kebahagiaan, Anggraeni menyambut ku dengan senyuman begitu pula dengan keluarganya yang ku temui di sana, semua terliha baik-baik saja saat itu.

Namun, tepat pada 13 Mei 2023 aku merasa Anggraeni berubah, ia yang biasanya selalu ceria tiba-tiba mulai membalas pesan whatsapp ku seadanya, seolah tak ingin berkomunikasi lagi dengan ku.  Aku merasa semua mulai menjadi berantakan, padahal semua persiapan pernikahan kami telah siap, mulai dari katering makanan, cafe tempat pernikahan, pelunasan preweed, dan lainnya.

              Aku masih berpikir positif dan merasa dia hanya ingin melakukan prank kepada ku, karena tepat pada 17 Mei merupakan hari ulang tahun ku, aku tak sabar menanti kejutan apa yang akan ia berikan pada ku dengan hati yang berbunga-bunga, namun pada 16 Mei keluarganya datang menemui ku untuk menyatakan pembatalan pernikahan hanya karena alasan sepele yang menurutku sangatlah diluar logika. Bahkan mereka tak menemui ku di rumah namun mengatakan hal semenyakitkan itu di sebuah rumah makan.

              Pak Haris dan Bu Lusi yang merupakan kedua orangtuanya mengungkapkan alasannya membatalkan pernikahan kami adalah karena weton yakni tanggal lahir di adat jawa antara aku dan Anggraeni tidak cocok. Mendengar hal itu aku merasa alasan seperti itu sangatlah tidak masuk akal, jika menurut mereka itu penting mengapa tak mereka bicarakan saja saat di awal tunangan, namun aku hanya bisa menerima keputusan mereka dengan rasa kesal yang menggumpal di hati.

              Aku menjadi sangat kacau, semua menjadi berantakan dan tak menentu. Aku terpuruk dalam kepedihan yang tak bisa diubah, aku ingin mengamuk dalam angkara yang terlepas dengan bebas, begitu gelap pandangan ku, begitu hancur detak dalam jiwa ku, aku mulai menutup diri karena malu untuk keluar rumah, harus menjelaskan ke rekan, saudara, rekan dan keluarga tentang pernikahan ku yang dibatalkan begitu saja. Ibu ku yang bernama Bu Sari menangis sejadi-jadinya dengan air mata yang sampai mengering membasahi pipinya karena kegagalan pernikahan ku. Anggraeni menghilang tanpa kabar sedikitpun, bahkan memblokir semua aku sosmed ku, semua menjadi ketidakjelasan yang berujung kekecewaan tak berlandaskan.

              Tepat di hari wisuda S2 ku pada 20 Juni 2024, tiba-tiba teman ku Puji memberi kabar yang tak pernah ingin ku dengarkan, sebuah kabar yang cukup meremukkan hati ku begitu saja menjadi pecahan-pecahan yang rapuh.

              "Sangnu, kamu udah tau kalau Anggraeni hari ini menikah?"ucap Puji dengan ragu

              "Hah, kamu serius?" tanyaku mencoba tidak percaya

Rekan-rekan ku yang lain juga menunjukkan story wa milik Anggraeni yang sedang melangsungkan pernikahan tepat saat aku menyelesaikan pendidikan ku. Aku tak begitu mempermasalahkannya karena aku sudah berajak move on darinya dan memulai kehidupan baru namun hanya saja itu tetap terasa sakit.

Saat cincin di jari manisnya tersemat, saat itu juga jantung ku terlumat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun