Mohon tunggu...
Risa Margiarti
Risa Margiarti Mohon Tunggu... -

Setiap nafas yang terhembus adalah kata\r\n- notes from " Ada Apa Dengan Cinta ? "

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Wanita dan Korupsi

28 Mei 2013   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:54 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi lagi korupsi lagi…

Seperti itulah keadaan jagad perpolitikan di Indonesia sekarang. Entah kenapa korupsi selalu menghiasi time lime utama banyak media cetak maupun elektonik. Apalagi akhir-akhir ini, banyak politisi yang terjerat masuk ke dalam jeruji penjara karena penggelapan uang dan hal kotor lainnya. Dari mulai politisi pria bahkan politisi wanita pun ikut kecipratan korupsi. Pelakunya ada juga mantan Putri Indonesia tuh. Tak tanggung-tanggung jumlah korupsi mereka milyaran. Bukan main ternyata, sepak terjang para politisi kita.

Membanggakankah??? TENTU TIDAK!

Berita yang sedang hangat-hangatnya sekarang yaitu mengenai korupsi impor daging sapi yang dilakukan oleh petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Lutfhi Hasan Ishaq. Korupsi impor daging sapi??? Kenapa bisa terjadi??? Makanya nggak usah impor aja, harusnya kita yang ekspor ke luar.

Cukup majukan sektor peternakan dan pertanian kita saja, agar para petani tidak terbebani dengan impor daging. Dan rakyat tidak perlu menderita karena semakin mahalnya harga daging sapi.

Dan kasus ini juga menyeret kawan seperjuangan Pak Lutfhi, yaitu Mr. Flamboyant Pak Ahmad Fatanah. Kasus ini cukup menarik karena di dalamnya melibatkan wanita-wanita cantik. Wooow. Mulai dari artis hingga foto model. Konon katanya nih, Pak Fatanah mencuci uang hasil korupsi dengan memberikannya kepada para wanita cantik itu sebagai hadiah. Aduh si bapak baik banget ini. Nggak takut sama istrinya, pak???

Nah, hal yang selalu membingungkan bagi saya. Kenapa banyak kasus korupsi yang melibatkan banyak wanita. Cantik pula. Tidak hanya sebagai tempat pengalihan hasil korupsi tapi juga ada yang sebagai pelaku utama.

Saya jadi punya asumsi, mungkin kasus korupsi itu memang berkawan baik dengan para wanita-wanita cantik. Terlebih lagi, mungkin jika para pelaku ketahuan korupsi jadi kelihatan kalau mereka itu begitu dipuja banyak wanita. Mereka bisa memperlihatkan bahwa umur dan ketampanan memang tidak menjadi syarat mutlak, yang penting punya uang banyak dan bisa menghadiahi banyak wanita. Iyakan???

Disini pihak wanita tidak bisa disalahkan sepenuhnya sih. Mungkin karena kebutuhan mereka menerima hadiah-hadiah itu. Kan katanya Neng Vittalia Secsha, siapa sih yang nggak seneng dikasih hadiah??? Jangan munafik deh. Nggak munafik kok mbak, cuma kalau kita sih lebih memilih nggak nerima.

Kenapa wanita??

Nah, jawaban praktisnya sih kalau seorang pria yang dikasih hadiah malah mengerikan nanti. Nggak enak juga. Makanya pasti kebanyakan wanita. Wanita merupakan objek yang sempurna untuk mengalirkan uang hasil korupsi dengan alih-alih sebagai hadiah. Itung-itung nih, sekalian untuk merebut hati si wanita. Mungkin nanti si wanita kecantol jadi “teman dekat” ataupun “istri”. Lumayan jugakan. Selain itu, keberadaan wanita cantik memang menjadi daya tarik seorang pria. Jadi, nggak heran jika kebanyakan melibatkan wanita cantik dan sexy.

Tapi, nggak semua wanita cantik dan sexy sih. Karena masih banyak juga politisi wanita yang punya integritas yang baik. Dan ada juga wanita yang secara sukarela ataupun terpaksa memberikan barang yang dihadiahkan kepadanya. Jika barang itu ditengarai sebagai bentuk pencucian uang. Ya, hal ini patut diapresiasi. Setidaknya untuk kelangsungan ranah perpolitikan kita.

Jangan sampai, anak cucu dan bangsa lain di dunia ini mengenal kita sebagai negara korupsi. Sebuah lebel yang tentu sangat tidak ingin kita terima. Yang sebenarnya juga merupakan suatu penghinaan secara lebih halus kepada kita.

Kita tentunya ingin dunia politik yang abu-abu itu dapat kembali menjadi hitam dan putih. Dimana yang salah akan tetap dinilai salah, dan yang benar tetap akan benar. Bukan malah menjadi abu-abu karena saling menutupi kejahatan masing-masing.

Dan, kalau boleh saya request? Jangan libatkan lagi para wanita, dan wanita jangan lagi mau terlibat. Karena keterlibatan anda merupakan suatu bumbu manis yang siap melezatkan setiap suguhan kasus korupsi. Perlihatkan bahwa anda merupakan sosok wanita Indonesia yang anggun, cantik dan kharismatik.

Semoga yaa.

Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Salam INDONESIA!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun