Mohon tunggu...
Risal Sadoki
Risal Sadoki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Catatan biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ujian Yang Menyebalkan (Bagian 9)

12 Desember 2024   20:54 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:54 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggilan masuk dari kawan sebaya saya perihal ujian proposal yang berlangsung tidak lama lagi. "Ada ketentuan dan syarat yang perlu saya lengkapi dalam proses pelaksanaan ujian", katanya. Ini sedikit merepotkan. Kalau kawan kawan pernah di tahap ini, saya tidak perlu lagi buang buang tenaga untuk menjelaskan. Tapi yang jelas, ujian sedikit menguras kantongmu. Di kampus saya ketika ujian, kamu perlu menyediakan makanan untuk dosen pembimbing dan penguji, hal itu berlaku umum bagi semua mahasiswa yang hendak mau ujian. Bukan hanya itu, belum lagi naskah proposal yang harus kamu print untuk di bagikan ke penguji dan juga pembimbing, bersyukur kalau kalian punya alat printer sendiri. 

Pada hari senin, tepatnya pada tanggal 11 November 2024. Ujian proposal nantinya berlangsung menegangkan di ruang dosen, tampaknya semua peserta sudah siap siaga, terkecuali saya. Mendengar kabar, sebagian penguji dan pembimbing saya berhalangan untuk hadir. Tidak ada alasan yang jelas perihal itu. Setelah di pikir-pikir, toh biaya yang saya keluarkan untuk kebutuhan ujian akan terbuang sia sia. Oh padahal tidak, sepaskah ujian, sebagian makanannya akan di bawah pulang oleh para dosen yang lain. 

Sementara saya harus menyesuaikan dengan waktu penguji. Ujian yang menyebalkan, sahut saya dalam hati. Semua orang juga pasti marah perihal masalah di atas, termasuk saya sendiri. Bagaimana tidak, kawan.? Coba kamu pikir, saya sudah menyiapkan segalanya, tapi justru di hari ujian mereka tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas. Sudah seperti di film-film, kisah romantisme, seorang yang di PHP oleh idamannya. 

Motor tua menyelusuri kota, di perjalanan, pangilan masuk entah siapa yang menelpon, di buka ternyata dosen penguji. saya di konfirmasi olehnya, katanya, besok saya ditunggu di ruang dosen untuk ujian. Motor tua kembali menyala dan menyelusuri jalan basah yang sudah di guyur hujan tadi sore. Sesekali saya harus meminta maaf pada pengendara lain yang sempat satu jalur dengan saya, toh motor tua ini sedikit mengeluarkan asap hitam. Maaf semuanya. 

Keesokan harinya tiba, ada yang lebih menyebalkan lagi, ketika mau mulai, saya di suru untuk membeli minuman untuknya, pakai uang sendiri. Hadehhh, kenapa waktu ujian kemarin tidak hadir, kan kemarin sudah di siapin semuanya, kata saya dalam hati. 

Waktu ujian, saya sempat menyimak peserta yang lain mempresentasikan proposalnya. Anehnya, sebagian besar malah justru membacanya. Bagi saya, baca dan presentasi adalah dua hal yang berbeda. Baca adalah memberitahukan isi teks dalam proposal. Sedangkan presentasi adalah menyampaikan pemahaman kita tentang isi proposal itu. Entahlah kalau bagi kawan kawan, bagi saya demikian. 

Sekitar 30 menit saya di ruang ujian. Tidak menegangkan, tidak juga menarik, saya sudah hafal pertanyaan yang nantinya di lemparkan pada saya. Maklum, di setiap ujian saya selalu mengikuti proses pelaksanaan ujian senior senior dulu, karenanya itu sudah membekas di ingatan. 

"Secepatnya kamu penelitian", begitulah kalimat terakhir yang di sampaikan penguji. Tak lama, saya langsung keluar dari ruangan yang membosankan itu. Tapi paling tidak, kabar ini sedikit membawa angin segar dalam rumah. 

_________________________

Catatan ini adalah lanjutkan dari catatan sebelumnya (bagian 8). "HARI HARI YANG BERLALU" merupakan catatan yang ingin saya tulis di akhir studi kali ini. 

Risal Sadoki | Catatan Biasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun